(Sumber : www.nursyamcentre.com)

Mengenal Kitab Matan Ghayah Wa Taqrib dan Penulisnya

Khazanah

Oleh: Mochamad Syaifudin

(Mahasiswa Program Doktor UIN Sunan Ampel Surabaya)

  

Dengan mengharap ridha Allah SWT, mari sejenak membaca surah al-Fatihah untuk  Rasulullah Saw, para Sahabat, Tabi’in, para ulama, para guru kita, para orang tua kita, khususnya penulis kitab Matan Ghayah wat Taqrib; Syeikh Abu Syuja’yang akan kita kupas bersama. Semoga dengan berkah pembacaan surat al-Fatihah tersebut, Allah SWT menganugerahkan ilmu yang bermanfaat kepada kita semua. Khushushan ila Ruhi Syeikh Syeikh Abu Syuja’, al-Fatihah.

 

Biografi Penulis Matan Ghayah wa Taqrib

Penulis kitab Matan Ghayah wat Taqrib adalah Syeikh Abu Syuja’, nama lengkapnya adalah Syeikh Syihab Ad-Dunya wa Ad-Dien Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Isfahani Asy-Syafi’i,  mashur dikenal dengan panggilan Abu Thoyyib dan masyhur pula disebut Abu Syuja’ (dan ini yang lebih masyhur di kalangan kaum muslimin). Syeikh Abu Syuja’ ini selain seorang ulama juga seorang hakim agung (qadli al-qudlat), pemegang tampuk kekuasaan kehakiman di negerinya Isfahan (Iran sekarang), sehingga sering orang mencatat nama beliau dalam kitab-kitab cetakan Matan Ghayah wat Taqrib dengan sebutan Qadhi Abu Syula’ Al-Isfahani. Beliau lahir di kota Bashrah pada tahun 443 H bertepatan dengan tahun 1042 Masehi. Masa hidup beliau sezaman dengan Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali. 

  

Dalam akhir hidupnya, Syeikh Abu Syuja’ memilih hijrah ke Madinah dan menetap di Masjid Nabawi. Beliau selalu berada di masjid Nabi, membantu membersihkan lantai, menghamparkan tikar, menghidupkan lampu-lampunya, merawat kamar (hujrah) Rasulullah dan hal ini dilakukan hingga beliau wafat. Syeikh Abu Syuja’ wafat di Madinah pada tahun 593 H / 1196 M, dalam usia 160 tahun dan dimakamkan di pemakaman Al-Baqi\' dekat makam Sayidina Ibrahim putra Rasulullah Saw.

 

Pendidikan dan Pengabdian Syeikh Abu Syuja’

  

Syeikh Abu Syuja’ adalah seorang ulama pakar fikih mazhab Syafi’i, beliau memilih menekuni dan mendalami fikih Madzhab Syafi’i selama 40 tahun di Bashrah, Iraq. Namun dalam perjalanan pendidikannya beliau juga tekun mempelajari ilmu Ushuluddin, ilmu Bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama Islam yang lain. Syeikh Abu Syuja' merupakan ulama ahli ibadah, saleh, taat dan memiliki pengetahuan yang luas. Kepribadian dan keilmuannya ini menjadikannya ditunjuk sebagai qadhi dan kemudian menteri atau wazir di Dinasti Bani Saljuk, yang kekuasaanya mulai tampil pada pertengahan abad kesepuluh pada umur 47 tahun. Selama menjabat qadhi dan menteri, Syeikh Abu Syuja’ sangat tegas membela kebenaran dan tak pernah menghiraukan kecaman maupun ancaman. Beliau juga senantiasa memutuskan hukum secara adil dan sesuai ajaran agama. 

  


Baca Juga : Makna Kerja Kolaboratif Bagi PTKIN Di Era Teknologi Informasi

Kitab-Kitab Karya Syeikh Abu Syuja’

   

Dibanding ulama-ulama masyhur yang lain seperti Imama Al-Ghazali, Imam An-Nawawi, dan Imam Suyuthi, Syeikh Abu Syuja’ memang bukan tergolong ulama yang produktif dalam menulis. Tercatat, selain kitab Matan Ghayah wat Taqrib, hanya ada satu karya yang dinisbatkan kepada Syeikh Abu Syuja’ yaitu kitab Syarh Al-Iqna li Qadhi al-Qudhat Abi Al-Hasan Al-Mawardi. Perlu diketahui bahwa ada juga kitab Al-Iqna lainnya, di antaranya me­rupakan kitab Hasyiyah atas Syarh Matn Taqrib, karya Syeikh Abi Syuja’, yang ditulis oleh Asy-Syarbini dan Al-Manufi. Namun walaupun begitu, karya bidang fiqihnya tersebut, terutama Matan Ghayah wat Taqrib telah menempati posisi yang paling utama dan unggul di kalangan ulama dan para thalibul ilmi di seantero dunia Islam, termasuk di Indonesia. Hampir semua Pesantren-Pesantren di Indonesia, terutama di Pesantren-Pesantren Nahdlatul Ulama hampir pasti mengajarkan kitab Matan Ghayah wat Taqrib ini. 

  

Mengenal Kitab Taqrib

  

Nama populer dari kitab Taqrib adalah Matan Ghayah wat Taqrib, namun kitab ini dikenal juga dengan nama Ghayah al-Ikhtishar atau Mukhtashar Abi Syuja’ atau Matan Abi Syuja’. Kitab Matan Ghayah wat Taqrib terdiri dari dua kata, yaitu kata Al-Ghayah dan kata At Taqrib. Kata Al-Ghayah memiliki arti tujuan yang akan dituju, sedangkan kata At-Taqrib memiliki arti dekat atau mendekatkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa makna dari Kitab Matan Ghayah wa Taqrib adalah sebuah karangan yang disusun dengan tujuan utama yakni untuk mendekatkan diri pada Allah SWT dengan menjalankan syari’at yang baik.

  

Matan Ghayah wat Taqrib adalah sebuah kitab fiqih yang amat ringkas tetapi isinya dalam dan luas, meliputi hampir seluruh yang penting penting baik yang dengan syariah dan ibadah maupun yang berkaitan dengan pergaulan antar sesama manusia. Di seluruh dunia Islam terutama yang menganut Mazhab Syafi’i, khususnya di Indonesia, kitab ini dipakai pada madrasah, pesantren maupun ma­jelis ta’lim sebagai mata pelajaran ilmu fiqih tingkat ibtida’ atau tingkat dasar. 

  

Kitab Matan Ghayah wat Taqrib termasuk kitab fikih Madzhab Syafi’i yang terbaik, walaupun kecil tetapi padat isinya (singkat dan padat) dan komprehensif, artinya telah memuat semua bab dalam ilmu fikih dan sebagian besar hukum-hukum dan kasus-kasus dalam maslah fikih, baik yang berkaitan dengan masalah ibadah, muamalah dan lainnya. Redaksi kitab Matan Ghayah wat Taqrib ini mudah ungkapannya, indah lafaznya dan baik susunannya, sehingga enak dibaca dan mudah dicerna oleh para thalibul ilmi yang baru mengenal atau memulai belajar ilmu fikih. Kitab ini benar-benar memiliki daya tarik yang luar biasa dan mendapatkan perhatian paling besar dari para santri, pelajar dan ulama mulai zaman dahulu (mutaqaddimin) sampai sekarang (muta’akhhirin). Mereka antusias mempelajari, menelaah, dan menghafal, dan mensyarahinya.

  

Isi Kitab Taqrib

  

Kitab Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib memuat 1 muqaddimah dan 16 kitab (bab/pembahasan), yang di dalamnya terdapat pasal-pasal. Untuk lebih mudah memahaminya, maka penulis sebutkan secara runtut isi kitab tersebut sebagai berikut:


Baca Juga : Kejahatan Seksual di Ruang Digital

  

0. Muqadimah dari al-Qadhi Abu Syujâ’, 

1. Kitab thaharah (bersuci)

2. Kitab shalat

3. Kitab zakat

4. Kitab puasa

5. Kitab haji

6. Kitab jual beli dan transaksi-transaksi lainnya

7. Kitab warisan dan wasiat

8. Kitab nikah

9. Kitab tindak pidana

10. Kitab hudud atau sanksi-sanksi

11. Kitab jihad

12. Kitab berburu hewan dan sembelihan

13. Kitab perlombaan dan memanah


Baca Juga : Televisi, Dai Seleb dan Gaya Hidup

14. Kitab sumpah dan nadzar

15. Kitab peradilan dan persaksian

16. Kitab pembebasan budak. 

  

Semua kitab (bab) tersebut masih dirinci dengan banyak pasal-pasal yang menjelaskan tema kitab (bab) dalam keterangan yang lebih detail sesuai dengan cakupan dalam kitab (bab) tersebut.  

 

Syarah-Syarah Kitab Taqrib

  

Sebagi bukti lain tingginya kedudukan kitab matan Abi Syuja’ ini,  Banyak ulama yang memberi komentar, baik berupa syarah (penjelasan), hasyiyah (komentar), maupun dibuat nadhom (syi’ir) untuk memudahkan dihafal oleh para thalibul ilmi (santri maupun siswa). Di antara ulama yang tertarik mensyarahi kitab ini adalah:

  

1. Al-A`naq karangan Syeikh Ahmad bin Muhammad Al-Manufi (wafat 931 H. Kitab ini kemudian beliau ringkas sendiri dan dinamai Tasynif Al-Isma` bi Hall Alfadh Abi Syuja’;

  

2. Al-Imta' bi Syarh Matn Abi Syuja' karangan salah satu ulama al-Azhar saat ini, Syeikh Hisyam Kamil Hamid asy-Syafi’i al-Azhari rohimahulloh;

  

3. Al-Iqna' fi Halli Alfadh Abi Syuja’, Asy-Syeikh Syamsuddin Imam Muhammad bin Muhammad Al-Khatib Syarbini rohimahulloh, beliau juga pengarang kitab Mughni Al-Muhtaj Syarah Minhaj Ath-Thalibin, wafat tahun 977 H;


Baca Juga : Kaji Sembilan Variabel: Tajus Subqi Menjadi Doktor Ekonomi Syariah

  

4. An-Nihayah fi Syarh Matn Al-Ghayah wa At-Taqrib, karya Asy-Syeikh Abu Abdillah Muhammad Waliyuddin Al-Bashir  Asy-Syafii rohimahulloh, wafat tahun 972 H. Cet. Dar Kutub Ilmiyah th 2010;

  

5. At-Tahdzib fii Adillah Matn Al-Ghoyah wa At-Taqrib, karya Doktor Muthofaa Dibul Bigha rohimahulloh. Sesuai dengan namanya, kitab ini menjelaskan dalil ayat dan hadits bagi semua hukum yang disebutkan dalam kitab matn Taqrib;

  

6. Fath Al-Qorib Al-Mujib fi Syarh Alfadh At-Taqrib atau dengan judul Al-Mukhtar fi Syarh Ghoyah Al-Ikhtishor karya Al-'Allamah Asy-Syeikh Muhammad bin Qosim Al-Ghaziy rohimahulloh, (859-918 H /1455 -1512 M);

  

7. Hasyiyah 'ala Qaul Al-Mukhtar fi Syarh Ghayah Al-Ikhtishar karangan DR. Sa'aduddin Al-Kubi rohimahulloh. Terdiri dua jilid, cetakan Maktabah Ma'arif, Riyadh, Saudi Arabiya;

  

8. Hasyiyah Bujairimi 'ala Khatib  atau nama lainnya Tuhfatul Al-Jaibi 'ala Al-Khatib karangan Syeikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar Al-Bujairimi Asy-Syafi’i rohimahulloh (wafat 1221 H). Kitab ini dicetak oleh Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah tahun 1996, terdiri 6 jilid;

  

9. Hasyiyah Al-Birmawi karangan Asy-Syeikh Burhanuddin Ibrohim bin Muhammad bin Ahmad Al-Birmawi Al-Azhari Al-Anshari rohimahulloh, Syeikh Al-Azhar ke-dua, wafat tahun 1106 H/1695 M;

  

10. Hasyiyah Al-Bajuri 'ala Fath Al-Qarib karangan Asy-Syeikh Ibrohim bin Muhammad bin Ahmad Al-Baijuri rohimahulloh. Beliau wafat tahun 1277 H. Kitab ini dicetak oleh Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah), juga dicetak di Mesir tahun 1285 H. Untuk cetakan terbaru yang terbaik saat ini adalah cetakan Dar Minhaj, Jeddah, yang ditahqiq oleh Syeikh Mahmud SHalih al-Huhaidy;

  


Baca Juga : Humanist Proselytizing in Disruptive Era

11. Hasyiyah An-Nibrawi 'ala Syarah Al-Khatib li Abi Syuja' karangan Syeikh Abdullah bin Muhammad An-Nibrawi rohimahulloh (wafat 1275 H).  Saat ini kitab ini juga telah dicetak oleh penerbit Darul Kutub Ilmiyah, Beirut, Libanon, terdiri dari 3 jilid, namun kami belum menemukan file pdfnya. File yang kami temukan hanyalah file cetakan lama yang tulisannya agak kabur terdiri dari dua jilid;

  

12. Imta' Al-Asma' fi Syarh Matn Abi Syuja' karangan putri dari Syeikh Hasan Hitu, DR. Syifa binti Muhammad Hasan Hitu, selesai beliau karang pada tahun 2004. Kitab ini telah dicetak oleh beberapa penerbit Timur Tengah, seperti Dar Dhiya, Kuwait;

  

13. Kifayah Al-Akhyar fi Halli Ghoyah Al-Ikhtishor, karya Imam Taqiyuddin Abu Bakr bin Muhammad Al-Husaini Ad-Dimasyqi  Asy-Syafi’i rohimahulloh, wafat tahun 829 H. Kitab ini dicetak oleh Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah tahun 2001, lalu dicetak oleh Dar Al-Basyair, tahqiqan,  Pentahqiqnya Abdul Qadir Arnauth dan Thalib 'Awwad, terbitan tahun 2001, dan dicetak oleh Dar Al-Minhaj, merupakan cetakan terbaik saat ini;

  

14. Qut Al-Habib Al-Ghorib Tausyikh 'ala Fath Al-Qorib Al-Habib, karya ulama Nusantara, Asy-Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi rohimahulloh, wafat tahun 1315 H;

  

15. Syarah Mukhtashar Abi Suja karangan Syeikh Ahmad Al-Akhshashy (w. 889 H);

  

16. Taqrirat Syeikh Al-Anbabi 'ala Hasyiah Al-Birmawi 'ala Syarah Ibn Qasim 'ala Matn Abi Syuja' karangan Syeikh Syamsuddin Muhammad bin Muhammad Husain Al-Anbabi Asy-Syafii rohimahulloh (1240-1313 H), beliau adalah murid dari Syeikh Ibrahim al-Bajuri dan juga menjadi Syaikhul al-Azhar;

  

17. Taudlih Al-Baijuri 'ala Syarh Ibni Qosim li Matni Abi Syuja’, Lajnah Ulama Azhar, cetakan pertama tahun 1374  H (3 Jilid);

  

18. Tuhfah Al-Labib fi Syarh At-Taqrib karangan Al-Imam Ibnu Daqiqil 'Ied rohimahulloh (625-702 H);


Baca Juga : Pandemi dalam Pemerintahan Supra-Nasional

  

19. Umdatun Nadhar fi Tashhih Ghayah Al-Ikhtishar karangan  Syeikh Taqiyuddin Abi Bakar Ibnu Qadhi `Ajalun (wafat 829 H). Stelah mensyarahnya beliau juga kembali meringkasnya dan beliau tambahkan sedikit tentang perbedaan pendapat Imam Rafi’i dan Nawawi.

  

Selain itu ada beberapa syarah dan hasyiah dari syarah Matn Ghayah Taqrib yang belum kami temukan sudah dicetak, namun sebagiannya DItemukan dalam bentuk manuskrip. Beberapa syarah tersebut adalah:

  

1. Fath Al-Ghaffar bi Kasyf Mukhabbat Ghayah Al-Ikhtishar karangan Syeikh Muhammad bin Qasim Al-Abbadi rohimahulloh, pengarang kitab Hasyiah Tuhfah dan Hasyiah Ayatul Baiyinat dan Hasyiah Gharar Bahiyah;

  

2. Kifayah Al-Labib fi Halli Syarh Abi Syuja' Al-Khatib karangan Syeikh Hasan bin Ali Al-Mudabaghi rohimahulloh.

   

Selain disyarah, kitab Matan Ghayah wa Taqrib juga digubah menjadi nadhom oleh para ulama.  Salah satu nadhom yang terkenal adalah kitab Nihayah At-Tadrib fi Nadhmi Ghoyah At-Taqrib, karya Syarofuddin Yahya bin As-Syeikh Nuruddin Musa bin Ramadhan Ibnu 'Umairoh rohimahulloh, yang terkenal dengan Al-'Imrithi, wafat tahun 989 H. Nadhom ini juga telah disyaraih dengan judul At-Tahzib Tahzib Tuhfah Al-Habib fi Syarh Nihayah At-Tadrib karangan Syeikh Syihabuddin Ahmad bin Hijazi Al-Fasyani, beliau wafat tahun 978 H. 

  

Di samping dibuat nadhom, kitab Matan Ghayah wa Taqrib juga telah diterjemah­kan ke dalam berbagai bahasa non Arab. Di Indonesia sendiri kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh banyak penerjemah yang tidak terhitung jumlahnya. Sekedar informasi saja, berikut beberapa buku yang merupakan terjemahan dari kitab Matan Ghayah wa Taqrib:

  

1. Buku Hukum Islam Terjemah Matan Ghoyah wat Taqrib Jilid 1 dan 2, penerjemah: Bashori Alwi, diterbitkan oleh CV Rahmatika Singosari Malang Jawa Timur, buku ini telah terbit 31 kali pada tahun 2002;

  


Baca Juga : Islam dan Pasifisme

2. Buku Terjemah Matan Ghoyah Wat Tagrib - Panduan Dasar Hukum Islam, diterbitkan oleh Mutiara Ilmu Surabaya;

  

3. Buku Ringkasan Kitab Fikih Imam Syafi’i (Terjemah Kitab Matan Al-Ghayah Wat-Taqrib Abu Syuja’), penerjemah: Ulin Nuha, diterbitkan oleh Mutiara Media Yogyakarta;

  

4. Buku Fiqih Islam Terjemah Matn Al-Ghaayah Wat-Taqrib, penerjemah: Faiz El-Muttaqien, diterbitkan oleh Ampel Mulia Surabaya Jawa Timur;

  

5. Buku Terjemah Matan At Taqrib Atau Ghayatul Ikhtishar Yang Biasa Dikenal Dengan Nama Matan Abu Syuja’ (Ringkasan Fiqih Islam Menurut Madzhab Syafi’i), penerjemah: Marwan bin Musa, tidak diketahui penerbitnya;

  

6. Buku Fiqh Trendy; Terjemah Matan Ghayah wat Taqrib, penerjemah dan penjelas: Tim Ilmiah ENTE KAFI 2013, diterbitkan oleh ENTE KAFI Publishing, Widang Tuban Jawa Timur;

  

7. Buku At-Tadzhiib Fii Adillati Matni Al-Ghoyah Wat Taqriib, penerjemah: Kusnan A.,  tidak diketahui penerbitnya;

  

8. Buku Kitab Fiqh Ringkas Al-Ghayah wa At-Taqrib, penerjemah dan penjelas: Siradjuddin Abbas, diterbitkan oleh: Penerbit Pustaka Tarbiyah, Jakarta;

  

9. Buku Matan Al-Ghayah wa At-Taqrib, penerjemah: Galih Maulana, diterbitkan oleh: Rumah Fiqih Publishing, Jakarta Selatan;

  

10. Buku Fiqih Islam (Tarjamah Matan Taqrib), penerjemah: Kridalaksana, Harimurti, diterbitkan oleh: Al Ma'arif, Bandung.

  

Masih banyak lagi penerjemah dan penerbit lain yang menerjemahkan dan menerbitkan serta beredar luas kitab Matan Ghayah wa Taqrib di kalangan masyarakat muslim Indonesia. Selain itu kitab sudah di terjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk dalam bahasa bahasa Perancis pada tahun 1895 dan ke bahasa Jerman pada tahun 1987. Melihat isi dari kitab Matan Ghayah wa Taqrib yang ringkas namun padat ini, maka penting sekali bagi para pemula yang sedang mempelajari ilmu agama Islam, khususnya bidang fiqih untuk membaca dan mengkaji kitab ini, sebab kitab ini isinya sangat komprehensif dan telah mencakup semua bab-bab dalam kajian ilmu fiqh. Diharapkan dengan mempelajari kitab Matan Ghayah wa Taqrib ini, para pemula bisa memperoleh dasar pemahaman yang komprehensif dan yang terpenting dapat mengamalkan secara istiqomah  dalam kehidupan sehari-hari. Karena apalah arti sebuah ilmu jika tidak diamalkan, itulah kira-kira ajaran yang sering didengungkan oleh Kiai dan Ustadz penulis ketika dulu pernah belajar ngaji di Pesantren dan Madrasah Diniyah.

  

Demikian sekilas deskripsi singkat mengenai biografi penulis dan isi dari kitab Matan Ghayah wa Taqrib ini. Dari sini tampaklah berkah keikhlasan Syeikh Abu Syuja’ dalam menulis kitabnya, sehingga walaupun beliau telah lama meninggalkan kita, namun karyanya masih masih tetap abadi dan terus dipakai oleh generasi-generasi penerus panji-panji Islam hingga sekarang ini.

  

Wa Allahu A‘lam bi Ash-Shawab.