Wabah Covid-19 Sebagai Peringatan Allah
Informasi"Kehadiran wabah penyakit Virus Covid-19 ini memang sudah didesain Tuhan sebagai bagian dari takdir atau ketentuan Tuhan yang azali sifatnya. Bukankah tidak ada sesuatu yang terjadi di dunia ini tanpa sepengetahuan dan kepastian Tuhan di dalamnya."
Hal ini sebagaimana disampaikan Prof Nur Syam saat memberikan ceramah terkait dengan kegiatan khatmil Qur'an yang diikuti oleh anggota Dharma Wanita dan juga diikuti langsung oleh Ibu Ketua Dharma Wanita Unit UIN Sunan Ampel, Nanik Masdar Helmy (29/07/2021). Dalam kesempatan tersebut Nur Syam memberi taushiyah terkait dengan wabah Covid-19 yang ternyata belum mereda.
Hadir pada acara tersebut Pak Rektor Prof. Masdar Hilmy dan segenap jajaran pengurus Dharma Wanita Unit UIN Sunan Ampel Surabaya.Pandemic Covid-19 telah banyak merenggut nyawa termasuk dosen dan tenaga kependidikan di UIN Sunan Ampel.
"Berdasarkan penglihatan mata batin, rasanya Gusti Allah SWT memang sedang menguji kita semua di era Covid-19, sebagai wabah penyakit yang sedang mengenai seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia," ujar Nur Syam.
Menjaga Kesabaran dan Ketabahan
Nur Syam pun kembali memaparkan tiga hal penting yang dapat dilakukan di tengah era Covid-19 di dalam ceramah tersebut, yaitu pertama, menjaga kesabaran dan ketabahan. Ia juga menyadari jika di masa pandemic Covid-19 telah banyak keluarga yang meninggal atau yang terpapar Covid-19.
"Bagi yang keluarganya meninggal, baik dosen maupun tenaga kependidikan, maka yang bisa dilakukan adalah sabar, tabah dan tawakkal kepada Allah SWT. Harus diingat bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik musibah, kesenangan, kebahagiaan merupakan takdir atau ketetapan Allah SWT," ucapnya.
"Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa sepengetahuan Allah SWT. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, maka kita harus pasrah kepada Allah SWT, karena memang sudah menjadi takdirnya," tambahnya.
Baca Juga : Peran Dai dalam Meminimalisir Penyebaran Pandemi Covid-19
Mengutip penjelasan di dalam Al-qur'an, Nur Syam menjelaskan "Qul Lay yushibana illa ma kataballahu lana huwa maulana wa alallahi fal yatawakkalil mu'minun". Yang artinya secara umum adalah "Katakanlah (Muhammad saw), tidak ada musibah yang tidak berada di dalam catatan (takdir) Allah. Allah adalah pelindung dan kepada Allah orang-orang Mukmin bertawakkal (berpasrah diri)".
"Jadi kata kuncinya semua takdir Allah, Allah memberi perlindungan dan bertawakkal kepada Allah. Ini kata kunci di dalam menghadapi musibah, ujian dan masalah," jelasnya.
Hal kedua disampaikan oleh Nur Syam bahwa di dalam kehidupan ini dipastikan akan selalu ada masalah. Masalah itu inti kehidupan. Masalah tersebut berada di dalam setiap manusia. Kata Nur Syam jika tidak mau memiliki masalah maka jangan hidup.
"Di UINSA ini orang yang paling besar masalahnya adalah Pak Rektor. Yang lain di bawahnya. Saya sekarang ini menjadi orang yang problemnya kecil, karena sudah tidak menjadi pejabat. Jadi hanya menulis, membaca, dengar musik, lihat olahraga dan bermain dengan si bocah-bocah kecil (bocil) di rumah," lirihnya.
Adapun beberapa tingkatan masalah, yaitu cakupannya berat, sedang dan kecil. Masalah kecil misalnya problem antar suami istri di rumah tentang masakan, minuman dan hal-hal kecil lainnya. Tetapi ada problem yang besar, misalnya bagaimana membangun UINSA ke depan apalagi di tengah pandemi Covid-19, yang mau ke mana-mana tidak bisa.
Sementara, problem besar lainnya adalah tentang pandemi Covid-19. Ini problem dunia, bukan hanya Indonesia. Maka, untuk problem besar ini, maka tidak bisa diselesaikan dengan relasi antar manusia tetapi harus antar kelembagaan. Ada Rumah Sakit, Puskesmas, Pokja Covid-19, apotik, tim keamanan dan seterusnya.
"Tidak bisa diselesaikan sendiri. Jadi harus melakukan relasi dengan banyak pihak, sebab memang merupakan problem yang bersifat sistemik. Inilah yang disebut sebagai pentingnya membangun saling menolong," ucapnya.
"Sebagaimana diceritakan Allah di dalam Alqur'an: "ta'awanu alal birri wat taqwa". Yang artinya "bertolong menolonglah dalam kebaikan dan taqwa". Jadi kita harus saling menolong untuk secara bersama-sama dalam mengeliminasi pandemi Covid-19. Individu, masyarakat dan pemerintah harus saling bahu membahu untuk menyelesaikan masalah ini," tambahnya.Terakhir yang ketiga, Nur Syam mengatakan bahwa usaha fisikal yang harus dilakukan dengan menjaga diri dengan terus menggunakan masker, mencuci tangan dengan hand sanitizer, menjaga kesehatan, membudayakan jaga jarak dan lainnya. Sedang, Nur Syam menyampaikan bahwa yang sangat penting adalah menjaga kesehatan.
"Saya membaca dan mendengarkan pesan di WAG. Orang Indonesia seharusnya memiliki potensi memperoleh vitamin D, sebab vitamin D itu diperoleh dari sinar ultraviolet yang bisa didapatkan secara gratis dari sinar matahari. Ternyata orang Indonesia itu takut kulitnya menjadi hitam karena terkena sinar matahari. Mulai sekarang, jangan takut sinar matahari, lebih baik menjadi agak hitam, yang penting sehat," terangnya.
Selain itu hal yang fundamental, yaitu membangun relasi ke atas, berhubungan dengan Allah SWT. Sebagaimana disampaikan Nur Syam bahwa seseorang yang sudah berusaha secara optimal untuk sehat, maka juga perlu untuk menjaga tali ikatan dengan Allah SWT.
"Makanya harus terus berdoa, berzikir, dan bertaqarrub kepada Allah. Kita diminta oleh Allah untuk berdoa. "ud'uni astajib lakum", artinya"berdoalah kepadaku aku akan mengabulkan doamu". Tetapi agar doa kita diterima juga kita harus mendekat kepada Allah. Jangan tiba-tiba meminta. Seperti anak jika ingin memperoleh perhatian dari orang tuanya, maka anak juga harus memberi perhatian kepada orang tuanya," jelasnya.
Nur Syam juga menyarankan agar senantiasa berdo'a. Adapun yang bisa dibaca "Allahumma inna na\'udzubika minar rihil ahmari wa damil aswad wa dail akbar". Artinya kurang lebih: "Ya Allah lindungi kami dari angin merah, darah hitam dan penyakit yang besar".
"Mohon dibaca ya Bu setelah dzikir. Doa itu sangat penting sebagai penyambung diri kita dengan Allah SWT. Saya ini melakukan inovasi dalam kaitannya dengan Covid-19 dengan bacaan surat Alfatihah yang saya tujukan kepada roh virus covid-19. Saya yakin bahwa sebagai makhluk Allah, maka saya yakin Allah akan menyampaikan bacaan Surat Alfatihah kepadanya. Saya yakin itu. Saya tidak berbasis dalil-dalil tetapi menggunakan dalil aqli saja," imbuhnya.Terakhir Nur Syam mengatakan bahwa Inilah hal-hal yang bisa dilakukan dalam kaitannya dengan usaha-usaha vertikal. Hingga harus berupaya agar menjadi sehat dan juga harus melakukan komunikasi dengan Allah SWT.
"Selain itu, bisa juga wabah Covid-19 merupakan bagian dari rencana Allah untuk mengingatkan kita semua agar instrospeksi bahwa mungkin di masa normal kita tidak mengingat Allah, maka Allah mengingatkan dengan penyakit ini agar kita kembali mengingat kepada-Nya. Mudah-mudahan melalui upaya dzikir, tahlil, istighasah dan sebagainya akan menjadikan wabah Covid-19 bisa tereliminasi atau dihapus dari bumi Indonesia," pungkasnya. NSC/Syam