(Sumber : doc. pribadi)

Jadilah Guru Yang Visioner: Halal Bi Halal Lembaga Pendidikan Khadijah

Informasi

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

  

Tulisan ini merupakan tulisan kedua yang saya unggah di nursyamcentre.com setelah sebelumnya saya angkat halal bihalal dalam konteks ilmu keislaman. Acara ini berlangsung pada hari Kamis, 18/04/2024. Tulisan ini mengungkapkan mengenai betapa pentingnya kualitas pendidikan bagi Indonesia ke depan, khususnya terkait dengan peningkatan SDM untuk Indonesia Emas 2045, yaitu Bonus Demografi untuk 100 tahun atau satu abad Indonesia merdeka. 

  

Ada tiga hal yang saya sampaikan, yaitu: pertama, kualitas SDM Indonesia belumlah memiliki kualitas yang baik. Berdasarkan data bahwa peringkat SDM Indonesia di dunia berada pada level 114 dari 180 negara. Jika diamati secara seksama memberikan gambaran bahwa SDM Indonesia belumlah pernah berada pada level di bawah peringkat 100. Kisaran angkanya masih di atas 100 misalnya pernah berada di level 103, 107, 110 dan terus menurun seirama dengan peningkatan negara lain yang juga berusaha optimal untuk meningkatkan SDM-nya. Data yang dirilis oleh United Nations Development Program (UNDP) menyatakan bahwa negara dengan Human Development Index (HDI) tertinggi adalah Swiss, Norwegia, Irlandia, Hong Kong dan Australia. Inilah lima negara dengan HDI tertinggi. Ternyata bukan Amerika Serikat, Inggris atau Perancis. Di Asia, posisi Indonesia berada pada level 9 di bawah Singapura, Thailand, dan Malaysia. 

  

Sedangkan dari World Happiness Report (WHR), Indonesia berada pada peringkat 80 dari 143 negara yang disurvey pada tahun 2024. Sedangkan negara yang masyarakatnya paling bahagia adalah Finlandia, Denmark, Islandia, dan Swedia. Finlandia ini menjadi negara paling bahagia dalam tujuh tahun berturut-turut. Luar biasa. Tetapi sebagaimana ukuran atau indicator kebahagiaan tersebut kebanyakan dirumuskan berdasarkan pada tingkat kesejahteraan ekonomi warganya. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan semakin besar peluangnya untuk bahagia. 

  

Kedua, kualitas pendidikan di Indonesia juga belum memadai. Berdasarkan situs worldtop20.org, bahwa kualitas pendidikan di Indonesia berada pada posisi 67 dari 203 negara pada tahun 2023. Berdasarkan data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) Indonesia berada pada posisi 10 dari 14 negara berkembang yang disurvei. Hal ini memberikan gambaran bahwa Indonesia belum menjadi negara dengan kualitas pendidikan yang baik. Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk yang banyak (267 juta Jiwa) dan juga disparitas kualitas pendidikan yang masih tinggi tentu belum memberikan gambaran tentang meningkatnya kualitas pendidikan secara signifikan. Di wilayah Indonesia bagian barat tentu pendidikannya sudah maju, sudah banyak lembaga pendidikan yang memiliki kerja sama dengan Cambrigde dalam bidang studi matematika, dan bahkan berstandart internasional, akan tetapi di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur tentu saja masih menyisakan masalah. Itulah sebabnya meskipun usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sudah baik, akan tetapi hasilnya masih belum optimal. Oleh karena itu tidak boleh ada kata berhenti untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Tenaga pendidik, tenaga kependidikan,  pimpinan dan komite sekolah harus bantu membantu untuk peningkatan kualitas pendidikan tersebut.

  

Ketiga, guru harus memiliki visi berkualitas. Di masa lalu, di dalam RPJMN 2010-2014, kita pernah memiliki visi pendidikan, yaitu untuk menciptakan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif dan berakhlakul karimah atau berbudi luhur. Jadi ujung akhir pendidikan itu adalah manusia yang cerdas, dan memiliki kemampuan kompetitif serta memiliki akhlak yang baik. Jadi tidak hanya cerdas dan kompetitif, akan tetapi juga memiliki kualitas akhlak yang baik. 

  

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti ini, maka dibutuhkan guru yang memiliki visi yang benar-benar relevan dengan tujuan pendidikan, yaitu untuk mencerdaskan bangsa. Cerdas intelektualitasnya, cerdas emosinya, cerdas sosialnya dan juga cerdas spiritualitasnya. Guru harus memiliki visi dengan empat kecerdasan dimaksud. Jika pendidikan hanya mentransfer pengetahuan maka hanya akan menghasilkan orang pintar, jika pendidikan untuk mentransformasikan pengetahuan maka akan menghasilkan orang yang kompetitif, tetapi jika pendidikan itu dijadikan sebagai instrument untuk mencerdaskan empat kecerdasan tersebut, maka akan menghasilkan manusia yang pintar, dan benar. 

  

Ada sebuah contoh tentang orang yang visioner. Ada tiga tukang yang sedang bekerja. Ketika tukang pertama ditanya, apa yang sedang dilakukan, maka dia menjawab sedang membangun tembok. Tukang kedua kala ditanya dia menyatakan sedang membangun rumah dan tukang ketiga ketika ditanya maka dijawab sedang membangun  rumah yang indah. Oleh karena itu tukang ketiga ini bekerja secara pintar dan benar agar bangunannya menghasilkan rumah yang indah. 

  

Guru yang visioner ditandai dengan beberapa hal, yaitu guru yang hanya mentransfer pengetahuan, maka yang penting muridnya bisa memahami apa yang disampaikan. Lalu guru yang mentransformasikan ilmu, maka siswa dilatih tidak hanya memahami pengetahuan tetapi juga dapat mempraktekkan apa yang diketahui, dan guru yang visioner adalah guru yang memberikan atau mengajarkan ilmu, mempraktekkan ilmu dan berakhir pada siswa mampu menemukan sesuatu yang relevan dengan apa yang dipelajarinya. Jadi dia akan bekerja ekstra keras agar siswanya dapat menemukan hal-hal yang terkait dengan bidang pengetahuannya. Kita semua berharap bahwa sekolah  dibawah Yayasan Pendidikan Islam Darmo Permai (YPIDP) Khadijah 2 akan mampu menghasilkan guru dan siswa yang memiliki kemampuan menemukan pengetahuan. Perlu ada program discovery learning

  

Pendidikan Islam memiliki tantangan yang besar. Oleh karena itu harus dikembangkan distingsi, ekselensi dan destinasi. Harus dipetakan dan kemudian dibranding apa distingsi kita dengan lembaga pendidikan di sekeliling kita, apa yang menjadi keunggulan atau ekselensi kita dan akhirnya lembaga pendidikan kita akan menjadi tujuan atau destinasi. Marilah kita mengembangkan potensi yang kita miliki untuk kejayaan Indonesia.

  

Wallahu a’lam bi al shawab.