(Sumber : sripoku.com tribun)

Rabi'ah al-Adawiyyah: Cinta Ilahi dan Pengabdian Sejati

Khazanah

Eva Putriya Hasanah

  

Rabi'ah al-Adawiyyah, yang juga dikenal sebagai Rabi\'ah Basri, adalah seorang sufi wanita yang lahir di Basra, Irak, pada abad ke-8. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh sufi paling berpengaruh dalam sejarah Islam, terutama karena ajarannya tentang cinta dan pengabdian kepada Tuhan. Kehidupan dan ajarannya telah menginspirasi banyak orang dalam perjalanan spiritual mereka, menjadikannya simbol cinta ilahi yang tulus.

  

Rabi\'ah lahir dalam keadaan yang sulit. Ia adalah anak dari keluarga yang miskin dan menjadi budak setelah orang tuanya meninggal. Namun, tak lama setelah itu, tuannya membebaskannya karena melihat kesetiaan dan dedikasinya kepada Tuhan. Setelah dibebaskan, Rabi\'ah memilih untuk hidup dalam kesendirian dan mengabdikan hidupnya untuk beribadah. Ia tinggal di luar Basra, di mana ia menghabiskan waktu untuk merenung dan berdoa, menjalin hubungan yang mendalam dengan Allah.

  

Konsep Cinta Ilahi

  

Salah satu ajaran paling terkenal dari Rabi\'ah adalah konsep cinta ilahi (al-hubb). Ia mengajarkan bahwa cinta kepada Allah harus menjadi motivasi utama dalam setiap tindakan seorang hamba. Rabi\'ah percaya bahwa cinta sejati tidak mengharapkan imbalan, termasuk surga. Dalam salah satu ungkapannya yang terkenal, ia menyatakan bahwa jika ia memiliki kekuatan, ia akan membakar surga dan menenggelamkan neraka, agar orang-orang mencintai Allah semata-mata karena cinta-Nya, bukan karena takut akan hukuman atau harapan akan pahala.

  

Rabi\'ah hidup dalam kesederhanaan dan menghindari kehidupan duniawi yang glamor. Ia lebih memilih untuk menghabiskan waktu dalam ibadah dan refleksi. Kesederhanaan hidupnya mencerminkan komitmennya yang mendalam terhadap spiritualitas. Rabi\'ah sering kali terlihat berjalan di jalanan, berdoa dan mengingat Allah, serta membantu orang-orang yang membutuhkan. Ia menjadi teladan bagi banyak orang, menunjukkan bahwa pengabdian kepada Tuhan dapat dilakukan dalam kesederhanaan dan ketulusan.

  

Inspirasi bagi Banyak Orang

  

Rabi\'ah juga dikenal karena syair-syairnya yang indah tentang cinta dan pengabdian kepada Allah. Meskipun tidak banyak karya tertulis yang tersisa, puisi-puisinya yang menggambarkan cinta ilahi dan kerinduan kepada Tuhan telah menginspirasi banyak penyair dan penulis setelahnya. Dalam syair-syairnya, ia mengekspresikan perasaannya yang mendalam terhadap Allah, menggambarkan cinta yang tulus dan tanpa pamrih.

  

Warisan Rabi\'ah al-Adawiyyah tidak hanya terletak pada ajarannya, tetapi juga pada pengaruhnya terhadap gerakan sufi di seluruh dunia. Ia menjadi simbol bagi banyak orang yang mencari kedamaian dan cinta dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Ajaran cinta dan pengabdian yang ia sampaikan terus hidup dalam praktik spiritual banyak orang hingga saat ini. Rabi\'ah mengajarkan bahwa cinta kepada Allah adalah inti dari semua ibadah dan bahwa hubungan yang tulus dengan Tuhan adalah tujuan utama dalam hidup.

  

Ajaran dan kehidupan Rabi'ah telah menginspirasi banyak orang, baik di kalangan sufi maupun di luar tradisi sufi. Ia dianggap sebagai salah satu wanita sufi pertama dalam Islam, dan banyak yang melihatnya sebagai pelopor bagi perempuan dalam spiritualitas. Rabi\'ah menunjukkan bahwa wanita juga memiliki tempat yang penting dalam dunia spiritual, dan bahwa mereka dapat mencapai kedekatan dengan Tuhan melalui cinta dan pengabdian.

  

Rabi'ah al-Adawiyyah adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah spiritual Islam. Kehidupannya yang penuh pengabdian dan cinta kepada Tuhan telah menginspirasi banyak orang untuk mengejar kedekatan dengan Allah. Melalui ajarannya, ia menunjukkan bahwa cinta ilahi adalah kekuatan yang dapat mengubah hidup seseorang dan membawa kedamaian dalam jiwa. Rabi\'ah mengingatkan kita bahwa cinta sejati kepada Tuhan tidak memerlukan imbalan, melainkan merupakan panggilan jiwa yang tulus. Dengan demikian, warisan Rabi\'ah al-Adawiyyah akan terus hidup dan menginspirasi generasi demi generasi dalam pencarian spiritual mereka.