(Sumber : www.nursyamcentre.com)

Pesantren Sebagai Kajian Islamic Studies

Kelas Sosiologi

Pesantren merupakan institusi sosial keagamaan yang  memiliki fungsi dan makna bagi kehidupan sosial kemasyarakatan. Di masa lalu, pesantren dinyatakan sebagai institusi Pendidikan keislaman, tetapi seirama dengan perkembangan zaman, maka pesantren mengalami perluasan makna. Sebagai institusi pendidikan, pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengusung tema-tema pendidikan keislaman. Di dalam perkembangannya, pesantren juga mengembangkan pendidikan umum sesuai dengan kebutuhan umat. Implikasinya, pesantren dilabel dengan berbagai macam tipologi, misalnya pesantren pendidikan, pesantren pemberdayaan, pesantren ekonomi,dan  pesantren  wirausaha, dan sebagainya.

  

Inti pesantren atau core bisnis pesantren hakikatnya adalah institusi pendidikan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan ditandai dengan beberapa ciri khas, yaitu:  kiai sebagai pemangku pesantren, santri sebagai penimba ilmu pengetahuan keislaman, masjid  dan bilik-bilik pesantren, ruang belajar di pesantren, tradisi kajian kitab kuning dan  tradisi pembelajaran  di pesantren, tradisi keislaman di pesantren dan lingkungan pesantren. Semua ini dilabel sebagai tradisi pesantren, sebuah tradisi yang khas merupakan dialektika antara tradisi pesantren dengan dunia sosial pada zamannya.

  

Sebagai area kajian, maka ada beberapa tipologi tentang kajian di pesantren, yaitu:

  

1. Kajian Teks Suci (al-Qur\'andan hadits Nabi Muhammad SAW) meliputi Ilmu Al-Qur\'an, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadits, dan ilmu yang bisa diatribusikan kepada kedua teks suci tersebut. Hal yang menjadi sasaran di dalam kajian teks suci adalah al-Qur\'an atau haids sebagai teks yang menjadi pedoman utama di dalam pengamalan ajaran Islam, baik dalam dimensi teologis, ritual, konsekuensi beragama, pengetahuan beragama dan pengalaman beragama. Jadi peneliti harus menjadi penafsir atas ajaran teks suci, sebagaimana riwayat, asbabun nuzul dan asbabul wurud atas teks suci tersebut. Sebagai contoh Tafsir Ibn Katsir, Tafsir al Ibris, Tafsir Jalalain, Tafsir Misbah, Tafsir Al Azhar, yang merupakan karya para ulama ahli tafsir di dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur\'an. 

  

2. Kajian Non-Teks Suci meliputi kajian atas pemikiran para mufassir atau ahl hadits  dalam memahami atau menafsirkan atas teks suci. Misalnya tentang akidah, Syariah dan akhlak. Bisa dalam bentuk deskripsi, komparasi, historis, kritik dan lainnya yang terkait dengan kajian teks. Kajian ini bisa disebut sebagai commentary on commentary. Misalnya mengkaji pemikiran tentang ayat rahmatan lil’alamin di dalam tafsir Ibn Katsir. Atau mengkaji pemikiran tentang jihad dalam tafsir Al Manar karya Rasyid Ridha, atau konsepsi tentang kafir dalam tafsir al Misbah dan sebagainya. Jadi yang dijadikan sebagai sasaran kajian adalah pemikiran para ulama yang mengkaji al-Qur\'an atau hadis. 

  

3. Kajian empiris, yaitu kajian atas teks suci yang hidup di dalam diri individu, komunitas atau masyarakat. Mengkaji tentang pemahaman orang atas teks dan implementasi teks tersebut di dalam kehidupan.

  

Kajian empiris atas teks/ajaran Islam, merupakan kajian yang coraknya cross disipliner atau lintas bidang, yaitu menjadikan teks suci atau teks non suci atau ajaran Islam sebagai sasaran kajian atau subject matter of research dan menjadikan cabang ilmu sosial sebagai pendekatan. 

  

1. Sosiologis, yaitu mengkaji teks atau ajaran di dalam masyarakat, dan bagaimana masyarakat menggunakan teks tersebut sebagai basis interelasi dan interaksi di di antara mereka. Misalnya studi tentang Makna Jihad dalam perspektif Kiai NU di Kediri.

  

2. Antropologis, yaitu mengkaji teks/ajaran agama yang dijadikan sebagai pola bagi Tindakan masyarakat di dalam suatu area tertentu. Ajaran agama menjadi pedoman bertingkah laku yang telah mentradisi di dalam diri dan komunitas atau masyarakat. Misalnya ajaran Islam sebagai substansi dalam ritual nyadran di komunitas pertanian.

  

3. Psikologis, yaitu mengkaji teks/ajaran agama dalam kehidupan individu yang menghasilkan pengalaman-pengalaman beragama atau religious experience. Misalnya Pengalaman Beragama para mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah di Jawa Timur.

  

Kajian-kajian yang dapat diidentifikasi sebagai dinamika pemikiran dan kebermaknaan pesantren dalam kaitannya dengan teks suci dan non teks suci serta kajian empiris, dapat dilhat dari contoh sebagai berikut, yaitu: Pemaknaan Ulang atas Kitab Irsyadus Sari Karya Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari, Pemaknaan Ulang Kitab Uqudul Lujain karya Syeikh Muhammad bin Umar An Nawawi, Pemaknaan Teks Al Muhafadzat Alal Qadimis Shalih pada Para Kiai di Kediri, Pesantren dan Madrasah dalam Perspektif Sosiologis (Studi Fenomenologis atas perubahan di Pesantren), Pesantren dan Pandemi Covid-19 (psikhologi santri dalam menghadapi penyebaran omicron di lingkungan pesantren) dan Respon sosial kiai dalam merespon UU Pesantren (Studi pada kiai di Kediri). 

  

Dunia pesantren merupakan area penelitian yang sangat kaya, baik dari sisi kajian teks suci maupun non teks suci dan juga kajian empiris. Jika kita mengamati dunia pesantren juga akan terlihat betapa dinamika di dalamnya sangat fantastis. Belum lagi inovasi-inovasi pesantren terkait dengan aspek ekonomi, sosial, budaya dan bahkan politik. Menggunakan konsepsi John Obert Voll, maka pesantren merupakan institusi yang terus berubah tetap juga tetap menjaga keajegannya dalam merespon terhadap perubaha sosial yang terus terjadi di dalam kehidupan masyarakat.

   

Wallahu a’lam bi al shawab.