(Sumber : www.nursyamcentre.com)

Dampak Pengalaman Belajar Anak Saat Learn From Home

Informasi

Proses pembelajaran yang awalnya dilaksanakan secara tatap muka, namun keadaannya sekarang berbeda. Selama pandemi semua tingkatan lembaga pendidikan melaksanakan proses pembelajaran secara daring. Hingga proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring menuntut peran orang cukup ekstra terlebih seorang ibu. Seorang ibu dituntut untuk memberikan pengalaman belajar yang nyaman bukan justru menakutkan.

  

Pengalaman pada masa kanak termasuk pengalaman selama belajar menjadi sangat krusial. Lantaran pengalaman yang terekam oleh anak-anak mampu membentuk karakter dan kepribadian tertentu. Hal ini sebagaimana disampaikan lulusan Sarjana Pendidikan UIN Sunan Gunung Djati, Bandung Ai Nurhasanah, S.Ag, ia menyampaikan bahwa pengalaman masa kanak-kanak berperan utama dalam perkembangan kepribadian. Hingga, orang tua perlu memberikan pengalaman belajar yang nyaman bukan justru yang dapat menibulkan trauma pada anak.

  

“Peristiwa traumatis akibat kurangnya kehangatan dan kasih sayang yang tulus,” jelasnya dalam ngaji online Kajian Islam Psikologi ke – 37 yang diselenggarakan oleh ILUNI PSKTTI Universitas Indonesia.

  

Ketidakmampuan orang tua dalam menciptakan pengalaman belajar yang hangat penuh kasih sayang dapat mengganggu kondisi yang mendukung perkembangan anak. Seperti yang disampaikan Ai, ia mengatakan bahwa setiap manusia memulai hidupnya dengan kemungkinan berkembang secara sehat. Sementara, tumbuh kembang anak dapat terganggu bila timbul perasaan permusuhan dalam diri anak. Permusuhan dasar akan tumbuh ketika kebutuhan sang anak akan keamanan dan kepuasan tak terpenuhi.

  

“Sebab anak-anak saat telah mengalami pengalaman yang membuatnya tidak nyaman, anak-anak akan cenderung menekan rasa permusuhan terhadap orang tuanya dan mereka cenderung tidak menyadari keberadaaan rasa permusuhan tersebut,” ujar Mahasiswa yang saat ini sedang menempuh studi S2 Kajian Islam dan Psikologi di Universitas Indonesia.

  

Tumbuh Perasaan Tak Aman dan Cemas

  

Rasa permusuhan yang ditekan akan mengarah pada perasaan tak aman dan kecemasan yang kuat. Tak hanya itu, anak-anak akan merasa terisolasi dan menjadi tak berdaya di dunia. Demikian disampaikan Ai, kecemasan dasar bukan neurosis, melainkan lahan subur tempat neurosis berkembang setiap saat yang terjadi secara terus-menerus dan sulit dihentikan, serta tak membutuhkan stimulus tertentu.

  

“Mengutip Karen Danielsen Horney, permusuhan dasar dan kecemasan dasar terkait satu sama lain. Dorongan permusuhan adalah sumber utama timbulnya kecemasan dasar. Akan tetapai, kecemasan dasar dapat pula berperan menciptakan perasaan permusuhan,” ucap Ai.


Baca Juga : Merayakan Perdamaian Menembus Perbedaan : GPY Surabaya

  

Lebih lanjut, Ai mengatakan bahwa kecemasan dan permusuhan yang tumbuh pada anak menjadi faktor utama yang dapat berpengaruh timbal balik antara keduanya. Keduanya dapat memperkuat neurosis. Walau, sang penderita tak mengalami konflik tambahan di luar dirinya. Neurosis merupakan gangguan jiwa karena disebabkan adanya stress jangka panjang.

  

“Mengutip Karen Horney, manusia diatur oleh prinsip keamanan dan kepuasan. Masalah kejiwaan adalah akibat dari kondisi yang penuh rintangan. Konsep manusia optimis, berpusat pada kultur yang mudah berubah. Kultur adalah dasar utama perkembangan kepribadian neurotic dan normal,” terangnya.

  

Sementara, dorongan untuk mengurangi kecemasan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Hal ini sebagaimana disampaikan Ai, ia berkata bahwa kecemasan dapat diminimalisir dengan cara menerima segala pemberian yang diberikan.

  

“Dorongan untuk mengurangi kecemasan dasar dengan berperilaku memupuk penghargaan diri rendah, rasa pemusuhan, pencarian kekuasaan yang tidak wajar, meningkatnya perasaan lebih baik dari orang lain, dan ketakutan yang terus menerus,” jelasnya.

  

Lingkungan Berpengaruh Dalam Perkembangan Anak

  

Menutup presentasinya dalam ngaji online, Ai menuturkan bahwa peran lingkungan terhadap perkembangan kepribadian anak menjadi sangat penting. Menurutnya, hal ini sudah jelas tertera sebagaimana dalam ajaran Islam.

  

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang membuatnya Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR Bukhari),” tuturnya.

  

“Persamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti pedagang minyak kesturidan peniup api tukang besi. Si pedagang minyak kesturi mungkin akan memberinya padamu, atau engkau membeli kepadanya, atau setidaknya engkau akan memperoleh bau yang harum darinya, tapi si peniup api tukang besi mungkin akan membuat pakaianmu terbakar atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap daripadanya (HR Bukhari),” pungkasnya. (Nin)