(Sumber : www.nursyamcentre.com)

In Memoriam Prof. Dr. Sahid HM, M.Ag., MH

Khazanah

Saya menerima kabar yang sangat menyedihkan, yaitu  wafatnya Prof. Dr. Sahid HM, MAg., MH. Siang itu saya mengantar cucu saya, Yuvika Farnaz Adzkiya dan Nisrina Arfa Al Abashi ke tempat rekreasi di Taman Safari, Malang. Maklum saya sudah janji kalau akan  mengajaknya rekreasi untuk melihat binatang di alam liar, sebab seingat saya anak-anak itu pernah ke sana pada waktu masih kecil. 

  

Di kala pulang, tiba-tiba ada call dari Sdr. Doktor Imron Rosyadi. Saya  tidak bisa mengangkatnya karena HP ada di saku, sementara itu Vika  tertidur di pangkuan saya. Maka saya pindahkan posisi tidurnya kemudian saya cari siapa yang kontak. Lalu saya kontak balik. Dengan nada kesedihan Cak Imron memberitahu kalau Pak Sahid telah meninggal. Saya balik bertanya: “Pak Sahid siapa”? Lalu dijelaskan:  “Prof. Sahid promotor saya Prof. Masyaallah”. Tergetar rasanya hati saya mendengar kabar duka yang mendadak ini, sebab tidak terdengar Prof. Sahid sakit, tetapi tiba-tiba wafat. Masyaallah. 

  

Saya memang lama tidak bertemu dengan beliau secara fisik. Saya rasa terakhir kali bertemu pada acara ujian terbuka untuk Sdr. Doktor Imron Rosyadi sekian bulan yang lalu. Saya dan beliau memang menjadi promotornya. Saya tentu masih ingat cecandaan kami pada waktu ujian tersebut. Setelah itu sama sekali tidak pernah bertemu baik fisik maupun melalui zoom. Akhir-akhir ini saya memang nyaris tidak pernah datang ke kampus, sebab segala sesuatunya dilakukan melalui penggunan TI. Saya menghandle kelas melalui GC atau zoom. Jadi nyaris tidak tahu perkembangan secara individual pada masing-masing sahabat. Terakhir ada rapat Senat untuk wisuda, tetapi berbarengan dengan jam mengajar, sehingga saya juga tidak datang secara luring. Konon Pak Sahid sempat hadir di acara tersebut. Artinya pada hari Selasa dan Rabu kemarin Pak Sahid masih hadir, dan kemudian pada hari Sabtu, 25/09/2021 ternyata beliau sudah harus menghadap kepada Ilahi Rabbi. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.

  

Prof. Sahid memperoleh gelar sebagai professor dalam waktu usia yang masih muda, usia 49 tahun.  Beliau termasuk generasi yang cepat di dalam karir akademisnya. Setelah menyelesaikan doktornya di IAIN Sunan Ampel tahun 2009, maka dalam beberapa tahun kemudian sudah bisa menduduki jabatan guru besar sebagai jenjang karir akademis yang banyak diimpikan oleh para dosen. Dan capaian itu sudah dilampauinya. Sesungguhnya beliau memiliki masa depan yang sangat cerah di dalam karir akademis maupun birokrasi. Beliau pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, dan jabatan sekarang adalah Ketua Lembaga Peneliitan  UIN Sunan Ampel. Hanya sayangnya,   Allah sudah memanggilnya pada saat menapaki puncak karirnya. 

  

Saya tentu masih terkenang dengan matanya yang tajam tetapi teduh. Ketajaman mata yang menggambarkan kecerdasannya dan keteduhan matanya yang menggambarkan seorang santri yang tawadlu dan rendah hati. Saya masih teringat di kala masih berkesempatan bertemu secara fisikal, maka beliau selalu saja menganggukan kepala ketika bertemu. Dengan logatnya yang khas,  beliau menyapa dan kemudian saling bertegur sapa. 

  

Beliau adalah alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Secara otomatis tentu mewarisi tradisi pesantren dengan kedalaman ilmu keislaman, akan  tetapi juga mengembangkan studi hukum yang memang menjadi pilihan di dalam kehidupannya. Beliau alumni Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel (kini UIN Sunan Ampel), lalu Master di bidang hukum Islam dan lanjut Doktor Ilmu Keislaman. Beliau juga memiliki ijazah Magister Hukum. Saya kira UINSA, Fakultas Syariah dan Hukum dan masyarakat sangat merasakan kehilangan atas kewafatannya. Beliau tidak hanya ahli dalam hukum Islam (fikih) tetapi juga hukum positif. 

  

Karyanya yang hebat adalah mendirikan Pondok Pesantren Qur’an Asy Syahadah di Surabaya. Tepatnya di perbatasan Surabaya dengan selat Madura, daerah Tambak Wedi Gang Lebar Blok 5 Kenjeran Surabaya. Sebagai pesantren al-Qur’an, maka maka para santrinya adalah penghafal Alqur’an, dan salah satu yang membanggakan yakni   seorang santri yang bisa menghafal al-Qur'an dalam waktu 3 bulan 18 hari.  Tetapi rata-rata santrinya bisa menghafal al-Qur'an dalam waktu setahun. Sebagai pondok pesantren, maka santrinya wajib untuk shalat berjamaah, bimbingan fashahah, dhuha dan tahajjud, setoran hafalan dan muraqabah. Visi Pondok Pesantren ini adalah “Menjadikan Pusat Kajian al-Qur\'an yang interdisiplner, dengan misi yaitu: “Menciptakan  Santri yang hafal al-Qur\'an berdimensi penghambaan kepada Allah, berorientasi pengabdian masyarakat, dan berwawasan Islam Indonesia”. 

  

Beliau juga seorang penulis yang produktif. Selama karirnya sebagai dosen, maka didapati karya-karya akademiknya sebanyak 18 buku dan artikel. Di antara yang monumental adalah buku yang dihasilkan dari kerja akademik doktornya yang berjudul: “Formalisasi Syariat Islam dalam pandangan Kiai Struktural NU”, 2009. Saya menjadi salah seorang penguji disertasinya, dan salah satu novelty dari kajiannya ini adalah tentang Tipologi NU Struktural dengan label NU Fundamentalis, NU Moderat dan NU fragmatis. Selain itu juga ada banyak buku lainnya, misalnya Pengantar Hukum Pidana Islam (2014), Legislasi Hukum Islam di Indonesia; Studi Formalisasi Syariat (2016), Pornografi dalam Kajian Fiqih Jinayah (2011), Sejarah Evolusi Sunnah: Studi Pemikiran Fazlurrahman (2011), Contesting Caliphat: Opposition of Indonesia Fundamentalist Group to ISIS Caliphate (JIS, 2014).

  

Prof. Sahid menyelesaikan program Strata I pada tahun 1994, Magister Studi Islam tahun 1999, dan Doktor Studi Islam  pada tahun 2009. Beliau termasuk cepat dalam meraih jabatan guru besar, tepatnya pada 21 Desember 2017 . Beliau dikukuhkan sebagai Professor dalam Bidang Hukum Islam, yang acara pengukuhannya dilakukan di Sport Center UIN Sunan Ampel Surabaya. Selain beliau juga dikukuhkan Professor  Prof. Titik Triwulan Tutik, sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Hukum Tata Negara, dan Prof. Damanhuri dalam bidang Ilmu Hadits. Beliau dikukuhkan oleh Rektor UINSA, Prof. Dr. Abd. A’la, MAg.

  

 Prof. Sahid lahir pada 9 Maret 1968 dan meninggal pada 25 September 2021. Beliau meninggal dalam usia 53 tahun 7 bulan. Selamat menghadap kembali kepada Allah Azza wa Jalla Prof. Sahid, kita semua menyaksikan kebaikan, keikhlasan dan juga pengabdian panjenengan kepada Islam Indonesia melalui pesantren yang panjenengan dirikan. Allah SWT meridloi yang panjenengan lakukan. Lahu al Fatihah…

  

Wallahu a’lam bi al shawab.