(Sumber : liputan6.com)

Waspadai Pencuri Pahala Kala Puasa

Khazanah

Oleh: M. Dawud

(Mahasiswa Program Doktor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember)

  

Ramadan tahun ini adalah Ramadan yang istimewa bagi sebagian umat Islam di Indonesia dan di berbagai belahan penjuru dunia. Disebut istimewa karena telah lolos dari tiga gelombang pandemi Covid-19. Selama dua tahun lebih, covid-19 telah merenggut sekitar 155 ribu nyawa penduduk Indonesia, dari total 6,02 juta kasus. Ramadan yang istimewa ini selayaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan bersyukur dan meningkatkan ibadah serta ketakwaan kepada Allah SWT dan menghindarkan diri dari kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang tidak berguna dan justru menyebabkan hilangnya pahala puasa. Salah satu pencuri pahala Ramadan adalah aktivitas yang tidak perlu yang dilakukan kala seorang muslim memegang handphone/gadget.

  

Handphone dengan berbagai aplikasi yang menyertainya adalah teknologi komunikasi yang telah benar-benar mengubah cara pandang objektif dan ruang publik. Alat ini juga mulai mengubah gaya hidup individu-individu masyarakat. Meski awalnya hanya berfungsi sebagai alat komunikasi. Kini ia menjadi banyak fungsi karena adanya fitur-fitur yang melekat di dalamnya, mulai dari sekedar memberi informasi, menghibur, hingga mendukung pekerjaan dan kehidupan manusia. 

  

Teknologi diciptakan oleh manusia awalnya untuk memudahkan pekerjaan dan komunikasi. Namun, lambat laun justru teknologi memengaruhi apa yang dilakukan manusia. Pada tahun 1962, untuk pertama kalinya Marshall McLuhan memperkenalkan teori Determinasi Teknologi melalui tulisannya yang berjudul “The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man”. Inti dari konsep teori ini adalah perubahan yang terjadi dalam berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Teknologi lah yang  membentuk cara berpikir individu, berperilaku dalam masyarakat. Teknologi juga yang mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi lainnya. Perasaan dan pikiran manusia terbentuk karena pesan yang dibuat oleh teknologi. Semakin sering menggunakan teknologi, maka manusia semakin tidak dapat melepaskan ketergantungan atasnya.

  

Di bulan suci Ramadan ini, kita dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah dan mengurangi hal-hal yang berpotensi untuk menghilangkan pahala puasa. Beberapa hal yang bisa menghilangkan pahala puasa adalah melakukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas yang tidak ada manfaatnya. Sebagaimana disampaikan Allah SWT melalui surat Al Mukminun ayat 3 yang isinya memerintahkan manusia menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna. Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini adalah petunjuk Allah agar orang-orang yang beriman menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna, yakni dari kebathilan yang mencakup juga kemusyrikan, dan juga maksiat. Sedangkan Quraish Shihab menyatakan bahwa perbuatan buruk atau yang tidak perlu akan dijauhkan dari orang-orang yang salatnya  benar  dan  baik. Termasuk  juga  siapa saja akan memperoleh  kebahagiaan  ketika  mereka acuh tak acuh pada hal-hal yang tidak bermanfaat.   

  

Perbuatan yang sia-sia (al-laghwu) kelak di hari kiamat tidak mendatangkan pahala, bahkan sebaliknya mendatangkan kerugian dan akhirnya menyeret manusia ke neraka. Oleh karena itu, manusia harus berhati-hati dalam melangkah, bertindak, dan bersikap, termasuk dalam memilih dan memilah media. Perbuatan sia-sia/tidak bermanfaat juga dikemukakan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Misalnya hadits yang menyatakan bahwa tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.

  

Hadits ini menunjuk pada perilaku masyarakat mulia, yakni masyarakat yang  ditandai dengan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat dan produktif. Umat Islam juga diajarkan untuk mengelola waktu dengan baik. Karena waktu yang dimiliki manusia terbatas. Menggunakan gadget dengan mengelola waktu yang baik akan berdampak baik terhadap pemakai. Dengan adanya pengaturan penggunaan, gadget tidak akan menimbulkan kecanduan.

  

Salah satu tanda sempurnanya iman adalah dengan meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat. Kebalikannya, salah satu tanda lemahnya iman adalah menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, termasuk berkata-kata yang tidak bermanfaat. Menggunakan ponsel atau gadget dengan membuka aplikasi-aplikasi yang tidak memberikan manfaat atau menonton video streaming yang tidak memberikan makna bisa dimaknai sebagai salah satu tanda kurang sempurnanya iman.

  

Jika seseorang belum mampu meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat, berarti ia belum bisa membersihkan hatinya. Bersihnya hati salah satu tandanya adalah menggunakan gawai seperlunya saja. Sebab, ponsel atau gadget adalah alat komunikasi massa yang sudah barang tentu di dalamnya ada banyak kepentingan dari pihak-pihak lain yang ingin disertakan di dalam program-program, video atau aplikasi. Konten-konten pornografi dan judi tercatat adalah konten yang paling banyak menghampiri atau bahkan men-sponsori program-program atau aplikasi yang tidak berbayar (non-premium).   

  

Semoga Ramadan tahun ini kita bisa mengisinya dengan hal-hal yang mendatangkan manfaat, yakni hal-hal yang semakin meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.