(Sumber : Doc. Istimewa)

Ruang Digital Minim Da'i Perempuan

Informasi

Peluang dakwah di ruang digital masih didominasi oleh para da'i laki-laki. Sementara, para da'i perempuan masih tergolong minim. Hal ini sebagaimana disampaikan Dr. Lilis Fauziah Komisi Perempuan MUI Bogor mengatakan bahwa jumlah da'i perempuan belum sebanyak da'i laki-laki. Masih kurang dari 10% yang tampil di media mainstream.

 

"Perempuan dalam mengakses internet dan digital mencapai 48%, sisanya adalah laki-laki. Perempuan lebih banyak menggunakan sosial media untuk berjualan semata," jelasnya.

 

Setiap orang memiliki kewajiban untuk menyeru pada kebaikan dan kebenaran. Serta, menangkal segala bentuk kemungkaran. Seperti yang disampaikan Lilis, setiap pemeluk wajib berdakwah. Sedang, untuk bisa berdakwah tak melulu di belakang mimbar.

 

"Berdakwah saat ini bisa memanfaatkan berbagai platform sosial media. Sesuai dengan sasaran dakwahnya," ujar Lilis.

 

Kehadiran sosial media memungkinkan semua orang dengan mudah menyampaikan informasi kepada siapapun termasuk informasi yang berkaitan dengan agama. Demikian disampaikan oleh Lilis bahwa dengan adanya sosial media, setiap orang dapat menyebarluaskan ajaran Islam dengan tanpa batas. "Siapapun dapat menjadi influencer. Ratusan audience dalam satu menit sangat mudah disasar," ucapnya.

 

Hanya saja kemudahan dalam menyebarkan informasi di sosial media tersebut mengakibatkan munculnya beragam pandangan Islam. Hal ini pun dipertegas oleh Lilis bahwa di ruang digital kini muncul berbagai pandangan Islam. Sementara ruang digital saat ini didominasi oleh pandangan Islam konservatif daripada narasi moderasi.

 

"Riset yang dilakukan PPIM UIN Jakarta, misalnya media sosial digunakan sebagai medium untuk menyebarluaskan paham radikalisme dan ekstremisme," tuturnya.

 

Mudah Dipahami dan Tak Bertele-tele

 

Pandangan Islam yang tak sejalan dengan nuansa beragama di Indonesia tersebut perlu dilawan dengan cara ikut serta dalam menggencarkan video dakwah yang positif dan menarik khususnya bagi da'i perempuan. Sementara, kata Lilis, terdapat empat komponen yang dapat dipersiapkan untuk menjadi pendakwah digital.

 

"Pendakwah, harus menyiapkan materi, media yang digunakan untuk menyebarluaskan materi, dan mengetahui sasaran dakwahnya," ucapnya.

 

Pendakwah pun membutuhkan strategi khusus untuk berdakwah di ruang digital. Hal ini disampaikan oleh Lilis bahwa terdapat beberapa strategi yang harus dilakukan sebelum berdakwah di ruang digital, yaitu berpenampilan rapi, materi mudah dipahami dan tak bertele-tele, memilih platform digital yang sesuai dengan sasaran dakwah, konsisten dalam membuat video dakwah, dan melakukan evaluasi terus menerus atas konten yang sudah dipublikasi.

 

"Berdakwah di ruang digital itu harus membuat video yang mudah dipahami dan tidak bertele-tele. Buat enam detik permulaan video yang memancing audience untuk menonton hingga akhir video," pungkasnya.

 

Hal ini disampaikan Lilis dalam acara Webinar Nasional yang bertajuk 'Dakwah dan Pemberdayaan Perempuan' yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Sunan Ampel Surabaya via Zoom, (27/08/2021). (Nin)