(Sumber : nusubang.or.id)

Era Baru RMI Jawa Timur: Menuju Pesantren Mandiri dan Unggul

Horizon

Oleh. Abdul Wasik, M.HI (Pengurus RMI Jawa Timur)

  

RMI (Rabithah Ma\'ahid Islamiyah) Jawa Timur telah mencanangkan visi besar untuk memperkuat posisi pesantren sebagai pusat pendidikan Islam yang tidak hanya mandiri tetapi juga unggul dalam berbagai bidang. Dengan visi \"Menjadikan Pesantren Mandiri dan Unggul,\" organisasi ini berkomitmen memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pesantren di wilayah Jawa Timur.

  

Sebagaimana pengantar Ketua RMI PWNU Jawa Timur masa khidmat 2024-2029 KH. Abdul Hakim Hidayat dalam temu acara Pra Raker RMI Jawa Timur pada Rabu, 18 Desember 2024 via zoom meeting bahwa visi RMI PWNU Jawa Timur adalah Menjadikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri secara ekonomi, kuat dalam keilmuan, dan unggul dalam karakter serta berkontribusi terhadap sosial dan kemasyarakatan, dawuhnya. 

  

Visi ini mengandung makna bahwa: ada tujuan besar yang hendak dicapai dalam masa khitmad ini untuk mengantarkan pesantren sebagai tujuan utama. Tujuan-tujuan ini antara lain:

  

Pertama, Transformasi Pesantren Menuju Pusat Ekonomi Digital Berbasis Keislaman.  Adalah  gagasan atau konsep yang menggambarkan upaya mengubah peran tradisional pesantren dari sekadar institusi pendidikan agama menjadi pusat kegiatan ekonomi berbasis digital yang tetap mempertahankan nilai-nilai keislaman, Mengacu pada perubahan peran dan fungsi pesantren agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman, khususnya dalam memanfaatkan teknologi digital, Pesantren tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama, tetapi juga pusat aktivitas ekonomi berbasis teknologi digital, seperti e-commerce, layanan fintech syariah, atau pengembangan startup yang berlandaskan nilai-nilai Islam, serta Segala aktivitas ekonomi digital yang dikembangkan di pesantren tetap berdasarkan prinsip-prinsip syariah, seperti kejujuran, keadilan, dan larangan riba. Dengan demikian, pesantren dapat menjadi contoh dalam mengintegrasikan teknologi modern dengan nilai-nilai agama bukan hanya tingkat nasional bahkan internasional.

  

Kedua, Digitalisasi Manajemen Pesantren untuk Efisiensi dan Kemandirian Ekonomi. adalah menerapkan teknologi digital dalam mengelola berbagai aspek operasional pesantren dengan tujuan pertama, menerapkan Efisiensi. Digitalisasi membantu mempercepat dan menyederhanakan proses administratif, manajemen keuangan, pengelolaan data santri, pengajaran, serta komunikasi. Dengan memanfaatkan teknologi, pesantren dapat mengurangi pemborosan waktu dan sumber daya, serta meningkatkan produktivitas. Kedua, Kemandirian Ekonomi: Digitalisasi dapat membuka peluang bagi pesantren untuk mengembangkan usaha mandiri, seperti penjualan produk pesantren secara online, pengelolaan koperasi berbasis digital, atau memberikan layanan pendidikan daring. Hal ini mendukung pesantren untuk menjadi lebih mandiri secara ekonomi, tanpa bergantung sepenuhnya pada donasi atau bantuan luar. Singkatnya, digitalisasi manajemen pesantren bertujuan untuk memodernisasi pengelolaan pesantren sehingga lebih efisien dan berdaya secara ekonomi.

  

Ketiga, PemanfaatanTeknologi AI untuk Digitalisasi Khazanah Keilmuan Pesantren. Adalah upaya menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mendokumentasikan, mengelola, dan mengakses ilmu-ilmu yang berasal dari pesantren secara digital. Tujuan dari langkah ini adalah untuk menjaga, memperluas, dan memudahkan akses terhadap kekayaan intelektual, tradisi, dan nilai-nilai keilmuan pesantren. Hal-hal yang akan dicapai antara lain: Pertama, Digitalisasi Manuskrip dan Kitab Kuno melaui AI,  dapat digunakan untuk memindai, mengonversi, dan menerjemahkan kitab-kitab kuno pesantren yang ditulis dalam aksara Arab Pegon atau bahasa lokal, sehingga lebih mudah diakses oleh generasi sekarang melalui platform digital. Kedua, Pembuatan Sistem Pencarian Cerdas Teknologi AI, seperti natural language processing (NLP), dapat membantu menciptakan sistem pencarian yang memungkinkan pengguna menemukan topik tertentu dalam kitab-kitab pesantren dengan cepat dan akurat. Ketiga, Peningkatan Aksesibilitas. Dengan bantuan AI, konten keilmuan pesantren dapat diterjemahkan ke berbagai bahasa dan diubah menjadi format yang lebih mudah dipahami, seperti audio, video, atau visual interaktif. Keempat, Pelestarian dan Perlindungan AI membantu memastikan kitab-kitab dan naskah-naskah kuno tidak hilang akibat kerusakan fisik, karena telah disimpan dalam bentuk digital yang aman dan tahan lama, dan Kelima, Pengembangan Platform Pembelajaran. AI memungkinkan pengembangan aplikasi atau platform pembelajaran yang dapat memberikan pengajaran berbasis pesantren secara interaktif dan personal, sesuai dengan kebutuhan santri atau masyarakat umum.

  

Keempat, Pesantren Sebagai Inkubator Startup Teknologi Berbasis Nilai Islam. Adalah mengacu pada peran pesantren dalam mendorong dan mendukung pengembangan usaha rintisan (startup) berbasis teknologi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam. Target yang akan didapatkan dari program ini adalah Pesantren sebagai Pusat Pembelajaran dan Inovasi, Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga tempat untuk membangun karakter, keterampilan, dan wawasan teknologi, dengan memanfaatkan ekosistemnya, pesantren dapat menjadi pusat pembinaan kewirausahaan dan inovasi teknologi, terutama bagi santri yang berbasis nilai islam, dan disisi yang lain pesantren akan melakukan kolaborasi dengan dunia luar. Artinya Pesantren dapat bermitra dengan universitas, perusahaan teknologi, atau pemerintah untuk mendapatkan akses terhadap teknologi dan investasi baik dalam negeri ataupun luar negeri, dengan kolaborasi ini, santri tidak hanya mendapatkan ilmu agama tetapi juga keterampilan yang relevan di dunia kerja modern.

  

Kelima, Pesantren di Era Digital: Menghubungkan Tradisi dan Teknologi untuk Masa Depan. Mengandung makna bahwa pesantren sebagai lembaga pendidikan berbasis agama dan tradisi Islam, diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi modern. Pesantren tidak hanya menjaga nilai-nilai tradisional dan spiritual yang diwariskan, tetapi juga mengintegrasikan teknologi digital untuk meningkatkan pendidikan, manajemen, dan peran sosialnya. Tujuannya adalah mempersiapkan generasi santri yang kompeten secara religius sekaligus melek teknologi, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan masa depan tanpa kehilangan jati diri sebagai santri kaum sarungan.

  

Gagasan ini mengedepankan pesantren sebagai aktor strategis dalam mengintegrasikan nilai agama dengan kemajuan teknologi untuk menjawab tantangan zaman, sehingga terbentuk santri yang ber – ISI (memiliki Intelektualitas Tinggi, Spritualitas yang kuat dan ber- Integritas islami). Untuk mencapai tujuan ini Ketua RMI Jawa Timur menegaskan pentingnya sinergi antara pesantren, masyarakat, dan pemerintah untuk mencapai visi besar tersebut. Dengan pesantren yang mandiri dan unggul, diharapkan pesantren mampu menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi penerus yang berkompeten dan berakhlak mulia.