(Sumber : Dokumentasi Peneliti )

Meneliti Jaringan dan Gerakan PKS: Saiful Anwar Raih Doktor Islamic Studies

Kelas Antropologi

Saiful Anwar atau yang biasa dipanggil Ipoel akhirnya berhasil menjadi doctor pada Program Doktor UIN Sunan Ampel Surabaya, Kamis, 09/11/2023 dengan disertasi yang berjudul  “Jaringan dan Gerakan Sosial Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Timur 1998-2019.” 

    

Disertasi ini berhasil dipertahankan di depan para penguji, yang terdiri dari: Prof. Masdar Hilmy, PhD. (Ketua), Dr. Rofhani, MAg (Sekretaris),  Prof. Dr, Ngainun Naim, Prof. Dr. Nur Syam, MSi, Prof. Dr. Abd. A’la, MAg.,  Dr. Ahmad Nur Fuad, MA., dan Dr. Hamisy Syafaq, MAg. 

  

Dari disertasi tersebut diperoleh abstraknya sebagai berikut: Fokus kajian disertasi ini adalah model jaringan dan gerakan sosial yang dilakukan PKS dalam mempertahankan eksistensinya di Jawa Timur yang basis elektoralnya religius tradisional. Terdapat tiga rumusan masalah yang dijadikan pertanyaan oleh peneliti: (1) Bagaimana  sejarah dan dinamika sosial politik  Partai Keadilan Sejahtera dalam kontestasi politik Jawa Timur? (2)  Mengapa jaringan sosial Partai Keadilan Sejahtera dapat berkembang dalam melakukan perekrutan anggota dan mencari simpati pemilih masyarakat Jawa Timur? (3) Apakah gerakan sosial yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera mampu menjadi media politik untuk mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat Jawa Timur? 

  

Disertasi ini jenis penelitiannya adalah sosial historis yang menggunakan pendekatan interdisipliner dengan obyek penelitian gerakan dan jaringan sosial yang dilakukan oleh Partai Keadilan Sejahtera di Jawa Timur mulai tahun 1998-2019. Dalam penelitian ini data-data didapatkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan juga melakukan kritik terhadap dokumen-dokumen yang relavan dengan PKS di Jawa Timur.

   

Penelitian disertasi ini menemukan beberapa hal: Pertama, PKS mampu menunjukkan eksistensinya di Jawa Timur dengan selalu memperoleh kursi baik DPRRI-DPRD Jatim maupun DPRD Kabupaten/Kota di tengah isu bahwa PKS identik dengan partai kelompok radikal. Kedua, jejaring sosial yang dilakukan oleh para aktor PKS di semua elemen masyarakat Jawa Timur untuk  dijadikan sebagai media politik dalam melakukan perekrutan kader, simpatisan serta dukungan dari elite lokal kiai, telah bertransformasi dari gaya politik PKS yang kaku. Jejaring sosial yang dilakukan PKS lebih cenderung lentur, terbuka dan berusaha berakulturasi dengan elemen masyarakat nahdliyin dengan menenggelamkan ideologi Ikhwanul Muslimin. Ketiga, gerakan sosial yang dilakukan PKS lebih cenderung menyikapi persoalan-persoalan nasional dan Internasional dari pada persoalan kebijakan pemerintah daerah baik provinsi maupun Kabupaten/Kota. Dalam aksi gerakan sosial barunya, PKS memanfaatkan media sosial sebagai media politik dengan sasaran kelompok milenial.

  

Penelitian disertasi ini menyimpulkan bahwa untuk mempertahankan eksistensinya PKS di Jawa Timur membangun jejaring sosial ke semua elemen masyarakat, lembaga sosial dan elite lokal kiai pesantren. PKS juga melakukan aksi-aksi gerakan sosial baik dalam bentuk demonstrasi, longmarch dan membuat konten-konten yang memuat ajakan untuk melakukan gerakan sosial dan gerakan politik di akun media sosial PKS Jawa Timur. 

  

Promovendus memang memiliki sejumlah pengetahuan yang sangat memadai baik di dalam perspektif teoretik maupun empiris. Jawaban-jawabannya sangat memadai sebagai seorang yang melakukan penelitian dengan tema Gerakan social dan jaringan Partai Politik dalam kancah perpolitikan nasional. Pemahaman yang mendalam tentang Gerakan social dan jejaring PKS di Jawa Timur, khususnya di Bojonegoro, Bangkalan dan Ponorogo memberikan gambaran bahwa promovendus melakukan penelitian dengan baik. 

  

Misalnya terdapat pertanyaan tentang bagaimana kajian integrasi ilmu diberlakukan di dalam penelitian ini. Mana yang dijadikan sebagai subject matter-nya dan mana yang pendekatannya, lalu area kajiannya apa dilihat dari area kajian Islamic studies. Atas pertanyaan ini, maka dengan lugas dinyatakan bahwa penelitian menjadikan politik Islam sebagai subject matter penelitian dan menjadikan pendekatan historis dan sosiologis sebagai pendekatannya. Sedangkan area kajiannya adalah studi kelembagaan Islam. 

  

Memang ada beberapa pertanyaan yang mendasar misalnya terkait dengan temuan penelitian ini, apakah temuan proposisional atau tipologis dan seharusnya diperkuat dengan beberapa teori yang terkait dengan jaringan social yang mengkaitkan dengan Gerakan partai politik.

  

Secara keseluruhan, Saiful Anwar pantas menjadi Doktor dalam Islamic Studies karena semua persyaratan untuk menjadi doctor sudah terpenuhi. Selamat kepada Dr. Saiful Anwar, semoga makin bermanfaat bagi pengembangan institusi di Universitas Sunan Giri Bojonegoro, bahkan juga UINSA. Saya berpesan jangan berhenti menulis, karena menulis adalah jantung akademisi.

  

Wallahu a’lam bi al shawab.