Prabowo dalam Kolaborasi Internasional (4)
OpiniKonsep kolaborasi begitu powerfull di era digital, era generasi milenial dan generasi internet of thing. Kemampuan kolaborasi menjadi salah satu kata kunci bagi keberhasilan di dalam upaya menggapai kemajuan di dalam nyaris semua kehidupan manusia. Kolaborasi bisa menggambarkan tentang peran kerja sama berbasis fungsional yang sangat mendasar untuk mencapai tujuan dan target di dalam dunia pekerjaan dan institusi social termasuk institusi kenegaraan.
Indonesia di dalam relasi multilateral dikenal sebagai negara non-blok, sebuah gambaran tentang posisi Indonesia yang tidak berada di dalam salah satu blog. Barat dan Timur. Indonesia merupakan negara yang menggagas dan mempraktekkan relasi multilateral dalam konteks konsep non-blok. Baik politik maupun ekonomi, Indonesia menjadi negara yang tidak terkooptasi pada Blok tertentu, meskipun dalam sejarah juga terdapat bercak-bercak yang menggambarkan terkooptasinya negeri ini dalam blok tertentu. Meskipun Indonesia dikenal sebagai pioneer di dalam Gerakan non-blok, akan tetapi sebagai negara, Indonesia pernah berat sebelah. Lebih cenderung ke blok Timur.
Tetapi Indonesia tetaplah Indonesia, yang kemudian kembali ke jalan yang benar. Artinya ada peristiwa sejarah yang tidak terlupakan dan menjadi tonggak kembalinya Indonesia ke dalam jalur non-blok bahkan hingga sekarang. Indonesia secara politik dan ekonomi kembali di dalam posisinya yaitu negara dengan politik bebas-aktif dalam bingkai non-blok. Indonesia bisa bekerja sama, terutama dalam ekonomi, dengan berbagai negara baik negara Barat maupun Timur, yang sekarang tidak lagi berkontestasi, kecuali Ukraina dan Soviet. Dunia pernah menyaksikan konflik Timur dan Barat, dalam “perang dingin” yang menyesakkan.
Sekarang relasi multilateral tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Misalnya perang antara Ukraina dan Soviet yang tidak kunjung selesai, dan berpengaruh sangat signifikan khususnya bagi negara-negara di Eropa Barat, yang selama ini memiliki ketergantungan dengan pasokan gas dari Ukraina dan Soviet. Eropa menjadi lebih dingin, sebab kekurangan gas untuk pemanasan tempat tinggal bagi penduduknya.
Sementara itu, perang antara Israel dengan Palestina yang melibatkan beberapa negara di sekelilingnya juga tidak diketahui kapan selesainya. Perang antara Israel dan Palestina juga dapat memicu pengaruh global terutama di bidang ekonomi. Ketergantungan negara-negara di dunia dengan pasokan minyak bumi akan bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang rendah, dan bahkan minus. Dapat memicu krisis ekonomi.
Indonesia tentu diharapkan memiliki peran penting di dalam upaya perdamaian dunia. Selama ini Indonesia sudah memerankan peran yang sangat signifikan dalam upaya perdamaian dunia, misalnya diplomasi kelas tinggi untuk mencapai perdamaian di Eropa Timur dan juga Timur Tengah. Suara Indonesia sedemikian nyaring tentang pembelaannya atas Palestina. Save Palestina. Mantan Menlu Retno Marsudi sedemikian keras untuk perlunya dukungan dunia atas Palestina. Sebagai Menlu, Retno telah menyuarakan kepentingan Indonesia untuk perdamaian dunia (nursyamcentre.com, 26/09/2024).
Di dalam khazanah relasi antar negara, kita telah masuk di dalam G20. Sekumpulan negara yang berada dalam level 20 dalam pertumbuhan ekonomi. Kita telah masuk dalam negara-negara besar dengan kekuatan dan pertumbuhan ekonomi yang teratas. Negara-negara Eropa Barat, Amerika dan negara-negara di Asia tentu ada yang masuk dalam G20. Negara-negara ini tentu ada yang pro-Israel dan ada yang pro-Palestina. Di antara yang pro-Israel adalah Amerika serikat, Inggris dan lain-lain. Sementara itu juga ada yang pro-Palestina, di antaranya adalah Indonesia.
Amerika Serikat hingga hari ini masih menerapkan kebijakan double standart or double speaks. Artinya ada standart yang berbeda dalam kebijakan politik Amerika Serikat terhadap Israel, sehingga kebijakan ini di dalam banyak hal tidak disukai oleh negara-negara yang pro Palestina, termasuk Indonesia. Selama Amerika Serikat menerapkan kebijakan ganda seperti ini, maka dipastikan bahwa masalah Israel dan Plestina tidak akan selesai.
Di sisi lain juga terdapat komunitas negara yang tergabung di dalam BRICS (Brazil, Russia, India, China dan South Africa), sebuah perkumpulan negara-negara yang selama ini tidak puas dengan kebijakan politik dan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara Barat. Indonesia akan memasuki area ini, dan sebagaimana dinyatakan oleh Menlu Sugiono bukan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari BRICS yang lebih menekankan pada dimensi ketidakpuasan atas perilaku negara-negara Barat. Masuknya Indonesia di dalam komunitas negara-negara ini adalah perwujudan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Indonesia terlibat di dalam berbagai organisasi multilateral dengan harapan agar mendapatkan manfaat dari kolaborasi dimaksud.
Namun agenda yang tetap mendesak dalam relasi antar negara adalah tetap memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menihilkan kekerasan yang terus terjadi di sana. Selama masih terdapat kekerasan actual yang terjadi di Palestina, maka selama itu pula Indonesia harus memperjuangkan hak-hak Palestina sebagai bangsa yang merdeka. Palestina tidak boleh diintervensi dengan menggunakan dalil apapun. Palestina harus bebas dari penindasan yang dilakukan semena-mena. Palestina harus ditegakkan harkat dan martabatnya sebagai bangsa. Dan Indonesia di dalam pemerintahan Prabowo harus tetap berperan aktif untuk kepentingan membangun perdamaian abadi.
Wallahu a’lam bi al shawab.