KH. Muhammad Rusdi Wahid : Pendiri Pesantren Raudhatul Ulum I Meranti
HorizonAbdus Shomad
Mahasiswa Program Doktor Pendidikan Islam Multikultural UNISMA
Desa Klepu yang Terpencil
Desa Klepu adalah desa yang berada dalam administrasi Kecamatan Sumber Manjing Wetan Kabupaten Malang, secara topografis Desa Klepu merupakan daerah pegunungan terletak disebelah selatan Kota Malang di kaki Gunung Semeru diatas Gunung Kendeng. KH. Muhammad Rusdi Wahid dilahirkan dari pasangan suami istri, ibunya bernama Susri binti Semadin dan ayahnya bernama Nuhun bin Seraman alias Pak Paket, nama Pak Peket disematkan kepada ayah beliau karena pada waktu itu ketika orang mendapat atau mengantar kiriman paket ayah beliaulah yang diminta bantuannya, hingga dinamai Pak Paket. Sedangkan tambahan nama Wahid dibelakang nama beliau sebagai penanda bahwa beliau adalah tokoh pertama yang mendirikan Yayasan yang bernama Raudhatul Ulum 1 yang sampai sekarang Yayasan yang bernama Raudhatul Ulum mencapai tiga belas cabang, dari kata satu itulah penambahan nama beliau dengan menggunakan bahasa arab Wahid.
Pendidikan KH. Muhammad Rusdi Wahid
Beliau memulai belajarnya dari SR (Sekolah Rakyat) di Desa Klepu. Setelah menyelesaikan enam tahun pendidikannya, beliau dipanggil oleh guru ngajinya yang bernama KH. Muhammad Nur, \"Hai Rusdi. Kamu itu mondok saja supaya menjadi orang pintar.\" Mendengar perintah seperti itu, beliau hanya menyerahkan keputusan pada ayah dan ibunya. Beberapa hari kemudian, sang guru KH. Muhammad Nur datang menemui bapak dan ibu beliau dan terjalin kesepakatan agar beliau di masukan ke pesantren. Lalu beliau di masukkan ke Pesantren Raudhatul Ulum I Ganjaran, tepatnya di Desa Ganjaran Kecamatan Gondang Legi Kabupaten Malang Jawa Timur bersama saudara sepupunya yang bernama Imam. Selama lima belas hari di sana, beliau sangat ingin pulang serta menangis karena air yang di gunakan mandi para santri beraroma tidak sedap serta berwarna kehitaman. Bahkan begitu pula air yang digunakan untuk makan dan minum. Setelah pulang dan sampai di rumah, ke esok harinya datanglah teman-teman beliau, "Rusdi, kamu mondok dalam waktu lima belas hari makin ganteng dan bersih." Mendengar teman-teman- nya berkata seperti itu, beliau tertarik untuk kembali ke pondok lagi kerena di bilang ganteng, bersih. Beliau berbisik kepada ibunya bahwa ia ingin kembali ke pondok lagi karena dibilang ganteng sama teman-temannya. Selain itu, beliau kembali ke pondok bukan hanya mencari ilmu tapi juga senang dikatakan ganteng oleh teman-temannya. Akhirnya beliau kembali ke Pondok Pesantren Raudhatul Ulum I Ganjaran, Desa Ganjaran, kecamatan Gondang Legi Malang. Semasa mondok di pesantren, beliau ditunjuk langsung oleh Kiai Yahya Shabrawi sebagai keamanan pondok Pesantren Raudhatul Ulum I Gondang Legi Malang. Amanah ini akhirnya dapat diemban dengan sangat baik.
Beliau lulus pada tahun 1973 dari sekolah Madrasah Aliyah Raudhatul Ulum I Gondang Legi Malang, setelah kelulusan beliau dipanggil oleh Alm. KH. Yahya Sabrowi (Selaku pengasuh Pesantren Raudhatul Ulum I Ganjaran) beliau memangnggil, "Hai Rusdi kamu akan saya kirim ke Pontianak untuk menjadi guru disana, karna ada orang minta guru untuk mendidik di sana. Setelah beliau dipanggil sang Kiai, Rusdi muda langsung pergi ke kamar untuk memikirkan amanah yang disampaikan oleh gurunya, serta sempat menangis karena belum tentu mampu menghadapi dan menjalankan amanah dari gurunya. Beberapa hari kemudian beliau di suruh membereskan perlengkapan guna keberangkatan menuju Pontianak. Tidak ada keterangan tanggal berapa, yang jelas pada tahun 1973 beliau bersama temannya yang diutus. Esok harinya beliau dikirim ke Pontianak bersama tiga orang teman lainnya yaitu Ustadz Marjuin yang ditempatkan di Desa Siak dan Ustadz. Samin yang ditempatkan di Desa Retok sedangkan Kiai Rusdi di tempatkan di Desa Puguk Dusun Meranti.
Beberapa bulan kemudian beliau mendapakatkan surat dari KH. Yahya Sabrowi melalui Kiai Syakur, isi surat itu adalah pesan yang disampaikan oleh guru beliau untuk KH. Rusdi Wahid, \"Wahai Rusdi, jalanmu hanya Masjid dan Madrasah artinya shalat berjamaah jangan sampai ditinggalkan, jalan ke madrasah artinya beliau harus mengajar jangan sampai tidak mengajar madrasah. Mulai sejak itulah Rusdi muda bersama-sama masyatakat merencanakan mendirikan Madrasah yang nantinay diberi nama Raudhatul Ulum 1 Meranti, pengambilan nama ini diambil dari nama asal Pondok Pesantren beliau yaitu Raudlatul Ulum 1 Ganjaran.
Baca Juga : Jihad: Iming-Iming Jalan Pintas Menuju Syurga
Dakwah Kiai Muhammad Rusdin Wahid
Dalam setiap dakwahnya Kiai Rusdi (panggilan akrabnya) selalu berpesan kepada semua santri dan alumni agar selalu tabah, sabar dan bersungguh-sungguh dalam belajar, ‘Belajar dengan giat dan bersungguh-sungguh untuk mencari ridho Allah SAW’. Kiai Rusdi juga dalam setiap dakwahnya tak jarang menceritakan asal muasal beliau di tugaskan ke Pontianak dan juga menyampaikan apa yang dipesan oleh gurunya Kiai Yahya Sabrowi untuk selalu istiqomah menjaga sholat berjama’ah.
Alhamdulillah dalam jangka dua tahun pesantren dan madrasah berdiri. Namun pada saat itu tidak ada pelajaran umum sama sekali, hanya berfokus kemata pelajaran agama saja. Pada tahun 1979 beliau mengadakan musyawarah lagi dengan masyarakat untuk diadakan sekolah formal. Beliau melaporkan keinginan nya kepada Departemen Agama yang saat itu berada di Kabupaten Mempawah dan mengundangnya untuk datang ke Dusun Meranti. Dan alhamdulillah pengajuan beliau diterima dan diakui oleh Departemen Agama. Sampai sekarang Pondok Pesantren Raudhatul Ulum 1 Meranti sudah mempunya santri berjumlah kurang lebih 500 santri mukim, dengan tenaga pengajar yang berstatus S1 sebanyak 24 orang, S2 sebanyak 14 orang dan S3 satu orang, proses S3 satu orang. Dengan jenjang pendidikan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Raudhatul Ulum Metanti:
1. Mts. Raudhatul Ulum 1 Meranti
2. MA. Raudhatul Ulum 1 Metanti
3. Sekolah Tinggi yang berkerja sama dengan Universita Nahdlatul Ulama Kalbar
4. Madrasah Unggulan Darussalam
5. Madrasah Darul Qur’an Al-Munawwaroh
6. Madrasah Assalafiyah Al-Lubab
7. Madrasah Diniyah Raudhatul Ulum 1 Meranti
8. RA. Raudhatul Ulum 1 Meranti
Semua pencapain ini tidak lepas dari kegigihan dan kesabaran Kiai Rusdi demi menjalankan amanah yang dibebankan oleh gurunya KH. Yahya Sabrowi. Mudah-mudahan untuk selanjutnya perjuang yang beliau lakukan semakin menebarkan kemanfaatan kepada semua ummat, bangsa dan negara. Karena itu beliau mohon bantuan kepada seluruh alumni, masyarakat dan muslim muslimat di seluruh dunia khususnya di Kalimantan Barat untuk mendoakan supaya pendidikan yang ada semakin berkembang dan mendapat ridho dari Allah swt. Amin
Kisah ini ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan KH. Muhammad Rusdi Wahid dan infornam yang terlibat dan observasi lapangan.