Obat Penyakit "Lonely in the Crowd"
KhazanahOleh: Iklil Nafisah
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya
“Tingkat sepi paling mengerikan adalah sepi dalam keramaian”, Wira Nagara. Mungkin dari kita seringkali merasa kesepian walaupun sedang berada di tengah keramaian. Hal ini merupakan salah satu gejala depresi atau kecemasan sosial. Simak penjelasan berikut!
Lonely in the crowd merupakan salah satu penyakit psikologis yang berarti suatu perasaan kesepian walaupun sedang berada di tengah keramaian. Kesepian merupakan kondisi emosional seseorang yang sedang merasakan galau, resah dan gelisah. Perasaan ini biasa terjadi ketika seseorang dihadapkan pada suasana pelik yang disebabkan karena berbagai macam alasan, mulai dari permasalahan asmara, karir ataupun lingkungan keluarga. Saat mengalami permasalahan seperti ini biasanya seseorang cenderung merasa sendirian dan tidak ada tempat baginya untuk bersandar. Bahkan dia menganggap tidak ada yang dapat mengerti perasaannya. Padahal sesungguhnya Allah senantiasa menemani semua hambanya, dimanapun dan kapanpun. Selaras dengan firman Allah SWT pada QS. At-Taubah ayat 40 yang berbunyi: “La Tahzan Innallaha Ma’ana (Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita).”
Lonely in the crowd juga dapat dipicu oleh kecemasan sosial, kualitas tidur yang buruk, putus asa, sakit hati atau menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan ekspektasi awal. Apabila ditelisik menurut perspektif psikologi agama, kesepian rohani atau kesepian psikologis disebabkan karena hilangnya Allah dari hatinya. Seseorang cenderung fokus pada permasalahan yang dihadapi, sehingga lupa meminta pertolongan kepada Yang Maha Penolong (an-Nashir).
Penyakit lonely in the crowd dapat ditanggulangi dengan selalu mengingat Allah, salah satunya dengan cara berdzikir dan senantiasa menyebut nama-Nya. Dzikrullah tidak harus diucapkan di mulut tetapi bisa juga hanya dengan diucapkan di hati. Hati yang selalu berdzikir dan mengingat Allah akan senantiasa merasa tenang (serenity) dan damai. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ar-Ra\'d ayat 28, \"Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenang.\" Maksud dari ayat ini adalah umat Islam diperintahkan untuk tidak pernah melupakan Allah SWT dalam menjalani kehidupan. Meski ketika mengalami kesulitan, kita dilarang menjauh dari Allah SWT. Pada surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi, “wa la dzikrullahi akbaru (dan dzikir kepada Allah amatlah besar)”. Penjelasan dari potongan ayat ini adalah dzikir memiliki banyak keutamaan, salah satunya adalah merupakan unsur penting dalam menuju Al-Haqq. Dzikir dapat membuat seseorang memperkuat keimanan, memfokuskan diri pada hal-hal yang positif, menyadari suatu kekhilafan yang mungkin pernah diperbuat oleh seseorang, menentramkan jiwa, menghilangkan kesepian dan menenangkan batin, hati serta fikiran.
Ketenangan batin atau ketenangan jiwa merupakan ketenangan mutlak yang tidak dapat ditukar dengan harta. Sumber ketenangan sesungguhnya adalah saat Allah SWT bersemayam di hati manusia. Selain dzikir, faktor lain yang dapat membuat kita memperoleh ketenangan jiwa adalah membaca al-Qur’an, puasa, sabar, rela dan ridho atas segala bentuk takdir Allah. Dalam QS Ali Imran ayat 200 dijelaskan bahwa, “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga di perbatasan (negerimu), dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.\" Ayat ini memerintahkan umat Islam untuk selalu bersabar, berkomitmen di jalan Allah, dan selalu bertakwa agar menjadi orang-orang yang beruntung. Betapa banyak nikmat Allah yang terkadang lupa kita sadari, sehingga kita alpa untuk bersyukur. Ketika jiwa telah tenang, maka kita tidak akan lagi merasakan lonely in the crowd. Bahkan saat kita sedang tidak bersama dengan siapa-siapa karena hati kita telah sepenuhnya mengingat Allah.
Maka dari itu, seorang muslim harus dapat menentukan prioritas mengenai apa yang perlu dipikirkan dan tidak. Kita harus yakin bahwa segala hal yang terjadi dalam hidup tidak terlepas dari campur tangan Allah, dan Allah-lah yang paling mengerti skenario seperti apa yang terbaik di hidup hambanya. Terus yakin dan berdoa serta jangan pernah berhenti mendekatkan diri pada Allah SWT.
Wallahu A’lam Bish-Shawaab.