KH. Itqon Bushiri; Ketua Tanfidziyah PC NU Sampang Sosok Kiai Blater Madura
KhazanahOleh: MUHAKI
Mahasiswa Program Doktoral DSI Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya
Islam dan fenomena Kiai Blater di Madura adalah fenomena sosial-religius yang cukup unik dan menarik. Di Madura, istilah Blater merujuk pada tokoh masyarakat yang berani, tangguh, dan memiliki pengaruh sosial kuat. Blater tidak selalu identik dengan tokoh bajing (preman), tetapi identik dengan sosok berpengaruh dalam komunitas sangat besar sehingga mereka kerap dianggap sebagai pemimpin informal yang dihormati, dan kadang lebih ditakuti daripada pemimpin resmi.
Dalam konteks Islam Madura, Blater merupakan fenomena sosial yang unik. Mereka yang disebut Blater adalah tokoh yang memiliki latar belakang variatif, ada sosok blater dari kalangan masyarakat biasa, dan adakalanya dari kalangan bajing bahkan kiai. Yang menjadikan tolok ukur sebutan blater bagi masyarakat Madura adalah komitmennya dalam menjaga tengka (tatakrama), menjaga tradisi sekaligus melestarikan nilai-nilai lokal. Banyak dari mereka dikenal sebagai individu yang tegas, religius dan berperilaku dengan menjunjung tinggi etika, kehormatan, dan solidaritas komunitas masyarakat. Fenomena ini menggarisbawahi sintesis antara nilai keislaman dan budaya lokal yang membentuk identitas Islam di Madura.
Salah satu sosok blater yang dikenal masyarakat luas adalah KH. Itqon Bushiri. Beliau dikenal sebagai sosok Kiai blater yang khas di Madura, memadukan antara keberanian dan ketegasan ala blater dengan keilmuan dan kebijaksanaan sebagai seorang ulama. Keunikan ini membuatnya menjadi figur yang dihormati, tidak hanya karena pemahamannya terhadap agama, tetapi juga karena keberaniannya dalam mempertahankan nilai-nilai Islam Ahlu al-Sunnah Wa al-Jamaah sekaligus melindungi komunitas di sekitarnya.
Sebagai seorang Kiai blater, KH. Itqon Bushiri tidak hanya berperan sebagai pemimpin agama yang mengajarkan nilai-nilai Islam, tetapi juga sebagai pengayom masyarakat yang kuat dan pemberani. Dalam pandangan masyarakat Madura, perpaduan ini adalah bentuk yang ideal dari seorang pemimpin: religius, namun tegas dalam memperjuangkan kebenaran. Sosoknya mampu merangkul beragam kalangan di Madura, baik yang taat secara religius maupun yang memiliki latar belakang blater, karena ia memahami dinamika lokal dengan mendalam dan bijaksana. Alasan ini sudah cukup bagi para kiai NU Sampang Madura untuk memilih KH. Itqon Bushiri sebagai Ketua Tanfidziyah PC NU Sampang Madura selama dua periode.
Para kiai NU Sampang memandang KH. Itqon Bushiri memiliki pengaruh besar dalam menjaga keharmonisan sosial di Madura. Ia bukan hanya seorang Kiai yang mengajar di pondok pesantren, tetapi juga pemimpin yang bersedia turun tangan dalam situasi konflik sebagaimana perannya dalam menyelesaikan konflik syia’ah dan masyarakat desa karang gayam Sampang beberapa waktu yang silam. Ia memainkan peran sebagai mediator atau penjaga ketertiban di masyarakat. Sikapnya ini mencerminkan tradisi Islam Madura yang unik, di mana para Kiai sering kali berfungsi tidak hanya sebagai pemimpin agama, tetapi juga sebagai tokoh yang menjaga keseimbangan sosial dan menjadi penengah dalam berbagai permasalahan.
Sebagai Ketua Tanfidziyah PC NU Sampang, KH. Itqon Bushiri adalah sosok yang mencerminkan karakter Kiai blater Madura, yaitu seorang pemimpin agama yang tidak hanya religius tetapi juga memiliki ketegasan dan keberanian ala blater. Posisi ini menjadi penting, terutama dalam konteks masyarakat Madura, di mana seorang Kiai blater dianggap mampu menjembatani dunia keagamaan dan nilai-nilai sosial lokal yang kuat, seperti keberanian, keadilan, dan kearifan lokal.
Sebagai pemimpin PC NU Sampang, KH. Itqon Bushiri telah menunjukkan ketegasan dalam berbagai persoalan, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan yang muncul di lingkup sosial keagamaan. Ia seringkali tampil sebagai tokoh yang berani bersuara untuk mewujudkan moderasi beragama di Sampang, menegakkan keadilan dan membela hak-hak masyarakatnya, yang menjadikannya sosok yang sangat dihormati. Karakter blater yang melekat padanya bukan dalam arti kekerasan, tetapi keteguhan hati dan keberanian untuk bertindak tegas, kualitas yang membuatnya dipercaya tidak hanya oleh kalangan religius tetapi juga oleh masyarakat umum di Sampang.
Sebagai Ketua Tanfidziyah NU, beliau tidak hanya memainkan peran sebagai pemimpin formal tetapi juga sebagai mediator yang mampu menjaga harmoni di tengah masyarakat yang beragam. Ia menunjukkan bahwa Kiai blater bukan sekadar figur keagamaan, tetapi juga simbol keadilan sosial. Dengan kemampuan untuk mengayomi dan sekaligus berani mengambil sikap tegas, KH. Itqon Bushiri mengisi peran yang sangat relevan dalam menjaga kohesi sosial di Madura. Sosoknya menggambarkan bagaimana nilai-nilai NU yang moderat dan inklusif dapat dipadukan dengan karakter blater yang berani demi menghadirkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin dalam konteks lokal Madura.
KH. Itqon Bushiri, dengan peran ganda sebagai pemimpin agama dan figur berpengaruh di ranah sosial, adalah contoh teladan tentang bagaimana seorang Kiai blater dapat menyelaraskan ajaran agama dengan budaya lokal yang penuh nilai keberanian. Sosoknya merupakan refleksi ideal bagi Madura dan menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya dalam memahami bahwa keberanian sejati terletak pada keteguhan memegang prinsip dan keberanian untuk berbuat baik bagi masyarakat.