(Sumber : nursyamcentre.com)

Kiat Membina Hubungan yang Sehat

Informasi

Memiliki impian pasangan yang tampan dan cantik rupawan merupakan hal yang wajar. Pada hakikatnya dalam menjalin suatu hubungan penting adanya ketertarikan antara satu sama lain.

 

Berbicara tentang ketertarikan, Najeela Shihab Psikolog lulusan Universitas Indonesia menjelaskan bahwa penting dalam sebuah hubungan adanya ketertarikan antara satu sama lain. Seseorang dapat tertarik tidak hanya sebatas pada paras dan penampilannya melainkan juga pada kepribadiannya.

 

"Kembali pada pilihan pribadi. Wajar banget memiliki impian dalam memilih pasangan, misalnya wajahnya ingin seperti orang yang diidolakan. Ketertarikan harus ada. Yang namanya ketertarikan, seperti chemistry, senang bersama-sama, dan senang ngobrol bareng," ucap Najeela dalam video yang diunggah di akun instagram milik pribadinya, (04/01).

 

"Jadi jangan kemudian tidak sesuai kriteria kita, malah kita gak mau. Sebab ketertarikan itu tidak hanya sebatas penampilan. Kita tertarik pada saat kita ngobrol, tahu hatinya baik dan sabar. Jadi pertanyaannya, yang terpenting adalah tertarik dulu terlepas dari wajahnya seperti apa," tambahnya.

 

Ia kembali menuturkan bahwa mempunyai standar pilihan pasangan yang diimpikan adalah hal yang wajar. Namun yang perlu dipahami bahwa tak dapat dipungkiri baik sebelum memasuki jenjang pernikahan ataupun setelah masuk dalam bahtera rumah tangga akan banyak muncul kebiasaan-kebiasaan pasangan yang justru di luar dugaan.

 

Baca Juga : Tradisi Sambelien: Ekspresi Beragama Masyarakat Pedalaman Menyambut Lebaran

"Perlu banyak kopromi. Perlu benar-benar memilih yang esensial. Mana yang sebenarnya tidak penting-penting amat. Sebenarnya kita juga anggap ini latihan. Gimana kita menyesuaikan ekspektasi dan mana yang betul-betul esensi," jelasnya.

 

Adanya Keterbukaan

 

Lebih daripada itu, hal yang tak kalah penting adalah adanya keterbukaan dalam sebuah hubungan. Najeela mengatakan bahwa dalam sebuah hubungan juga tak dapat dipungkiri akan terjadi insecure dalam beberapa periode tertentu dan kapan saja, baik perempuan maupun laki-laki. Jika terjadi insecure, maka pasangan tersebut harus bersifat terbuka antara satu sama lain.

 

"Jadi baik perempuan ataupun laki-laki saat menjalin suatu hubungan kemudian mengalami insecure. Bukan berarti dia akan mengalami insecure selamanya. Sebaiknya terbuka pada pasangannya terkait hal apa yang membuatnya insecure. Sehingga pasangannya tahu dan mengerti. Lalu yang perlu dilakukan oleh pasangannya adalah meyakinkan bahwa hubungannya kuat," ucapnya.

 

Namun perbedaannya, Najeela menjelaskan bahwa dalam hubungan yang sehat saat terjadi insecure justru terbuka. Sedang pasangannya memberi keyakinan padanya bahwa hubungannya kuat. Sebaliknya jika pasangan yang insecure tertutup, maka akan terjadi tindakan-tindakan negatif yang berujung pada kekerasan fisik ataupun psikis, yaitu perundungan.

 

"Jadi dia mengekspresikan kemarahannya dengan dia menekan pasangannya. Jadi dari beberapa kasus hal itu menjadi abusing relationship," pungkasnya. (Nin)