(Sumber : Quora)

“Nggak Pinter Umum Yo Wes, Sing Penting Paham Agama” Sepakat?

Khazanah

Oleh Eva Putriya Hasanah

  

“Nggak sekolah yo wes sing penting isok ngaji (tidak apa-apa jika tidak sekolah, yang penting bisa ngaji)”,

  

“Gak pinter umum yo wes, sing penting paham agama (tidak apa-apa jika tidak pinter pelajaran umum, yang penting paham agama)” 

  

Kalimat-kalimat ini sering sekali diucapkan oleh orang-orang di sekeliling saya. Biasanya akan keluar saat membahas persoalan anak dan pendidikan. Menurut saya, kalimat ini bukan sebuah kata-kata biasa namun mencerminkan cara berpikir seseorang tentang keberadaan ilmu pengetahuan dan agama. Ilmu agama sendiri dalam masyarakat sekitar saya dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk menunaikan salat dengan bacaan yang benar, puasa, membaca Al-Qur’an, membaca kitab, membaca doa dan bentuk lain terkait agama yang nampak. Sedangkan pengetahuan umum atau ilmu pengetahuan lebih dikaitkan dengan sekolah seperti ilmu pengetahuan sains, matematika, fisika, kimia dan lainnya. 

  

Kedua hal ini sering di anggap sebagai sesuatu yang berbeda dan seakan-akan berada pada titik yang berjauh-jauhan. Banyak sebagian orang menempatkan ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang tidak agamis sehingga tidak terlalu penting untuk dipelajari. “Nggak kanggo gawe sangu nang akhirat (Tidak berguna sebagai bekal ke akhirat nanti.” Begitulah alasannya.

  

Artikel ini menyuguhkan tawaran berbeda dari pendapat tersebut. Ada beberapa alasan mengapa seharusnya ilmu pengetahuan menjadi  sama pentingnya untuk dipelajari bagi seorang muslim. Bahkan ilmu pengetahuan bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari agama Islam itu sendiri. 

  

Al-Qur’an Sumber Inspirasi Ilmu Pengetahuan 

  


Baca Juga : Praktik Membangun Toleransi Di Bumi Pertiwi Ala Millenial

Bagi sebagian orang, Al-Qur\'an mengandung informasi yang relevan dengan sains modern, sementara bagi yang lain, Al-Qur\'an merupakan kitab suci agama yang tidak harus dipahami dalam konteks ilmu pengetahuan.

  

Namun, terdapat sejumlah ayat dalam Al-Qur\'an yang membahas fenomena-fenomena alam dan sejarah manusia yang juga ditemukan dalam sains modern. Beberapa penelitian telah mengungkapkan kesamaan dalam informasi antara Al-Qur\'an dan sains modern. Contohnya, salah satu ayat dalam Al-Qur\'an menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari air (Surah Al-Anbiya 21:30). Informasi ini sejalan dengan teori evolusi yang menunjukkan bahwa kehidupan berasal dari laut sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.

  

Selain itu, beberapa ayat Al-Qur\'an membahas tentang bumi dan alam semesta yang sejalan dengan teori kosmologi modern. Al-Qur\'an menyebutkan bahwa alam semesta mulai dengan ledakan atau ekspansi yang dikenal sebagai \"Big Bang\" (Surat Al-Anbiya 21:30). Secara mengejutkan, ayat-ayat Al-Qur\'an ini mengandung konsep yang relatif modern dan secara tidak sadar ditemukan oleh Nabi Muhammad lebih dari 1400 tahun yang lalu.

  

Maurice Bucaille, seorang ahli bedah Perancis dan penulis buku \"The Bible, the Quran and Science\" menyatakan bahwa berdasarkan penelitiannya atas Al-Qur\'an, terdapat banyak kesamaan antara isi kandungan Al-Qur\'an dan sains modern. Al-Qur\'an memuat berbagai informasi ilmiah yang akurat dan jauh lebih luas daripada pandangan umum saat itu.

  

Banyak ilmuwan Muslim dan non-Muslim percaya bahwa Al-Qur\'an memiliki ruang bagi ilmu pengetahuan modern dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi penemuan-penemuan baru. Namun, perlu diingat bahwa interpretasi Al-Qur\'an dalam konteks ilmu pengetahuan harus berdasarkan pada metode ilmiah yang tepat dan membawa manfaat bagi manusia.

  

Masjid Sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan di Zaman Rosul

  

Penelitian yang dilakukan oleh Balai Litbang Semarang pada tahun 2015 menunjukkan bahwa masjid, sebagai pusat peradaban Islam, memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan agama Islam. Masjid pertama didirikan di Quba di Tanah Bani Najjar pada Senin 12 Rabiul Awal (28 Juli 622 Masehi) sebagai tanda hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Masjid, selain melakukan fungsi peribadatan, melakukan berbagai fungsi sosial maupun kultural, yang menjadikannya titik tolak bagi pembangunan masyarakat Islam. Pada zaman Nabi Muhammad, masjid digunakan untuk berbagai tujuan. Ini termasuk ibadah, pertemuan umat Islam, pertumbuhan pengetahuan dan pendidikan, tempat baitul mall, tempat penyelesaian masalah, pengumuman masalah sosial, menyalatkan orang yang meninggal, dan penginapan bagi musafir.

  

Sebagaimana penggunaan masjid yang juga diperuntutkan untuk pendidikan pada masa Rosul, maka bisa diartikan bahwa ilmu pengetahuan menjadi bagian yang penting pada kala itu. Pengetahuan ini digunakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari serta untuk memperkuat keimanan dan keyakinan dalam agama Islam. Meskipun sains pada masa itu belum sekompleks masa sekarang, namun perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Rasulullah menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan Islam pada masa selanjutnya.


Baca Juga : Murah-Meriah : Nikmati Liburan Panjang Tanpa Harus Jalan-Jalan

  

Ilmu Pengetahuan Bukti Kejayaan Islam 

  

Pada masa kejayaan Islam, dunia Barat tenggelam dalam kegelapan setelah keruntuhan peradaban Romawi. Namun, kekhalifahan Islam pada masa itu menjadi sentral penyebaran ilmu pengetahuan bagi dunia, terutama di bidang matematika, astronomi, dan kedokteran. Para ilmuwan muslim pada masa itu memiliki akses terhadap pengetahuan Yunani kuno dan Persia, dan mereka mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut melalui penelitian dan eksperimen, serta menerjemahkan karya-karya penting ke dalam bahasa Arab.

  

Salah satu karya penting pada masa kejayaan Islam adalah karya matematika Al-Khawarizmi tentang aljabar dan trigonometri. Karya Al-Khawarizmi kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi dasar dari perkembangan ilmu pengetahuan matematika Barat. Selain itu, pada masa itu juga didirikan pusat-pusat ilmu di Baghdad dan kota-kota besar lainnya yang menawarkan kesempatan belajar kepada orang-orang dari berbagai agama dan negara.

  

Bidang kedokteran juga mengalami perkembangan pesat pada masa kejayaan Islam. Beberapa karya penting yang ditulis oleh ilmuwan muslim adalah \"The Canon of Medicine\" karya Ibnu Sina. Karya ini mengambil gagasan dan teknik dari karya-karya Yunani kuno dan mengembangkannya menjadi ilmu medis yang lebih maju.

  

Astronomi juga menjadi fokus utama pada masa kejayaan Islam. Para ilmuwan muslim memperkenalkan konsep konstelasi dan observasi bintang, dan salah satu karya penting pada masa itu adalah \"The Book of Fixed Stars\" karya Al-Sufi.

  

Ibn al-Haytham menuliskan \"Kitab al-Manazir\" atau \"Book of Optics\" yang dianggap sebagai tulisan paling signifikan dalam sejarah optik.

  

Tidak hanya itu, hasil penelitian mereka dalam medis memiliki dampak besar bagi dunia. Muslim dokter seperti Al-Razi dan Al-Zahrawi dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam pengobatan dan pembedahan. Karyanya terjadi sangat sebelum pengembangan medis modern terjadi. Al-Razi menciptakan metode pengobatan berdasarkan pengamatan gejala klinis, sementara Al-Zahrawi membuat banyak instrumen medis modern.

  

Pada akhirnya, penelitian masa kejayaan Islam telah memberikan kontribusi besar bagi Peradaban Barat melalui warisan mereka yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, dan menjadikan mereka sebagai salah satu peradaban yang paling maju dalam ilmu pengetahuan pada masa itu.

  

Hikmah

  

Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, kita memiliki kewajiban untuk memahami alam dan dunia sekitar kita, dan belajar ilmu pengetahuan adalah salah satu cara untuk melakukannya. Dalam dunia modern saat ini, belajar ilmu pengetahuan sangat penting untuk kemajuan teknologi, ekonomi, dan masyarakat. Sebagai muslim, kita harus memperkaya diri kita dengan pengetahuan yang dapat membantu kita dalam mendukung kemajuan umat manusia dan mengatasi berbagai tantangan di masa depan.

  

Oleh karena itu, mari kita rajin belajar dan mengembangkan kemampuan kita dalam ilmu pengetahuan, serta terus mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari demi kemajuan diri sendiri, agama, dan umat manusia secara keseluruhan.