(Sumber : https://min.wikipedia.org/)

BUYA AHMAD SYAFII MAARIF: TOKOH MODERASI BERAGAMA (1)

Khazanah

Oleh: Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

  

Pada Kamis, 26 Mei 2022, tiba-tiba saya di WA oleh Mas Mohammad Shofan, dari Maarif Institute, dan kemudian ditelpon tentang rencana untuk menghadirkan saya dalam acara podcast untuk menyambut Hari Ulang Tahun Buya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, yang ke 87, lahir pada 31 Mei 1935. Ketepatan pada Hari Selasa,  31 Mei  2022, saya  diundang oleh Pak Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Agama Periode 2014 dan 2015-2019 untuk menghadiri pengukuhan gelar Doctor Honoris Causa (DR. HC) di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka saya putuskan sekaligus saja, yaitu setelah acara di UIN Jakarta, lalu  saya akan meluncur ke Kantor Maarif Institute untuk memberikan sedikit ucapan selamat atas Harlah Buya Syafii.

  

Pada hari Jum’at, 27 Mei 2022 saya ke UIN KHAS Jember, karena diminta Prof. Babun Suharto, Rektor UIN KHAS Jember dan Prof. Mohammad Dahlan, Direktur PPS UIN KHAS Jember untuk menguji dua disertasi, pada tahap ujian tertutup. Tiba-tiba saya membaca WAG Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) tentang informasi wafatnya Buya Ahmad Syafii Maarif. Atas informasi itu,  lalu saya kirim pesan ke  Mas Shofan untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut benar. Itulah kebiasaan saya setiap menerima berita tentang wafatnya seseorang melalui WA, maka saya lakukan konfirmasi.  Saya harus mencari informasi bahwa berita tersebut benar. Ternyata, Mas Shofan membenarkannya.

  

Pada  jam 15.00 WIB,  saya sudah sampai rumah di Surabaya, sehingga saya bisa melihat  pemakaman Beliau di Tempat Pemakaman Umum (TPU)  Husnul Khotimah di Kulon Progo. Melalui Chanel TransTV, maka saya mengikuti tahap demi tahap pemakaman Beliau. Mulai dari keberangkatan Beliau dari Masjid tempat Beliau dishalatkan sampai dikuburkan. Dengan mobil ambulan jenazah, Beliau dibawa ke TPU Husnul Khatimah. Pak Presiden Joko Widodo juga menyempatkan diri untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Buya Syafii Maarif. Dengan khas pakaian putih dan celana gelap Pak Jokowi mengikuti shalat jenazah untuk  memberikan penghormatan terakhir. Dengan keranda mayat yang ditutup kain hijau bertuliskan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, maka Beliau diangkat menuju mobil jenazah dan kemudian dibawa ke tempat pemakaman. Sebuah prosesi pemakaman yang simpel tetapi penuh makna. Jenazah dimasukkan ke liang lahat, ditutup dan kemudian diakhiri dengan doa bersama. Sungguh khidmat doa yang dibaca itu. Dengan suara bergetar, sebagai pertanda untuk mengantarkan  Buya Syafii dalam memasuki alam kubur. Juga dilakukan upacara tabur bunga yang dimulai dengan istri Buya Syafii dan juga kerabat dekatnya. Pada waktu upacara tabur bunga ini, saya merenung ke sinilah kita akan menuju. Sebuah kampung alam barzakh atau alam kubur, yang merupakan alam kelanjutan dari alam dunia. Prof. Muhajir, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) serta sejumlah orang kemudian melakukan upacara ziarah kubur dan dengan khusyu’ berdoa agar Buya Syafii husnul khatimah.

  

Kepergian ke alam barzakh memang sebuah peristiwa yang harus terjadi pada siapapun. Setiap yang memiliki nyawa atau roh dipastikan akan mengalami kematian atau ajal. Manusia sebagai makhluk Tuhan juga pasti akan mengalami kematian. Dan kita semua tidak tahu kapan ajal itu akan tiba. Jika sudah saatnya,  maka tidak bisa dimajukan atau dimundurkan. Kematian adalah takdir Tuhan yang bersifat azali.  Buya Syafii meninggal di  RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada pukul 10.15 WIB, pada Hari Jum’at, 27 Mei 2022. Sebuah kepergian untuk selama-lamanya atas seorang tokoh dan guru bangsa, khususnya dalam bidang moderasi beragama.

  

Buya Ahmad Syafii Maarif bukan hanya milik Muhammadiyah, sebuah organisasi yang menjadi tempat pengabdiannya sampai akhir hayatnya, tetapi juga milik bangsa Indonesia, bahkan milik dunia. Buya Syafii tidak hanya tokoh yang dikenal di kalangan Muhammadiyah tetapi juga dikenal luas oleh seluruh komponen umat Islam di Indonesia. Tidak hanya milik umat Islam akan tetapi juga milik agama-agama lain. Pergaulannya yang sangat luas dengan para tokoh agama menjadi bukti akseptabilitas dirinya di dalam kehidupan umat beragama di Indonesia. Makanya, sangat banyak tokoh organisasi, birokrat, pengusaha, akademisi,  dan tokoh berbagai agama yang memberikan ucapan bela sungkawa atas kepergiannya ke alam kubur. Testimoni tentang ketokohan dan peran Buya Syafi’i dari Romo Franz Magnis Suseno (Katolik), Mbak Yenny Wahid (Gusdurian-NU) dan Sukidi (Muhammadiyah) melalui chanel televisi memberikan bukti bagaimana ketokohan dan peran kebangsaan Buya Syafii.

  

Hampir seluruh WAG yang saya miliki memberikan ucapan bela sungkawa atas kepergiannya ke alam barzakh.  Realitas social ini  dapat menjadi bukti atas betapa kebesaran Beliau di mata masyarakat Indonesia. Buya Syafii memang merupakan tokoh dan guru bangsa. Pikiran Beliau yang rasional, jernih dan ikhlas telah mewarnai kehidupan social masyarakat Indonesia. Pada usia yang sudah di atas 85 tahun Beliau masih konsisten untuk menuliskan pikirannya tentang keislaman, keindonesiaan dan kemoderenan. Tidak hanya kehidupan keagamaan, tetapi juga kehidupan social politik dan kebangsaan.

  

Seorang tokoh besar akan bisa dirasakan kehebatannya kala yang bersangkutan sudah tiada, dan pemikiran serta aksi sosialnya masih dirasakan oleh masyarakat. Dan kita melihat hal ini ada pada diri Buya Syafiii. Kepergiaannya tentu tidak hanya ditangisi tetapi yang terpenting adalah melanjutkan pikiran dan aksinya di dalam menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam bingkai NKRI yang berbasis pada Dasar Negara Pancasila.

  

Selamat jalan Buya Ahmad Syafii Maarif. Amal baik Panjenengan menjadi bukti bahwa kepergian panjenengan ke  alam kubur merupakan kepergian yang  husnul khatimah. Lahu al fatihah.

  

Wallahu a’lam bi al shawab.