(Sumber : nursyamcentre.com)

Khilafatul Muslimin : NKRI Diambang Kekhawatiran

Informasi

Ormas Khilafatul Muslimin menjadi salah satu ormas yang belakangan ini diburu oleh aparat keamanan. Lantaran ormas satu ini terindikasi sebagai organisasi pelanggaran hukum pidana konvensional. Tak hanya itu, setelah ditelaah ternyata ormas ini merupakan pergerakan yang dengan keras melawan negara, (Detik.com, 16/06).

 

Dalam penelusuran Polda Metro Jaya tercatat ada 14 ribuan warga yang tergabung dalam Khilafatul Muslimin dari berbagai daerah. Sementara dari keseluruhan warga tersebut tercatat paling banyak berprofesi sebagai wiraswasta. Kemudian ada juga petani, karyawan, dan sebagian kecil ASN dan dokter, (Detik.com, 16/06).

 

Berdasarkan keterangan Polda Metro Jaya Hengki Haryadi dalam Konferensi Pers di Polda Metro Jaya Jakarta mengungkapkan bahwa Khilafatul Muslimin tengah membangun negara dalam negara dengan sistem pemerintahan sendiri, (Detik.com, 16/06).

 

Menanggapi hal ini, Lia Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UINSA mengatakan bahwa adanya ormas Khilafatul Muslimin sangat berpengaruh pada NKRI. Sebab kata Lia, gerakan ormas tersebut tak hanya sebagai gerakan revolusioner, melainkan juga gerakan evolutif yang terus bergerak secara lamban tapi pasti.

   

"Mengembangkan doktrin kekhilafahan transnasional yang mengancam keutuhan NKRI. Dan menjadi sangat beresiko terhadap pertumbuhan generasi masa depan Indonesia karena akan menciptakan generasi yang meragukan konsensus yang dibuat bersama oleh pendiri bangsa," jelasnya.

 

Lebih lanjut Lia mengatakan bahwa adanya ormas dengan gerakan yang revolusioner dan evolutif tentu akan sangat mengancam keutuhan NKRI.

 

"Bukannya melahirkan kesejahteraan nasional, malah semakin memperkeruh persemaian ikatan kebhinnekaan di Indonesia," ujarnya.

 

Mencuci Pikiran

 

14 ribu warga yang tergabung dalam Khilafatul Muslimin tentu bukan angka yang sedikit. Hal itu tentu dilakukan dengan sangat terencana dan terorganisir. Salah satunya dengan strategi penyebarluasan paham yang dianut melalui media sosial. Seperti yang disampaikan Lia bahwa pengaruh sosial media mempermudah cara keja ideologi ini berkembang.

 

"Dengan keterbukaan informasi tanpa batas, membuat isu-isu kenegaraan, seperti kenaikan harga, politik kenegaraan, kesenjangan ekonomi menjadi agenda utama. Sedangkan kita tahu bahwa jiwa muda sangat rentan dengan isu kesejahteraan,"ucapnya.

 

"Sehingga ketika ada ideologi khilafah yang menawarkan solusi atas permasalahan ini, maka mudah bagi mereka mencuci pikiran agar bergabung dan memporak-porandakan negara," tambahnya.

 

Terakhir Lia berpesan agar generasi muda dapat menjadi agen dalam mempertahankan NKRI dari gerakan keras yang melawan negara. Untuk itu generasi muda diharapkan tak mudah terpengaruh dengan konten-konten yang beredar di media sosial. Sebab jika generasi muda sudah terpengaruh maka NKRI sudah diambang kekhawatiran.

 

"Jika konten-konten sara yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila itu terus dikonsumsi, maka doktrin ideologi khilafah yang halus namun pasti ini mampu masuk tanpa disadari," tuturnya.

 

Demikian ada beberapa langkah yang dapat dilakukan generasi mudah agar tak mudah terpengaruh dengan konten-konten yang tersebar luas di media sosial. Hal ini seperti disampaikan Lia bahwa langkah-langkah ini sederhana namun susah untuk dilakukan.

 

"Memfilter informasi apapun, tabayyun, ingin tau apapun soal agama ke tokoh yang tepat, perbanyak dan perkuat belajar soal kenegaraan," pungkasnya.