Film Santri Pilihan Bunda Sebagai Media Dakwah Millenial
HorizonOleh: Ismiati
Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya
Film Santri Pilihan Bunda telah resmi tayang perdana sejak 9 Maret 2024, tepatnya di bulan Ramadhan. Dengan mengusung genre drama remaja nuansa Islami, film ini diadaptasi dari novel best seller karya Salsyabila Falensia yang pernah populer di aplikasi novel bernama Wattpad. Kemudian dijadikan sebuah film yang diproduksi oleh Screenplay Films dengan disutradarai oleh Angling Sagaran. Dalam film ini terdapat 8 episode yang tayang berangsur di setiap minggunya, episode ke-8 ditayangkan pada 20 April 2024. Film ini perankan oleh Naura Ayu sebagai Aliza Shaqueena Iqala dan Fadi Alaydrus sebagai Kinaan Ozama El Fatih, serta Teuku Rasya sebagai Zero.
Dalam film ini menceritakan perjalanan Aliza menemukan jodohnya, Aliza merupakan anak kedua dari 2 bersaudara, kakaknya bernama Rana, ayah dan bundanya bernama Mira dan Rakha. Aliza merupakan seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang menikmati masa muda bersama teman-temannya. Aliza memiliki cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri, dan mempunya pacar seorang dosen Hubungan Internasioal bernama Zero.
Suatu hari, Aliza mendapat telepon dari temannya yang bernama Kanaya, memintanya untuk dijemput di sebuah hotel karena terjebak oleh seorang kenalan di aplikasi kencan. Aliza langsung pergi menggunakan sepeda motornya ke hotel tersebut untuk menyelamatkan temannya. Setibanya di hotel, kekisruhan terjadi lantaran orang-orang di hotel tersebut merekam kejadian. Video tersebut viral hingga diketahui oleh teman-teman bunda Aliza, Mira Mahira. Video viral tersebut membuat Mira salah sangka dan khawatir anaknya terjerumus hal-hal negatif. Oleh karena itu, Mira memutuskan untuk menjodohkan Aliza dengan seorang anak pemilik pondok pesantren Al-Falah bernama Kinaan, yang terkenal karena kepintaran dan ketampanannya.
Namun, Aliza dengan berbagai cara berusaha untuk menolak perjodohan yang dilakukan dengan sistem ta’aruf. Bukan tanpa sebab, Aliza menilai bahwa perjodohan itu adalah salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Apalagi, Aliza sebenarnya sudah punya pacar di kampus bernama Zero dan sudah menjalin asmara selama 2 tahun. Berbagai sikap cuek dan penolakan dilakukan oleh Aliza, namun Kinaan rupanya sangat sabar dalam menghadapi dan melakukan pendekatan kepada Aliza.
Usaha Kinaan ternyata tidak sia-sia karena Aliza akhirnya mulai luluh dengan sikap Kinaan. Pada akhirnya, Aliza dan Kinaan memutuskan untuk melangsungkan pernikahan. Namun disaat Aliza dan Kinaan sedang berusaha memperjuangkan pernikahan mereka, keduanya diuji oleh masalah yang muncul dari masa lalu Kinaan. Dimana Kinaan memiliki masalalu yang kelam ketika di masa SMA (Sekolah Menengah Atas), Kinaan yang sebelumnya memiliki nama Angkasa merupakan ketua geng Motor bernama Orion, dan memiliki pacar bernama Jasmine.
Di masa SMA Kinaan dan Jasmine berpacaran hingga sampai pada hal yang dilarang oleh agama Islam, yaitu ketika pesta kelulusan SMA, Kinaan, Jasmine, dan teman-temannya minum-minuman keras, hingga akhirnya melakukan perbuatan zina yang juga di video oleh handphone Jasmine. Video tersebut viral dan sampai pada handphone mama Kinaan, hingga akhirnya Kinaan di usir dari rumah dan bertemu Abi dan Umi yang mengajak Kinaan untuk menjadi anak mereka dan tinggal di pesantren.
Singkat cerita, setelah 5 tahun Jasmine menghilang, Jasmine membawa anak laki-laki bernama Orion yang isunya, Orion adalah anak dari Jasmine dan Kinaan. Jasmine meminta Aliza dan Kinaan merawat Orion, karena ia hendak melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Setelah di usut tuntas, ternyata Jasmine berbohong, Orion adalah anak dari Jasmine dan Suaminya yang telah meninggal, bukan anak dari Kinaan.
Hubungan Aliza dan Kinaan membaik setelah mengetahui yang sebenarnya. Setelah masalah Jasmine, Aliza juga khawatir kepada kakaknya yang bernama Rana, saat itu Rana berpacaran dengan Zero mantan Aliza. Zero dikenal sebagai laki-laki toxic yang suka melakukan kekerasan kepada wanita atau sering disebut sebagai psyco. Aliza telah memberi tahu Kakak Rana untuk tidak berpacaran dengan Zero, namun Kakak Rana tidak mendengarkannya. Hingga suatu ketika Rana sadar dan putus dengan Zero. Zero marah dan tidak terima, sehingga melakukan hal yang membuat dirinya sendiri rugi, seperti kehilangan sahabatnya dan diberhentikan dari statusnya sebagai dosen.
Hingga sampai pada saat Zero bertaubat karena ajakan Kinaan agar Zero memulai hidup baru dan tinggal di pesantren yang sama dengan Kinaan. Setelah itu, Zero mulai belajar sholat, mengaji, dan mengikuti rangkaian ibadah yang ada di Pesantren.
Pesan-pesan yang disampaikan dalam film ini banyak mengajarkan tentang akidah, syariah, dan akhlak, terutama untuk anak muda yang sedang terombang-ambing. Dalam film ini juga disajikan bentuk adegan yang menginspirasi dan mudah dipahami oleh kalangan anak-anak muda. Ini merupakan media baru yang kreatif dan aplikatif serta dapat menjadi contoh untuk film-film berikutnya agar terus menggaungkan pesan-pesan dakwah Islam. Selain itu, penggunaan film sebagai media dakwah juga merupakan inovasi baru, agar penyampaian pesan tidak monoton. Terutama untuk kalangan anak-anak muda millenial yang menyukai hal-hal baru.
Harapan kedepannya agar ada lebih banyak lagi karya-karya kreatif dalam bentuk film bernuansa regili dengan muatan pesan-pesan dakwah Islam. Sehingga dakwah Islam memiliki sebuah media baru melalui film-film religi yang dibuat. Maka dari itu, dakwah dapat mudah disampaikan dengan versi lebih kreatif dan mampu bersaing di era yang serba millenial ini.