Tragisnya Era Modern: Kenangan Masa Lalu yang Hilang
HorizonEva Putriya Hasanah
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat dan padat, ada sebuah gambaran kehidupan yang sering terlupakan: masa lalu sebelum modernitas menyerang. Suatu waktu di mana rumah-rumah kecil berdiri kokoh di tengah ladang yang luas, di mana alam dan manusia hidup dalam harmoni yang sederhana. Rumah-rumah dibangun dengan sederhana, tidak berdesakan, dan memiliki halaman luas yang dipenuhi dengan tanaman hijau. Di masa itu, pembangunan masih dalam skala kecil, dan setiap rumah memiliki ruang untuk bernafas. Lingkungan terasa lebih hidup, dan hubungan antarwarga pun lebih akrab.
Di era sebelum modernisasi, rumah-rumah biasanya dibangun dengan ukuran kecil dan material yang sederhana, seperti kayu dan bambu. Masyarakat hidup dalam komunitas yang erat, di mana setiap rumah memiliki makna dan cerita tersendiri. Setiap tetangga saling mengenal, berbagi tawa, dan menangis bersama dalam suka dan duka. Tidak ada batasan yang mencolok antara satu rumah dengan yang lainnya, sehingga menciptakan rasa kebersamaan yang kental.
Tanah yang longgar dan subur menjadi saksi betapa pentingnya pertanian bagi kehidupan masyarakat. Ladang-ladang terbentang luas, memberikan pasokan makanan yang cukup tanpa perlu bergantung pada produk-produk industri. Aktivitas bertani, berkebun, dan mencari bahan makanan dari alam menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari. Kehidupan terasa lebih seimbang, di mana manusia dan alam saling mendukung satu sama lain.
Jalanan masih sederhana, dan bangunan-bangunan tinggi belum menghiasi langit. Hanya ada rumah-rumah kecil yang mengelilingi ladang, menciptakan pemandangan yang menenangkan. Lingkungan yang asri dengan pepohonan, sungai yang mengalir, dan burung-burung berkicau menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Satu hal yang mencolok dari kehidupan zaman dulu adalah rendahnya tingkat konsumsi. Sampah pada masa itu pun masih terbilang sedikit. Konsumsi masyarakat yang rendah membuat limbah yang dihasilkan tidak membanjiri lingkungan. Masyarakat menggunakan apa yang mereka butuhkan tanpa berlebihan. Kebanyakan barang yang digunakan adalah hasil karya tangan sendiri atau barang-barang alami yang mudah didapatkan. Sampah pun tidak menjadi masalah besar, karena sebagian besar limbah yang dihasilkan dapat terurai secara alami. Hanya daun-daun yang berserakan dari pepohonan yang menambah keindahan alam, tanpa ada jejak sampah plastik yang mencemari lingkungan.
Masyarakat tahu persis ke mana harus membuang sampah mereka—tidak ada kebingungan, karena tempat pembuangan yang disediakan cukup memadai. Masyarakat saling menjaga kebersihan, dan lingkungan pun terasa lebih sehat.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, dunia mengalami perubahan yang drastis. Era modern membawa berbagai kemudahan dan teknologi canggih, tetapi juga menciptakan tantangan besar bagi lingkungan. Pembangunan pesat dan urbanisasi membuat ruang hidup semakin sempit. Rumah-rumah kini dibangun berdesakan, menghilangkan ruang hijau yang dulunya melimpah. Halaman yang luas kini tergantikan oleh beton dan aspal.
Sampah pun menjadi masalah serius. Di tengah kesibukan dan gaya hidup yang serba cepat, banyak orang tidak lagi memikirkan dampak dari limbah yang dihasilkan. Pembakaran sampah menjadi pilihan praktis bagi sebagian orang, meskipun dampaknya sangat merugikan kesehatan dan lingkungan. Selain itu, tindakan membuang sampah ke laut atau ladang pertanian semakin marak, meskipun hal ini jelas dilarang dan berbahaya. Ketidakmampuan untuk mengelola sampah dengan baik menciptakan tumpukan masalah yang tak kunjung terpecahkan.
Krisis ruang untuk menampung sampah menjadi semakin nyata. Tempat pembuangan akhir sudah penuh, dan masyarakat terpaksa mencari cara-cara yang tidak bertanggung jawab untuk mengatasi limbah mereka. Lingkungan semakin rusak, dan dampak dari semua ini terasa di berbagai aspek kehidupan—kesehatan, ekosistem, dan kualitas hidup yang semakin menurun.
Tragisnya, kita telah sampai pada titik di mana kita harus mempertanyakan pilihan yang kita buat. Kenangan akan masa lalu, di mana kehidupan terasa lebih harmonis dengan alam, menjadi semakin pudar. Kita perlu kembali merenungkan, bagaimana kita bisa mengubah cara pandang dan perilaku kita terhadap lingkungan.
Di tengah kesibukan era modern, penting untuk mengingat bahwa tindakan kecil kita memiliki dampak besar. Mengurangi konsumsi, memisahkan sampah, dan mengelola limbah dengan bijak adalah langkah-langkah kecil yang bisa kita ambil untuk menyelamatkan lingkungan. Mari kita jaga kenangan masa lalu dan berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana manusia dan alam bisa hidup berdampingan lagi.