(Sumber : nursyamcentre.com)

Penyesalan Menjual Lahan 5.2 M : Kebutuhan Atau Gaya Hidup?

Informasi

Media sosial Twitter tengah heboh memperbincangkan sejumlah warga Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban yang viral lantaran warga setempat menjual lahan pertaniannya kepada PT Pertamina sebesar 5.2 Milliar lebih berujung pada penyesalan.

 

Sejumlah warga Sumurgeneng Kecamatan Jenu Tuban yang ditemui mendadak Milliader mengaku menyesal karena telah menjual lahan mereka pada Februari 2021. Penyesalan warga Sumurgeneng pun disertakan dengan aksi unjuk rasa di PT Pertamina Grass Root Revenery (GRR) Tuban, dilansir dari Kompas, (25/01).

 

Penyesalan atas penjualan tanah, salah satunya diungkapkan oleh Musanam (60), Warga Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Tuban mengaku setelah menjualan tanah, ia kehilangan penghasilan tetapnya sebagai petani. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, ia terpaksa menjual beberapa ekor sapi miliknya.

 

"Dulu punya enam ekor sapi mas, sudah tak jual tiga untuk hidup sehari-hari dan kini yang tersisa hanya tiga ekor saja," ucap Musanam, dikutip dari Kompas, (25/01).

 

Tak hanya itu, beberapa penyesalan warga setempat terungkapkan melalui beberapa pernyataannya, seperti tak memiliki pekerjaan setelah lahan pertaniannya dijual, tak memiliki pekerjaan dan penghasilan. Walau sebagian uang hasil menjual tanah telah dipakai untuk kebutuhan sehari-hari dan sebagian lainnya ditabung, perekonomian keluarga kini menjadi krisis, lansir dari laman Kompas, (25/01).

 

Sedangkan, pada bulan Februari tahun 2021 lalu jagat maya dihebohkan dengan sebuah video viral yang memperlihatkan warga di desa Tuban memborong 176 mobil hasil menjual tanah ke PT Pertamina. Selain itu, juga ditemui warga membeli tiga mobil usai menjual lahannya ke Pertamina, Kompas, (25/01).

 

Hidup Tidak Untuk Uang, Tapi Hidup Butuh Uang

 

Teddy Oetomo Head of Intermediary PT Schroder Investment Management Indonesia menjelaskan, kerap kali mendengar bahwa menabung itu penting. Walau begitu, apakah mungkin seseorang akan menabung terlalu banyak."Apa dampaknya bila menabung terlalu banyak," celetuknya, dilansir Kompas (20/05/2017).

 

Teddy kembali menjelaskan bahwa kata perintah untuk rajin menabung kerap terlontarkan oleh orang tua. Kata Teddy, menabung memang menjadi suatu yang sangat penting. Tapi menurutnya yang perlu diingat bahwa manusia hidup tidak untuk uang, melainkan untuk hidup manusia butuh uang.

 

"Sebenarnya setiap kali kita menabung, kita mengurangi kapasitas konsumsi kita, menggerus gaya hidup kita, dan sehingga sebenarnya sedikit menguras arti kehidupan," ungkapnya.

 

Penggunaan Uang Secara Bijak

 

Menurutnya deposito bank hanya menawarkan bunga setaraf dengan inflasi. Maka sebenarnya kata Teddy deposito itu hanya memindahkan kapasitas konsumsi hari ini ke masa depan, tanpa menambah kapasitas tersebut di kemudian hari.

 

"Tanpa disadari konsumsi sendiri merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan kita. Memang harus diakui konsumsi yang berlebih sangat berbahaya bagi masa depan kita. Namun, terlalu mengetatkan konsumsi demi tabungan pun bisa berimbas pada arti kehidupan kita," pungkasnya. (Nin)