(Sumber : doc, acara)

Mengkaji Kurikulum Pondok Gontor Di Jambi: Arif Menjadi Doktor

Kelas Sosiologi

Prof. Dr. Nur Syam, MSi

  

M. Arif Musthofa berhasil mempertahankan disertasinya dengan sangat baik yang berjudul Implementasi Kurikulum Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor 10 Jambi, pada  tanggal 19/02/2024. Ujian promosi ini menandai sebagai fase akhir atas perjalanan panjang M. Arif Musthofa dalam Program Pendidikan Doktor di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

  

Sebagai penguji disertasi adalah Prof. Dr. Risnita, MPd., (Ketua), Dr. Sodiah, MPdI. (Sekretaris), Prof. Dr. H. Martinis Yamin, MPd. (Promotor), Prof. Dr. Badarussyamsi, SAg, MA. (Co-Promotor), Prof. Dr. H. Nur Syam, MSi, (Penguji) Dr. H. Zikwan, MAg. (Penguji), Prof. Dr. H. Muntholib, SM, MS. (Penguji), Prof. Dr. H. Kasful Anwar (Penguji). Sebagai pengelola Ujian, Isfehani, SE dan Anisa, MPd. 

  

Dari disertasinya, diperoleh abstrak sebagai berikut: “Gontor  begitu lekat dengan kurikulum yang sangat khas serta istimewa, banyak menjadi acuan kurikulum dari hampir setiap pondok modern yang berdiri setelahnya. Pondok modern Gontor 10 adalah salah satu di antara beberapa pondok pesantren dengan sistem pendidikan modern di Provinsi Jambi.  Pendekatan  kualitatif dipilih  dalam penelitian ini yang berupaya menganalisis dan memahami tentang bagaimana hakikat paradigma serta implementasi kurikulum kulliyatul mu’allimin al-islamiyah yang dilaksanakan, diawali dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap evaluasi implementasi kurikulum kulliyatul mu’allimin al-islamiyah PMDG 10 Jambi dalam meningkatkan mutu lulusan. 

  

Perencanaan dilakukan dengan adanya I’dad tadris, I’dad madhi (materi) dan I’dad maknawi (makna) dengan pengertian bahwa pembelajaran yang terlaksana selama berada di pondok tidak hanya sekedar untuk mendapatkan pengetahuan melainkan ilmu. Pelaksanaan kurikulum pada PMDG 10 Jambi yang bersifat integrated curriculum bertumpu pada capaian lulusan yang lebih mengutamakan kualitas di atas kuantitas dengan tujuan menjadi insan yang beriman, berilmu, dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan, serta evaluasi yang dilakukan secara teliti, berkala serta detail, seperti tentang studi kelayakan pada jumlah guru, serta mata pelajaran yang diampu.

  

Hal tersebut dilaksanakan untuk mengetahui kondisi guru, kompetensi dan kemampuan pada guru, hingga kendala yang terjadi dilakukan evaluasi setiap satu hari oleh penanggung jawab Kulliyatul Muallimin Al-Islamiyah, dan evaluasi mingguan lewat kamisan, satu bulan sekali dan tiap akhir semester, serta setiap satu tahun sekali dilaksanakan awal tahun ajaran baru untuk memastikan lulusan dengan profil mukmin, muslim, muhsin, berkomitmen pada perjuangan, menjadi perekat ummat, berjiwa guru, dan warga negara yang baik”.

  

Penelitian ini menghasilkan novelty bahwa output pendidikan yang baik harus memiliki paradigma yang kuat dan mengakar serta melewati tahapan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang terstruktur dan tersistem, serta evaluasi ketat yang terus dilestarikan dengan menerapkan tiga pusat pendidikan yaitu pendidikan sekolah, keluarga serta masyarakat. Manajemen  kurikulum kemudian dituangkan dalam system pesantren di lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor 10 Jambi.

  

Kurikulum berbasis religiusitas merupakan kebalikan dari kurikulum dengan pendekatan humanistik liberal yang menempatkan manusia sebagai pusat segalanya tanpa memperhitungkan nilai-nilai spiritual keagamaan. Bagi kurikulum religiusitas, model kurikulum humanis-liberal tentu merupakan konsep yang tidak dapat diterima, khususnya bagi agama Islam. Islam memandang segala sesuatu di dunia ini berasal dan berpusat pada Allah Swt, sedangkan manusia hanya sekedar pelaksana (khalifah) dan hamba. Dengan demikian, pendekatan religiusitas hadir sebagai solusi atas dangkalnya iman manusia.

  

Dr. Arif dalam melakukan review dengan sangat memadai atas konsepsi Daniel Stufflebeam dalam kajian implementasi kurikulum dalam meningkatkan kualitas lulusan, yaitu Context, Input, Process, Product (CIPP). Di antara yang baru adalah memperhatikan kompetensi guru, memperkuat ruhul mudarris, wisdom, bilingual learning dan fokus Pendidikan 6 tahun. Melalui konsepsi ini maka dapat  diperoleh kualitas mitra didik yang lebih berkualitas.  

  

Di antara yang mendasar di dalam implementasi kurikulum pada PPDG adalah adanya paradigma pendidikan berbasis dan bercorak integrative, komprehensif dan mandiri. integratif artinya bahwa di dalam pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengintegrasikan antara intra-kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler, komprehensif artinya bahwa pendidikan ini dilakukan melalui system yang memadukan antara ilmu agama dan ilmu umum, sedangkan mandiri bahwa pendidikan ditujukan agar mitra didik memiliki kemandirian dalam menatap kehidupan ke depan yang lebih luas. 

  

Di dalam memberikan sambutan atas nama penguji, saya sampaikan bahwa menjadi doctor bukan akhir dari proses pembelajaran tetapi justru awal proses pembelajaran. Pendidikan merupakan pembelajaran  berjangka panjang atau long life education. Untuk menandai bahwa doktor adalah orang yang sangat well educated, maka jangan berhenti untuk menulis. Verba volant scripta mannent. Ungkapan ini dapat menjadi inspirasi bagi seorang dockor untuk terus menulis. Diucapkan hilang ditulis abadi. Jangan berhenti untuk menulis, dengan menulis kita ada. Aku menulis, aku ada.

  

Wallahu a’lam bi al shawab.