Meneliti Komunitas Yuk Ngaji, Angga Meraih Gelar Master
Kelas Metode PenelitianProf. Dr. Nur Syam, MSi
Sebuah tesis yang berjudul “Komunitas Yuk Ngaji: Kajian atas Pesan Dakwah dan Pemahaman Mitra Dakwah tentang Islam (Perspektif Fenomenologi Komunikasi Dakwah)” berhasil dipertahankan oleh penulisnya Angga Nur Rohman, mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), pada Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya. Sebagai Promotor adalah Prof. Dr. H. Nur Syam, M. Si dan Dr. Sokhi Huda, M. Ag. Pengujinya adalah Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, MAg dan Prof. Dr. Ali Nurdin, MSi. Yang menjadi Kata Kunci di dalam tesis ini adalah Yuk Ngaji, Pesan Dakwah, Pemahaman Dakwah, Felix Siauw.
Dari penelitian tersebut, Angga menuliskan abstraknya sebagai berikut: Penelitian ini berangkat dari fenomena fundamentalisme yang berkembang di Indonesia yaitu HTI. Kelompok tersebut pernah dilarang, namun masih marak menyampaikan pesan-pesan dakwah dan pahamnya dengan cara yang tidak lagi sama dengan menggunakan komunitas dakwah remaja bernama Yuk Ngaji. Problem tersebut, berwujud beberapa persoalan yang mendorong penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana pesan dakwah yang disampaikan kepada mitra dakwah pada komunitas Yuk Ngaji? (2) Bagaimana pemahaman mitra dakwah atas pesan yang disampaikan tentang Islam oleh para Pendakwah komunitas Yuk Ngaji? Dan (3) Bagaimana perubahan arus dakwah Felix Siauw dalam membangun pemikiran tentang Islam kepada mitra dakwah? Fokus utama penelitian ini melihat urgensi dan eksitensi komunitas Yuk Ngaji berdakwah di Indonesia sebagai gerakan dakwah Felix Siauw. Sesuai dengan persoalan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif lapangan dan teks media, dengan pendekatan analisis fenomenologis dan netnografi. Perspektif teoritis penelitian menggunakan pendekatan dakwah M. Abu al-Fath al-Bayanuni dan Moh. Ali Aziz, serta gabungan teori dakwah lainnya, dengan pendekatan ilmu komunikasi kontemporer. Metode yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi berbagai aktifitas dakwah komunitas Yuk Ngaji. Terdapat tiga poin temuan dalam penelitian ini. Pertama, pelbagai pesan dakwah Yuk Ngaji tipoligi untuk menegakan syariat Islam yang memiliki kemiripan dengan pemahaman pada Hizbut Tahrir. Pesan dakwah disampaikan pada mitra dakwah sesuai dengan kategorisasinya yaitu partisipan dan member. Kedua, pemahaman mitra dakwah tentang Islam dibangun dengan beberapa proses agar mereka memahami pesan-pesan dakwah para pendakwah. Ketiga, Felix Siauw menunjukkan perubahan arus dakwahnya dengan tidak banyak menonjolkan menegakkan negara Islam di Indonesia.
Sesungguhnya negeri ini sedang menghadapi gelombang fundamentalisme di dalam lautan dalam yang gelombang itu adalah ajaran Islam yang disembunyikan, yaitu penerapan khilafah Islamiyah. Sebagaimana temuan Angga Nur Rohman, bahwa terdapat dua tipologi dalam mengategorikan mitra dakwah Komunitas Yuk Ngaji. Di dalamnya terdapat perbedaan yang menonjol, yaitu materi umum bagi komunitas Yuk Ngaji yang masih pemula, mungkin bisa dikategorikan sebagai kelas elementary, yang mereka terdiri dari sejumlah orang yang memang ingin mendalami ajaran agama dan bertemulah dengan komunitas ini. Sebagai pemula maka yang dikaji adalah masalah-masalah keseharian dan bagaimana solusi Islam atas hal tersebut. Di dalam prosesnya sama sekali tidak dijelaskan mengenai keinginan untuk mendirikan khilafah. Pengasuh Yuk Ngaji tahu persis apa yang menjadi kebutuhannya. Melalui kesabaran dan ketelatenan, maka mereka dibimbing untuk hijrah ke dalam Islam ala tafsirnya. Salafi Wahabi.
Lalu terdapat kelompok intermediate atau kelompok yang sudah terseleleksi secara mendasar. Mereka sudah lulus dalam standart untuk masuk dalam kelompok kedua. Jika kelompok pertama baru terdiri dari orang-orang yang baru hijrah, maka pada kelompok kedua sudah terdiri dari orang yang bisa diajari untuk membicarakan bagaimana tuntunan Islam tentang bernegara, kehidupan social, hukum, ekonomi dan kehidupan beragama dalam tafsir kaum Salafi. Mereka sudah masuk dalam jejaring kaum anti thaghut dan memiliki semangat untuk berjuang mendirikan khilafah.
Bisa jadi kala seseorang sudah masuk dalam kalangan advance, maka seluruh mindset dan actionnya sudah menggambarkan diri sebagai orang yang anti-state atau anti negara. Tentu tidak mudah untuk memasuki kelompok advance karena tentu sudah melampaui seleksi terstruktur dan sistematis. Mereka orang yang sudah teruji,
Hanya sayangnya bahwa hasil penelitian ini belum mengungkap secara mendalam tentang fenomenologi di dalam kaitannya dengan in order motives atau because motives dan bahkan lebih khusus juga penjelasan tentang bagaimana fenomenologi komunikasi dakwah tersebut eksis dan berdaya guna untuk memahami fenomena Yuk Ngaji dan hal-hal yang terkait dengannya.
Wallahu a’lam bi al shawab.