(Sumber : nursyamcentre.com)

Proses Belajar Bertahap Dibutuhkan Untuk Perkembangan Otak Anak

Informasi

Dalam pandangan fiqh terdapat tiga tahapan masa perkembangan otak pada anak, yaitu bayi, mumayyiz, murahiq. Mumayyiz merupakan suatu kondisi otak anak yang sedang memasuki tahap berkembang. Demikian di sampaikan Gus Huda Muhammad pemerhati Metode Holistic Brain Improvement (HOBI) mengatakan bahwa anak yang telah memasuki tahapan mumayyiz ditandai dengan mulai mengerti tentang suatu hal.

 

"Itu berarti disitu otak mulai berkembang. Kalo otak mulai berkembang tidak kita maksimalkan dan dioptimalkan secara maksimal. Ya eman. Kaya menyia-nyiakan begitu," ujarnya dalam live streaming NU Channel, (14/04).

 

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tahapan mumayyiz demikian dikatakan sebagai masa otak seorang anak mulai bekerja untuk memahami suatu hal. Hingga menurutnya, peran orang tua menjadi penting untuk mulai mengedukasi anak tentang ajaran dan perintah dalam agama Islam.

 

"Perlu dikasih stimulant agar mengerti bahwa mengerjakan sholat itu wajib. Melakukan kebaikan itu wajib. Menuntut ilmu itu wajib. Ini bukan tuntutan untuk membebani, akan tetapi untuk membiasakan. Sesuatu yang sulit tidak dibiasakan tidak mungkin akan tercapai," ucapnya.

 

Guna mengoptimalkan kemampuan otak anak, proses demi proses belajar penting untuk dilakukan secara bertahap. Mulai dari proses menghafal, menulis, lalu membaca. Seperti halnya disampaikan Gus Huda, dalam proses belajar seorang anak tak cukup hanya mengandalkan proses menghafal, melainkan juga harus belajar menuliskan apa yang dipelajari.

 

"TPQ saat ini tidak hanya menghafal, akan tetapi ada menulisnya. Sebab dengan menulis, kita itu berusaha untuk mengerti. Oh gini ta menulis itu. Tidak hanya dihafalkan," jelasnya.

 

"Sesuatu bisa karena biasa. Biasa  menghafalkan, lalu disuruh menulis, ya nggak bisa. Baru umur tujuh ke atas diajarkan menulis huruf hijaiyah. Ini hanyalah proses kebiasaan. Harus ada proses belajar membaca dan harus ada proses belajar menulis. Kalo nggak begitu rusak jadinya nanti," imbuhnya.

 

Demikian halnya dengan anak yang telah memasuki usia dewasa, ia mengatakan bahwa seseorang yang telah masuk usia dewasa harus memiliki standard membaca dan menulis yang kuat. Agar nantinya mampu menggambarkan suatu hal bukan lagi terpaut pada hafalan.

 

"Bagaimana bisa menggambarkan, jika bacaannya gak ada. Baca itu gak hanya baca buku ya, tapi juga baca apa yang kita lihat. Konsep dasarnya itu iqro'," pungkasnya. (Nin)