(Sumber : NU Online )

NU dan Momentum 1 Abad

Khazanah

Oleh: Nur Halimatus

Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya

  

Momentum satu abad selalu menjadi hal yang istimewa sebab hal demikian juga sesuai dengan sabda Nabi Muhammad Saw, bahwa sesungguhnya di setiap 100 tahun terakhir akan ada pembaharuan, hal ini juga berlaku di organisasi keagamaan yakni NU (Nahdlatul Ulama), yang saat ini memasuki abad keduanya, pada Januari mendatang dengan pagelaran resepsi yang insyaallah akan dilaksanakan pada 7 februari 2023 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo Jawa Timur.

  

Nahdlatul  Ulama merupakan salah satu organisasi agama yang ada di Indonesia,  bisa dikatakan menduduki organisasi terbesar jika di lilhat dari kuantitas jamiyahnya, tidak hanya pertaruhan kuantitas saja tetapi keteguhan dalam membela dan mencintai NKRI sudah tidak lagi diragukan, tidak hanya sumbangsih pemikiran bahkan sejarah mengatakan dalam memandu pertempuran fisikpun NU turut serta berada dilapangan, KH Hasyim Asyari yang dikenal dengan resolusi jihadnya, mengerahkan kaum sarungan untuk kepentingan kemerdekaan dan semangat tersebut terjaga hingga saat ini melalui perjuangan para masyayikh dalam imarah organisasi.

  

Maka momentum 1 abad ini menjadi sangat penting untuk di perhatikan, perenungan mendalam tentang eksistensi dan keberlangsungan organisasi sebagai bentuk rasa syukur   adanya wadah yang membentengi kita dari paham ke kiri-kirian dan ke kanan-kananan, dan sebagai ucapan terimakasih pada para ulama dan masyayikh yang terdahulu sebab tanpa mereka barangkali NU tidak akan bisa bertahan hingga saat ini, dan kitapun juga belum bisa memastikan dapat merasakan kedamaian dan ketentraman melalui pupukan iman dan islam dengan konsistensi aswaja.

  

Penekanan khusus juga dilakukan oleh PBNU tidak hanya dalam pagelaran resepsinya saja tetapi terkait keberlangsungan organisasi kedepannya, intruksi untuk lebih fokus dan bersungguh-sungguh dalam menghidupkan organisasi ini disampaikan langsung oleh Gus Yahya Cholil Tsaquf dalam rapat akbar, rapat kordinasi terbesar yang dihadiri oleh seluruh ketua dan sekretaris NU tingkatan PW, PC beserta Banom-banom se Jawa Timur, sebagai barometer dari wilayah yang lain, dan sebagai tuan rumah dari pagelaran resepsi 1 abad NU, sebelum berbicara tantangan zaman kedepan NU juga perlu memperhatikan bagaimana kapasitas dan kredibilitas seorang pemimpin dalam organisasi dapat di pertanggung jawabkan, jika tidak maka umat yang akan menjadi korban.

  

KH Miftahul Akhyar selaku rais ‘am PBNU mengatakan bahwa NU saat ini harus dibawa ke kancah internasional, selaras dengan lafad “Dhot” yang melintasi dunia. Maka pada 1 abad inilah dunia harus lebih melek terhadap NU, dengan memaksimalkan momentum organisasi, momentum spiritual dan momentum kultural. Rentetan-rentetan strategi acara telah disusun, tidak hanya oleh PBNU saja seluruh tingkatan juga turut serta memeriahkan  PBNU sendiri telah bekerja keras mempersiapkan hadiah 1 abad NU dengan rentetan agenda besar yang telah di persiapkan, salah satunya adalah diadakannya forum R20 dalam rangka menyambut G20 di Bali kemarin lalu, forum ini dinilai strategis untuk memecahkan permasalahan dan memudarnya keharmonisan antar umat dan agama.

  

Tidak hanya itu, 9 rangkaian skala besar juga di persipakan oleh PBNU, yakni NU Women, Anugerah An Nahdlah, Gerakan Kemandirian, NU Hackaton, Pekan Olah Raga NU, Festival Tradisi NU, Muktamar Peradaban dan R20 yang sudah di sebut di atas, kemudian resepsi dari 1 abad NU itu sendiri, rangkaian kegiatan ini tentunya dengan maksud dan tujuan kemaslahatan dari organisasi dan jamiyah NU bahkan juga diluar dari pada NU dengan misi membangun peradaban. 

  

Konsistensi NU dari satu abad pertamanya dalam membela dan mempertahankan NKRI, menjaga keseimbangan dalam penegakan NKRI tidak membuat NU goyah dan bisa bertahan hinga saat ini dengan kontribusi nyata yang diberikan, tentu sudah menjadi kewajiban dari NU melaksanakan itu semua sesuai dengan tujuan pembentukan awalnya bahwa NU mengemban misi peradaban. Sebagai jamiyah NU maka sudah sepatutnya misi tersebut di pertahanakan melalui khidmad yang merupakan tingkatan tertinggi dalam agama yang memiliki makna ubudiyah pada Allah melalui organisai NU ini. Ada suatu moment Kiyai Mustofa Bisri mengeluh pada  Gusdur terkait NU, “Bagaimana NU ini, ketika ada kemogokan pada Negara NU disuruh dorong, ketika Negara tidak aman NU yang disuruh jaga, tetapi ketika ada keuntungan NU tidak mendapat apa-apa, NU seperti satpamnya Indonesia saja! Loh kan alhamdulillah to satpam Indonesia itu sudah mulia dan memang sesuai dengan tujuan NU itu sendiri menjaga umat” dawuhnya Gusdur.

  

Pertahanan kontribusi nyata tetap diupayakan selaras dengan dawuh menteri agama Gus yaqut dalam rakor, bahwa sebenarnya NU sudah memiliki basic untuk menj  awab tantangan dunia pada saat ini, tinggal penekanan dan kefokusan untuk mengimplementasikan dan mendokumentasikan hal tersebut, pengayuhan kaderisasi yang dilakukan secara masif untuk memupuk pengetahuan terkait NU dengan harapan kapasitas tetap bisa di pantau dan di jaga untuk menjemput abad keduanya. 

  

Pengepakkan sayap di dunia akan terus di upayakan untuk menjaga keharmonisan dunia, konsistensi kemandirian, dan sosial akan terus dilaksanakaan untuk kemakmuran Indonesia dan NU secara khusus. Oleh karena itu,   pada resepsi 1 abad NU ini PBNU menggelar acara dengan skala besar bekerjasama dengan warga NU yang berjumlah seratus juta umat dengan tema “Mendikdayakan Nahdlatul Ulama menjemput Abad Kedua dengan Kebangkitan Baru,” yang mencanangkan 3 agenda strategis. Pertama; rekontekstualisasi nahdlatut tujjar (kebangkitan ekonomi), Kedua; rekontekstualisasi tashwirul afkar (pemikiran), Ketiga; rekontekstualisasi global leadership yang mengakar pada tradisi. 

  

Momentum 1 abad NU ini bukanlah momentun yang kebetulan, tetapi momentum yang ditunggu-tunggu dan pembuktian dengan renungan yang sangat dalam, bahwa kehadiran NU adalah rahmat bukan mafsadat bagi umat, keharmonisan yang senantiasa di bangun dengan tidak memukul tetapi merangkul, tidak menyaingi tetapi saling menyayangi.