(Sumber : bola.com)

Naturalisasi Peluang atau Ancaman?

Horizon

Risma Azzah Fatin

Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

  

Saat ini sepak bola Indonesia tengah berbahagia sekaligus membanggakan pasalnya untuk pertama kalinya Indonesia lolos kualifikasi piala dunia round ketiga setalah berhasil menaklukkan Filipina dengan skor 2-0. Hal tersebut tidak terlepas dari perjuangan para pemain dan pelatih. Shin Tae-Yong pelatih tim nasional Indonesia yang berasal dari Korea Selatan mengatakan “Ini merupakan sebuah awal dari perjuangan, memang kita telah lolos round ketiga. Tapi perlu diingat kita merupakan tim yang paling lemah”. Ujar Shin Tae-Yong. Dalam pertarungan perebutan tiket untuk lolos ke piala dunia perwakilan Asia, Indonesia merupakan squad dengan peringkat sepak bola paling rendah. Ada Irak peringkat 36, Qatar peringkat 35, Korea Selatan peringkat 32, Iran peringkat 20, hingga Jepang peringkat 17. Sedangkan Indonesia sendiri berada dalam peringkat 134 dunia menurut sumber FIFA (Fédération Internationale de Football Association). Hal ini menjadikan Indonesia sebagai squad terlemah dalam pertandingan kualifikasi piala dunia round ketiga nanti.

  

Prestasi sepak bola Indonesia bukan hanya itu saja. Sebelumnya setelah menunggu selama 16 tahun lamanya Indonesia mampu menembus ASIAN CUP atau piala asia dan berhasil lolos dalam fase 16 besar. Lalu Indonesia juga menjuarai ajang turnamen olahraga se-Asia Tenggara atau yang biasa dikenal dengan sebutan Sea Games pada tahun 2023 setalah berhasil menaklukkan Thailand dengan hasil yang sangat memuaskan yakni Indonesia berhasil mencetak 5 gol dan Thailand yang mampu mencetak 2 gol.

  

Kemajuan sepak bola Indonesia saat ini tidak dapat dilepaskan dengan adanya pemain naturalisasi. Sebab banyaknya pemain naturalisasi menjadikan permainan sepak bola Indonesia layaknya permainan sepak bola internasional. Hal ini menuai banyaknya pro dan kontra. Bagaimana tidak, kedatangan pemain naturalisasi mengurangi posisi jumlah tim nasional lokal Indonesia. Setidaknya terdapat 10 dari 28 tim nasional yang merupakan hasil dari naturalisasi. Bisa dikatakan bahwa 10 jumlah pemain tersebut telah menggugurkan 10 bakat dari pemain lokal Indonesia. Bahkan PSSI juga telah mendatangkan penjaga gawang yang saat ini membela tim sepakbola asal Amerika Serikat FC Dallas bernama Marteen Paees. Namun, hingga saat ini Marteen Paes belum bisa membela tim Garuda dikarenakan terganjal adanya proses pemindahan Statuta FIFA. Akankah Marteen Paes akan menjadi penjaga gawang tim Garuda di kualifikasi piala dunia round ketiga nanti? Lalu bagaimana dengan Ernando Ari yang saat ini berada sebagai penjaga gawang tim Garuda? Akankan nasib anak bangsa lain akan digantikan dengan anak-anak naturalisasi?

  

Apapun yang dilakukan oleh PSSI guna untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Jika dilihat dari segi jangka pendek hal tersebut akan sangat berdampak positif terhadap kompetensi sepak bola Indonesia. Pasalnya dengan mendatangkan pemain naturalisasi mampu membawa Indonesia meraih prestasi yang jarang didapat sebelumnya. Karena sebelumnya peringkat sepak bola Indonesia menurut FIFA berada di posisi 174 dan saat ini peringkat sepak bola Indonesia naik menjadi di posisi 134 dunia. Hal ini tentu menjadi prestasi yang sangat membanggakan bagi sepak bola Indonesia. Tapi, Jika dilihat dari segi jangka panjang. Hal ini akan menjadi mimpi buruk terhadap anak-anak bangsa pasalnya guna meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Indonesia harus rela mendatangkan pemain naturalisasi dan mengorbankan anak-anak bangsa.