(Sumber : Islampos)

KH. Abdul Rani Mahmud dan Kecintaannya dalam Belajar

Horizon

KH. Abdul Rani Mahmud (1912- 1993) sebagai seorang Ulama juga seorang Guru yang mengajar di Madrasah Al-Raudhatul Islamiyah Pontianak pada tahun 1939 sampai dengan 1945. Beliau juga pernah menjabat sebagai Kepala Madrasah Al-Raudhatul Islamiyah tahun 1947 hingga 1950. Tentunya sebagai seorang guru, beliau memahami dengan benar bagaimana caranya mendidik murid-muridnya. Disini kita ingin mengetahui bagaimana kontribusi pemikiran beliau di bidang pendidikan dan menganalisis pemikiran Falak beliau yang tentunya memberikan penguatan pendidikan nilai kepada ummat Islam di Pontianak dan Indonesia pada umumnya.

  

KH. Abdul Rani Mahmud lahir di Pontianak, tepatnya di Kampung Tambelan Sampit (suatu kampung di pinggiran Sungai Kapuas Pontianak) Kalimantan Barat pada Jum’at Subuh jam 5, pada 19 Sya’ban 1330 H bertepatan dengan tanggal 12 Mei 1912 M (setelah diteliti ternyata bertepatan tanggal 2 Agustus 1912 M). Silsilah keturunannya  adalah KH. Abdul Rani Mahmud bin H. Muhammad Arsyad bin Abdurrahman bin Khidir    bin Yusuf bin Abdullah (Bujang) bin Syekh Ahmad Al-Hatimy Al-Yamany dari Desa Bani Amir antara Yaman dan Hijaz.

  

Masa pendidikan KH. Abdul Rani Mahmud dimulai dengan pelajaran dasar membaca Al-Qur’an yang didapatnya dari orang tuanya sendiri dan datuknya, H. Muhammad Arsyad dan neneknya, setelah itu belajar kepada seorang Tuan Guru Ahmad di Kampung Kuantan dan tamat (khatam) 15 Sya’ban 1337 H. Kemudian dilanjutkan dengan belajar baca tulis Melayu huruf Arab,  juga diajar oleh ayah dan datuknya. Hal ini berlangsung selama lebih kurang empat tahun, yaitu sejak ia berusia 6 tahun sampai 10  tahun (antara tahun 1918 sampai 1922).

  

Pendidikan yang ditempuh selanjutnya adalah Sekolah Gubernemen di Pontianak selama 5 tahun (tahun 1923 - 1928), dan tamat dengan sertifikat. Ia sekolah Gubernemen pada pagi hari dan sore harinya ia masih tetap melanjutkan pelajarannya yaitu Pengajian Al- qur’an dan pelajaran Agama Islam. Malam hari ia gunakan waktunya untuk belajar Seni budaya Islam diantaranya membaca Maulid, Barzanji, Nazham, Syarafal Anam, Hadhrah dengan lagunya masing-masing, serta jepin dengan gambusnya. Sehingga tidak heran kalau ia sangat mahir sekali dalam “Seni Budaya Islam” yang telah dipelajarinya.

  

KH. Abdul Rani Mahmud menggunakan sebagian besar waktunya untuk belajar  dari pagi, sore hingga malam hari. Ia sangat haus akan ilmu; baik ilmu agama Islam maupun lainnya. Pada usia 17 tahun beliau belajar  Kitab-kitab yang berbahasa Arab seperti Ilmu Bahasa Arab (Nahwu, Sharf, Ma’ani, Bayan, Badi’ dan sebagainya), Tauhid, Mantiq, Fiqh dan Tasawuf.

  

Ia belajar pada pagi, sore dan malam hari di Surau-surau Tuan guru yang hidup pada masa itu (tahun 1929 - 1936). Ia belajar ilmu-ilmu di atas pada Tuan Guru H. Thaha di Kampung Banjar Serasan, Tuan Guru H. Ismail Jabal, Tuan Guru H. Muhammad di Kampung Tambelan. Pontianak. Dari para Tuan Guru inilah beliau belajar ilmu falak seperti hisab urfy, hisab haqiqy dan rubu’ mujayyab. Walaupun tidak disebutkan secara langsung silsilah (sanad) ilmu falak yang beliau pelajari secara langsung tetapi beliau pernah menyatakan bahwa yang pertama menyebarkan ilmu falak di Pontianak adalah H. Ismail   Al-Kelantani seorang Ulama besar yang pernah menjadi mufti kerajaan Pontianak pada tahun 1910.

  

Karya-karyanya itu sebagian besar erat kaitannya dengan bidang Fiqih, hal ini dikarenakan beliau sangat tertarik di bidang ini tanpa mengabaikan bidang keagamaan yang lainnya, seperti Tauhid, Tasawuf, Tarekat, Akhlaq, Al-Qur’an dan Tafsir, Hadits dan lainnya. Hanya saja bidang Fiqih yang lebih banyak ia tekuni, yaitu dengan mengkaji atau membaca Kitab-Kitab Kuning (Klasik) yang ada hubungannya dengan bidang Fiqih kemudian menguraikannya ke dalam tulisan atau mengajarkannya.

  

Di bidang pendidikan beliau adalah seorang Guru Madrasah Al-Raudhatul Islamiyah (1939-1945), Guru Sekolah Menengah Islam Pertama (1954-1958), Guru Sekolah persiapan IAIN Pontianak (1962-1965), Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Swasta Pontianak (1965-1968), Pengasuh dan Pengajar Majelis Ta’lim Al-Ihsan (1969-1993).

  

Jadwal salat sepanjang masa ini beliau  buat sekitar tahun 1970-an dan telah tersebar  di seluruh masjid dan mushola di Kalimantan Barat. Jika dilihat dari tahun pembuatannya maka jadwal ini berusia 54 tahunan (1970- 2024) dan sampai hari ini masih digunakan oleh pengurus-pengurus masjid dan mushola kota Pontianak dan masyarakat Kalimantan barat pada umumnya.