(Sumber : Doc Istimewa/alinea.id)

Gerakan Kolaboratif Wujudkan Platform Digital Sayuran Pagi

Informasi

Untuk sampai di tujuan yang diinginkan, seseorang harus menjalani setiap proses perjalanan dengan penuh kegigihan, kesabaran, dan keteguhan hati untuk mau terus belajar.

 

Hal ini sebagaimana dijalani oleh salah seorang sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang juga merupakan CEO platform digital Sayuran Pagi Abdul Choliq. Ia bercerita bahwa semasa duduk di bangku SMP senang membaca buku. Hingga isi dari buku yang dibacanya tersebut meracuni pikirannya kala itu.

 

"Di SMP lah saya kenal dengan bacaan-bacaan pribumisasi Islam, Karl Marx,bdan lain sebagainya. Sementara puisi-puisi yang saya gandrungi di banyak forum, yaitu pusi WS Rendra dan puisi Gus Mus. Sedang salah satu puisi yang masih saya kenang sampai saat ini adalah puisinya WS Rendra yang berjudul Sajak Seonggok Jagung," tuturnya dalam unggahan kanal Youtube PMII Official dalam rangka Harlah PMII ke 62, (14/04).

 

"Buat apa ketika kamu belajar filsafat, teknologi, kedokteran, atau apapun. Ketika kamu pulang ke daerahmu. Kamu berkata selalu merasa asing dan sepi. Intinya itu lah yang membuka mata batin saya bahwa suatu saat saya akan kembali kesini," tambahnya.

 

Kilas balik saat semasa Choliq duduk di SMP memang yang menjadi salah satu hobinya adalah membaca buku. Sebab kala itu teknologi masih belum secanggih saat ini. Kata Choliq, mengutip dari berbagai puisi yang telah dibacanya, hidup harus dapat dijalani dengan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang di sekitarnya.

 

"Maka yang menjadi prinsip saya, yaitu sering ngasih. Sebab jika tidak, itu berarti hanya menjadi omong kosong saja. Intinya tidak hanya banyak mengucapkan kata "Terima Kasih". Jadi bukan hanya banyak "Terima" saja. Melainkan juga harus banyak "Ngasih". Itula prinsip hidup yang saya pelajari dari Gus Mus, yaitu habis nerima, ya dikasih," jelasnya.

 

Di tengah terpaan kebosanan dalam organisasi yang diikuti karena hampir seluruh kegiatan dirasakannya hanya sekedar kegiatan yang bersifat uforia, Choliq pun tak pernah berhenti bergerak untuk terus menebar kebermanfaatan. Dirinya lantas kembali ke desanya dan mengajak anak-anak di desanya yang memiliki keteguhan hati untuk mau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

 

"Dari anak-anak yang aku ajak ternyata ada yang mau. Itu berlima. Akhirnya kelima anak itu diterima di beberapa kampus ternama, yaitu UI, UNPAD, ITB, dan lain-lain. Akhirnya dari sanalah bermula tercipta sebuah ide untuk menciptakan sebuah usaha bersama. Yang nantinya berdiri lah platform digital Sayuran Pagi dengan tim kelima anak tersebut," ujarnya.

 

"Untuk mencapai mimpi jalannya nggak pernah lurus. Kadang kita butuh dana. Kadang kita butuh tim. Kadang kita butuh partner. Kadang kita butuh networking yang baik. Ibaratnya saya ingin naik ke lantai tiga, ya saya harus naiki tanganya satu per satu. Sebab tanpa kita melewatinya satu demi satu, semua itu hanya bulshit," tutupnya. (Nin)