Waspadai Bahaya Covid-19 Saat Mengikuti Kegiatan Keagamaan
InformasiManusia memang dikaruniai kesempatan oleh Allah SWT untuk berkumpul dalam suatu majelis, baik dalam kerangka membicarakan persoalan keduniawian maupun urusan keagamaan. Namun ditengah maraknya Covid-19 kita harus tetap waspada dan menjaga diri dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pemerintah.
Hal itulah yang disampaikan oleh oleh Prof. Nur Syam saat mengisi acara pada Jam'iyah Yasinan dan sekaligus acara sosialisasi bahaya Covid-19 di Mushalla Raudlatul Jannah di Dusun Semampir, Desa Sembungrejo, Kecamatan Merakurak Tuban pada 4 Desember 2020 yang lalu.
"Semua ini dilakukan dalam konteks memenuhi kebutuhan sosial yang memang diberikan oleh Allah SWT. Dan saya bersyukur karena yang terus melakukannya adalah kelompok pengajian Ibu-Ibu," lanjut Nur Syam.
Nur Syam mengaku bahwa dirinya kerap kali terlibat dalam kegiatan-kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh Ibu-Ibu yang ada dikampugnya di daerah Tuban. Kesempatan tersebut kemudian digunakan oleh Nur Syam untuk sekaligus melakukan sosialisasi pandemi Covid-19 yang diamanatkan oleh tim Covid-19 Kementerian Agama (Kemenag) kepadanya.
Dalam kesempatan ini, setidaknya ada tiga hal yang disampaikan oleh Nur Syam kepada para Jam'iyah Yasinan tersebut. Pertama, agar ibu dan seluruh keluarga menjaga diri dari penularan Covid-19.
"Penyakit ini merupakan penyakit kerumunan, maka jika ada acara yang sifatnya kerumunan agar dijaga jaraknya. Seperti acara kita ini, maka jaga jarak. Ibu-ibu harus menerapkan protokol Kesehatan di tengah merebaknya wabah penyakit Covid-19, yaitu selalu memakai masker," kata Nur Syam.
Nur Syam juga mengingatkan bahwa pemakaian masker harus dipakai terutama kalau ada acara-acara kebersamaan, termasuk juga ketika pergi ke pasar, keluar rumah dan ke tempat lain yang bisa terjadi penularan.
"Lalu selalu cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak jika sedang berada di tengah-tengah kerumunan, dan jaga kesehatan ya. Tadi ada vitamin tolong agar diminum sehari sekali. Kalau tentang berjemur, ibu-ibu sudah terbiasa ke sawah atau ke ladang maka tidak ada kekhawatiran," tambahnya.
Baca Juga : Tujuh Belas Agustusan: Beri Peluang Garuda Mengepakkan Sayapnya (Bagian Keempat)
Hal Kedua yang disampaikan oleh Nur Syam, ia berharap agar ibu-ibu tetap terus berdoa meminta keselamatan kepada Allah. Menurutnya, berdoa itu tidaklah harus selalu memakai Bahasa Arab, namun juga bisa menggunakan Bahasa Indonesia, atau Bahasa Jawa.
"Jangan Lelah berdoa. Berdoa bisa menggunakan Bahasa Jawa atau Bahasa Indonesia. Kalau bisa Bahasa Arab tentu juga bagus. Meminta kepada Allah agar diberi keselamatan di dalam kehidupan terutama menghadapi penyakit Corona. 'Ya Allah jauhkan dan selamatkan kami dari virus Corona'. 'Allahumma ba'idna wa sallimana min virusil corona'. Doa pakai bahsa Jawa juga tidak apa-apa. 'Ya Allah panjenengan tebihaken lan selametaken kawula saking virus corona'. Berdoalah setiap hari ya," pinta Nur Syam kepada ibu-ibu yang hadir dalam acara tersebut.
Nur Syam juga mengingatkan kembali akan bahaya Covid-19 yang selama ini sudah mulai diabaikan oleh masyarakat. Ia menyatakan bahwa banyak para tokoh masyarakat dan agama yang juga sudah terkena penyakit tersebut. Karena itulah ia kembali meminta kepada para ibu-ibu tersebut agar tidak mengabaikan protokol kesehatan dan terus memohon perlindungan kepada Allah.
Ketiga, Nur Syam juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ibu-ibu tersebut yang masih melazimkan acara yasinan dan tahlilan ini. Menurutnya membaca tahlil atau mengucapkan kalimat tauhid "la ilaha illa Allah" itu luar biasa. Nabi Muhammad SAW menyatakan "barang siapa yang di akhir kehidupannya membaca kalimat 'la ilaha illa Allah' akan masuk ke surga". Salah satu kebahagiaan yang tiada taranya, adalah ketika kita dalam sakaratul maut lalu kita bisa membaca kalamat tauhid ini, sebagaimana doa kita kepada Allah SWT "Allahumma hawwin Alaina fi sakaratul maut". Kata kuncinya adalah ketika kita pada waktu itu bisa melafalkan kalimat tauhid la ilaha illa Allah.
"Masyaallah betapa bahagianya jika kita selamat karena membaca kalimat tauhid ini. Terus ya Bu dibaca agar kita bisa bersama-sama masuk ke surganya Allah SWT. Itulah yang sering kali kita lihat, jika ada keluarga kita yang akan meninggal maka sambil ditunggui diajarkan untuk membaca kalimat tauhid la ilaha illa Allah. Kelihatannya gampang membaca kalimat tauhid, tetapi kalau tidak terbiasa akan mengalami kesulitan terutama menjelang kematian," terang Nur Syam yang kemudian menutup ceramahnya dalam kegiatan yang tersebut.
Kegiatan Rutin Jam'iyah Yasinan
Sementara itu, menurut Ibu Rindowati, kegiatan Jam\'iyah Yasinan ini merupakan salah satu acara rutinan yang biasa dilakukan oleh jama'ahnya di Mushalla Raudlatul Jannah Dusun Semampir, Desa Sembungrejo, Kecamatan Merakurak, Kab. Tuban. Acara ini dilakukan dengan melibatkan sebanyak 90-an anggota dengan susunan acara membaca kalimat tauhid "la ilaha illa Allah" atau yang sering disebut sebagai tahlilan, dan juga membaca surat Yasin, yang dikenal dengan sebutan "yasinan".
Rindowati yang kini menjabat sebagai Pengurus Yayasan Qorya Jadida juga menerangkan bahwa kegiatan tersebut juga bekerja sama dengan Klinik Adi Hayati Surabaya dan Jamiyah Yasinan Dusun ini.
"Di dalam acara ini juga diberikan bantuan sebanyak 100 paket yang berupa paket vitamin, masker dan bantuan sembako kepada para jamaah," pungkasnya.