(Sumber : Dok. Istimewa)

Asosiasi Dosen Pergerakan Untuk Profesionalisme Dosen

Opini

Oleh: Prof. Dr. Nur Syam, M.Si

  

Meskipun baru setahun, akan tetapi Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) telah memberikan kontribusi dalam kerangka merespon terhadap tuntutan perubahan yang sekarang sedang terjadi. Di antara kontribusi tersebut adalah mengenai kiprah dalam merespon atas Mu’tamar NU di Lampung dan juga terkait dengan respon atas RUU Sisdiknas yang sedang digodog di dalam rapat harmonisasi antar kementerian yang dilakukan oleh kementerian terkait. Selain juga berbagai diskusi atau symposium yang digelar untuk kepentingan bangsa.

  

ADP merupakan wadah bagi para dosen yang menjadi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan kemudian membentuk organisasi sebagai wadah ekspressi baik untuk kepentingan dosen, PMII, NU, Islam, negara dan masyarakat. Kehadiran ADP dalam blantikan organisasi sosial keagamaan tentu yang prioritas adalah untuk mengembangkan profesionalisme dosen.

  

Di dalam Forum diskusi Pimpinan ADP yang dilakukan di Palembang, 2 Juli 2022 yang dipimpin oleh Prof. Abdurrahman Mas’ud, dan diikuti oleh sejumlah pimpinan ADP, baik pimpinan  Pusat maupun Majelis Pakar, maka terdapat beberapa usulan yang menarik. Jika dikategorikan   sekurang-kurangnya terdapat tiga gagasan atau ide, yaitu: Pertama, bahwa ADP sebagai organisasi para dosen, tentu sudah sepatutnya jika terlibat di dalam upaya untuk mengembangkan profesi para dosen. Oleh karena itu diperlukan upaya, misalnya melakukan pendampingan terhadap para dosen yang potensial untuk memperoleh prestasi sebagai professor. Bukankah banyak sekali dosen di  PTKIN/PTKIS dan juga PTU yang memiliki basis keorganisasian dalam wadah PMII. Seirama dengan kepastian akses untuk menjadi guru besar, maka banyak dosen PMII yang kemudian bisa meraih jabatan guru besar. Yang kita harapkan adalah percepatan tersebut dikaitkan dengan ADP. Artinya, ADP dapat terlibat di dalam proses mendampingi para sahabat yang akan memasuki jenjang jabatan dimaksud.

  

Bukankah banyak dosen di PTKIN yang bisa memberikan pendampingan bagi dosen ADP untuk dapat menulis di dalam jurnal  terindeks internasional maupun akreditasi jurnal nasional. Bukankah banyak dosen dalam ADP yang memiliki kemampuan untuk mendampingi calon professor di PTKIN/PTKIS. Selain juga banyak dosen dalam ADP yang terlibat dalam pengelolaan jurnal terindeks di Scopus maupun terakreditasi di Sinta. Jika para talenta hebat tersebut diberikan otoritas untuk mendampingi calon professor, maka dapat dibayangkan gerakan profesorisasi pada PTKIN/PTKIS. Perlu digencarkan riset-riset kolaboratif sebagai basis untuk penulisan di jurnal internasional maupun jurnal nasional. Yang dimaksud bukan melakukan tindakan makelarisasi tulisan jurnal tetapi memang memberikan pendampingan secara terstruktur dan mendasar.

  

Kedua, sebagai institusi yang di dalamnya beranggotakan para dosen, maka verba volant scripta manen harus dijadikan sebagai inspirasi bagi para dosen. Ada banyak ide atau gagasan yang “menguap” begitu saja sebab tidak dituliskan atau dipublikasikan. Yang dibicarakan hilang dan yang dituliskan akan abadi. Maka sudah selayaknya jika tulisan para dosen PMII tersebut kemudian dikompilasikan sehingga dapat diterbitkan. Tulisan tersebut akan menjadi bunga rampai yang bisa dinikmati oleh pembaca yang lebih luas. Secara riil, misalnya tulisan dosen yang tercerer di jurnal, kemudian diterbitkan sehingga akan terbit berjilid-jilid kumpulan tulisan para dosen. Tujuan utamanya adalah mendokumentasikan atau melestarikan tulisan yang tercecer dalam berbagai jurnal. Selain tentu juga kolaborasi untuk membuat book chapter yang bisa dijadikan sebagai rujukan oleh para penulis di era berikutnya.

  

Ketiga, pendataan dosen PMII juga dirasakan penting. Kita ingin ke depan terdapat semacam PMII connection bukan untuk tujuan politis tetapi professional. Ke depan yang diharapkan adalah semakin menguatnya rasa memiliki PMII bagi para dosen, sebab tidak hanya dicatat namanya di dalam ADP tetapi  merasa menjadi bagian dari tugas besar PMII untuk pembudayaan profesionalisme dosen, membangun otoritas akademik  dan pengabdian kepada masyarakat.  Data base tentang dosen ADP akan dapat menjadi dasar di dalam pengembangan profesionalitas berbasis keahlian, dan juga program-program sinergi dengan dunia akademis, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), ORNOP, serta birokrasi dan pemerintahan.

  

ADP tidak hanya menjadi instrument untuk saling menyapa, tetapi saling berkepentingan untuk kemajuan personal maupun institusional. Peluang untuk maju sangat terbuka di era demokratisasi dan keterbukaan. Warga  ADP diharapkan bisa menjadi pemain yang andal karena kemampuan sinergi yang luar biasa. Kita merasakan betapa dahsyatnya kebersamaan, sebab sesungguhnya di era industry 4.0 maka kolaborasi bisa menjadi mantram suci untuk menaklukkan dunia yang berada di era disruptif. Era sekarang adalah era bergandengan tangan dan bukan era mengepalkan tangan secara individual. Memang, tangan terkepal dan maju ke muka, tetapi satu tangan terkepal ke muka, tetapi satu tangan lainnya menggandeng tangan sahabatnya untuk bersama-sama maju ke depan.

  

Wallahu a’lam bi al shawab.