Chat GPT: Ancaman atau Peluang?
HorizonAhmad Khairul Hakim
Mahasiswa Program Doktor UIN Sunan Ampel Surabaya
Kemunculan Chat GPT beberapa waktu terakhir ini cukup menghebohkan dan menciptakan kontroversi di kalangan masyarakat di berbagai bidang. Dalam dunia pendidikan, Chat GPT tak kalah menggemparkan. Berbagai kemudahan bisa didapatkan dengan penggunaan teknologi ini. Hasil rekayasa dan kemajuan teknologi yang sangat luar biasa ini, belakangan dilarang penggunaannya oleh Departemen Pendidikan Kota New York. Apa sebenarnya Chat GPT?
Chat GPT merupakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang menggunakan model generasi teks bernama GPT (Generative Pre-trained Transformer). GPT merupakan singkatan dari Generative Pre-trained Transformer yang merupakan arsitektur jaringan saraf yang kuat dalam pemrosesan bahasa alami. Chat GPT adalah implementasi dari model GPT dalam konteks percakapan atau obrolan. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan interaksi yang mirip dengan berbicara dengan manusia. Ketika pengguna mengajukan pertanyaan atau memberikan masukan, Chat GPT menganalisis teks tersebut dan menghasilkan respon berbasis pemahaman dan pengetahuan yang telah dipelajari dari data training.
Dalam pengembangannya, Chat GPT telah melalui beberapa versi, dengan GPT-3 menjadi salah satu yang paling terkenal. GPT-3 memiliki jumlah parameter yang sangat besar dan mampu menghasilkan teks yang sangat mirip dengan tulisan manusia. Melalui kemampuan pemodelan bahasa alami yang kuat, Chat GPT dapat memberikan respon yang responsif, memberikan informasi, menjawab pertanyaan, memberikan saran, dan berinteraksi dengan pengguna dalam berbagai konteks.
Singkatnya, Chat GPT adalah suatu sistem kecerdasan buatan (AI) yang memiliki manfaat dalam melakukan interaksi dalam bentuk percakapan berbasis teks. Penggunaannya dimulai dengan memasukkan pertanyaan, setelah itu AI akan memberikan respon yang relevan. Inilah salah satu argumen utama bahwa Chat GPT memiliki potensi yang terlalu besar yang bisa dimanfaatkkan secara negatif dalam dunia pendidikan. Menurut Jenna Lyle, juru bicara Departemen Pendidikan Kota New York, keputusan untuk melarang Chat GPT, didasarkan pada kekhawatiran mengenai \"dampak negatif pada pembelajaran siswa\". Ia menyebutkan bahwa meskipun alat tersebut dapat memberikan jawaban cepat dan mudah, namun tidak membantu dalam membangun keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa.
Beberapa dampak negatif penggunaan Chat GPT di antaranya adalah ketergantungan pada aplikasi ini. Jika mahasiswa atau siswa terlalu mengandalkan Chat GPT sebagai sumber informasi utama mereka, ini dapat mengurangi kemampuan mereka dalam mencari, mengevaluasi, dan memahami informasi secara mandiri. Mereka dapat kehilangan keterampilan kritis dalam berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah sendiri.
Dampak negatif lainnya adalah kurangnya interaksi antar manusia. Interaksi langsung antara mahasiswa dengan dosen atau tenaga pendidik sangat penting dalam pendidikan. Penggunaan Chat GPT sebagai pengganti interaksi manusia dapat mengurangi pengalaman belajar yang komprehensif. Mahasiswa mungkin kehilangan manfaat dari umpan balik langsung, diskusi yang mendalam, dan bimbingan personal.
Baca Juga : Khilafatul Muslimin : NKRI Diambang Kekhawatiran
Selain itu, pembelajar kehilangan keterampilan bahasa. Jika siswa atau mahsiswa terbiasa berkomunikasi dengan menggunakan Chat GPT, mereka mungkin mengalami penurunan keterampilan bahasa lisan dan tulisan. Chat GPT dapat menghasilkan respon yang koheren, tetapi tidak selalu sempurna dalam tata bahasa atau struktur kalimat. Hal ini dapat berdampak negatif pada kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif.
Selanjutnya, adanya kesalahan dan ketidaktepatan informasi: Meskipun Chat GPT mampu menghasilkan respon yang relevan, namun tidak selalu dapat menjamin keakuratan atau kebenaran informasi yang disampaikan. Terkadang, Chat GPT dapat memberikan jawaban yang tidak sepenuhnya akurat atau dapat menghasilkan konten yang bersifat bias dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Walaupun Chat GPT dilatih menggunakan dataset yang luas, model ini cenderung menghasilkan jawaban yang konsisten dengan data yang dilatih, bahkan jika jawaban tersebut tidak sepenuhnya benar. Ini berarti Chat GPT mungkin memberikan informasi yang tidak akurat atau tidak dapat dipercaya dalam beberapa kasus.
Lebih jauh lagi, adanya penyalahgunaan atau pelanggaran etika. Ada potensi penyalahgunaan Chat GPT dalam dunia pendidikan. Misalnya, penggunaan Chat GPT untuk melakukan plagiarisme atau mencari jawaban yang tidak sah dalam ujian atau tugas sehingga merusak integritas akademik dan mempengaruhi pembelajaran yang sebenarnya.
Chat GPT, sebagai bentuk kecerdasan buatan, tentu saja dibuat untuk memudahkan berbagai urusan manusia. Dalam dunia pendidikan, ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari penggunaan aplikasi ini. Beberapa manfaat tersebut di antaranya, Chat GPT sebagai bantuan belajar. Chat GPT dapat menjadi alat bantu yang efektif dalam pembelajaran. Mahasiswa atau siswa dapat mengajukan pertanyaan mereka kepada Chat GPT untuk mendapatkan penjelasan yang lebih jelas, contoh, atau panduan dalam memahami materi pelajaran. Ini membantu dalam meningkatkan pemahaman dan memperluas pengetahuan mereka.
Selain itu, Chat GPT bisa sebagai pendukung tugas. Chat GPT dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik. Mereka dapat meminta bantuan dalam mencari sumber informasi, menyusun struktur tulisan, atau memperbaiki kesalahan tata bahasa. Ini membantu meningkatkan efisiensi dalam menyelesaikan tugas dan memberikan bimbingan tambahan.
Manfaat lainnya adalah bisa menumbuhkan kreativitas dan inspirasi. Chat GPT dapat menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan ide-ide baru. Mahasiswa atau siswa dapat memanfaatkan Chat GPT untuk menggali gagasan-gagasan kreatif, mengeksplorasi opsi atau pendekatan yang berbeda, dan mendapatkan umpan balik yang dapat memicu kreativitas mereka.
Selain menumbuhkan kreativitas dan inspirasi, Chat GPT juga bisa sebagai pengembangan keterampilan. Dalam interaksi dengan Chat GPT, mahasiswa atau siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, logika, dan pemecahan masalah. Mereka dapat mengajukan pertanyaan yang mendorong mereka untuk memikirkan secara mendalam, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan yang baik.
Lebih lanjut, Chat GPT memberikan akses cepat dan mudah ke informasi yang relevan. Mahasiswa atau siswa dapat mencari definisi kata, menggali informasi tambahan, atau memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang topik tertentu dengan mudah melalui interaksi dengan Chat GPT.
Walaupun Chat GPT memiliki manfaat yang luar biasa, perlu diingat bahwa penggunaan yang bijak dan seimbang sangat diperlukan. Penggunaan Chat GPT sebaiknya tidak menggantikan interaksi manusia dan pembelajaran aktif, melainkan melengkapi dan memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.