(Sumber : nursyamcentre.com)

Vaksinasi Warga Lansia Dimulai, Dua Reaksi Ini Kerap Terjadi

Informasi

Sudah hampir satu tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Namun, penularan virus corona hari demi hari terus bertambah.

 

Tercatat dari data terkini yang dilansir dari laman Satgas Penanganan Covid-19 mulai dari tanggal 23 Februari sampai 24 Februari 2021 terdapat sebanyak 1.298.608 positif Covid-19. Sementara, terdapat 158.604  atau 12.2% terkonfirmasi kasus aktif. Demikian terdapat 1.104.990 yang dinyatakan sembuh dari Covid-19. Sedangkan, terdapat sebanyak 35.014 meninggal akibat Covid-19.

 

Salah satu upaya dalam menekan laju penularan virus corona, menurunkan angka kesakitan, dan kematian akibat virus corona, pemerintah melakukan vaksinasi untuk masyarakat secara bertahap. Tahap awal vaksinasi Covid-19 telah dilaksanakan tepat pada tanggal 13 Januari 2021. Dengan target penerima vaksin sebanyak 40,2 juta orang (red : Kompas (09/01/21).

 

Setelah Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang divaksin dan juga dilanjutkan oleh sejumlah pejabat negara, tenaga kesehatan, dan tokoh agama. Kini tahapan vaksinasi telah memasuki tahapan yang kedua, yaitu menyasar para pekerja publik dan warga lanjut usia (lansia) di atas usia 60 tahun. Sedang, ditargetkan vaksinasi tahap kedua sebanyak 38.513.446 orang yang diharapkan selesai divaksin pada Mei 2020, (red : Kompas (22/02/21).

 

Munculnya Reaksi Lokal dan Sistemik

 

Demikian vaksinasi pada warga lansia dapat dilakukan dengan berdasar pada prosedur dan mekanisme vaksinasi yang sesuai standard. Sebab, setelah dilakukan vaksinasi kerap muncul berbagai reaksi. Reaksi tersebut tergolong menjadi dua, yaitu reaksi lokal dan reaksi sistemik. Demikian yang dijelaskan oleh Dokter Ita Soitawati dalam acara Sosialisasi Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia Tahap II via Zoom dan live streaming Youtube Direktorat Kesehatan Keluarga, 24 Februari 2021. Ia mengatakan bahwa setelah dilakukan vaksinasi terkadang akan muncul reaksi-reaksi pada tubuh.

 

"Ada dua macam reaksi yang terjadi, yaitu reaksi lokal dan reaksi sitemik," ujarnya.

 

"Reaksi lokal, seperti adanya nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan. Sementara, reaksi sitemik, yaitu demam, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, capek, lelah, ngantuk, dan mual," tambahnya.

 

Dengan begitu, Ita menyampaikan bahwa terdapat beberapa prinsip yang harus dilakukan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Pertama, pemberian vaksin Covid-19 dilakukan oleh dokter, perawat, atau bidan yang memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR). Selain itu, pelaksanaan pelayanan vaksinasi Covid-19 tak mengganggu pelayanan imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya.

 

"Yang tak kalah pentingnya, yaitu melakukan skrining atau penapisan terhadap status kesehatan pada warga yang akan divaksin lebih awal sebelum dilakukan pemberian vaksinasi. Tentunya tetap di bawah penerapan protokol kesehatan, serta yang tak kalah penting yaitu mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans Covid-19 terutama dalam mendeteksi kasus dan analisa dampak," pungkasnya.(Nin)