Teliti Ayat Rahmatan Lil Alamin: Abd. Mujib Adnan Menjadi Doktor
Kelas Metode PenelitianOleh: Prof. Dr. Nur Syam, M.Si
Drs. Abd. Mujib Adnan, MAg, dosen pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena telah menyelesaikan program doktor pada Program Pascasarjana (PPs) UIN Sunan Ampel Surabaya. Pada hari itu, 01/04/2022, Drs. Abd. Mujib Adnan, MAg berhasil mempertahankan disertasinya dengan sangat baik. Melalui serangkaian tanya jawab antara para penguji dan dirinya, maka Abdul Mujib Adnan dinyatakan lulus dalam program Doktor dan berhak untuk menyandang gelar Doktor bidang Islamic Studies.
Judul disertasi yang dipertahankannya adalah: “TAFSIR AYAT RAHMATAN LIL ‘ALAMIN DALAM AL-QUR’AN: Studi Tentang Makna dan Implementasinya dalam Dakwah oleh Para Kiai Jawa Timur”. Disertasi ini dipertahankan di depan dewan penguji disertasi, yang terdiri dari: Dr. Hammis Syafaq, M.Fil.I. (Ketua), Dr. Chabib Musthofa (Sekretaris), Prof. Dr. Nur Syam, M.Si (promotor/penguji), Prof. Dr. Aswadi, M.Ag (promotor/penguji), Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag (Penguji Utama), Prof. Dr. Masruhan, M.Ag (penguji) dan Dr. Abdul Halim, M.Ag (penguji). Ringkasan disertasi Drs. Abdul Mujib Adnan adalah sebagai berikut:
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam yang memiliki sifat membawa rahmat bagi seluruh alam semesta (Rahmatan lil Alamin). Ajaran Islam tidak membenarkan segala tindakan anarkis dan destruktif. Realita yang ada, implementasi dakwah Islam tidak serta merta berjalan di dalam koridor nilai-nilai Rahmatan lil ‘Alamin. Wajah Islam masih ditampakkan dengan potret penuh teror, destruktif, dan intoleran. Ironinya hal tersebut disandarkan pada dalil-dalil dakwah yang ada pada al-Qur’an.
Penelitian kualitatif di dalam disertasi ini menggunakan studi lapangan yang berusaha memahami fenomena dakwah Islam di Jawa Timur dengan pendekatan fenomenologi. Data yang terkumpul dari hasil wawancara mendalam, observasi terlibat, serta dokumentasi ini kemudian dianalisis menggunakan model Milles dan Huberman. Analisis dari penelitian ini menggunakan teori hermeneutika, sebagaimana yang diketahui bahwa Hermenuetika bukan sekedar dipakai untuk membaca teks, tetapi juga membaca para pembaca teks maupun lingkungan sosial pembaca teks. Teori Hermeneutika ini digunakan untuk menganalisa karangan para mufasir klasik yang menggunakan ayat al-Quran tentang Rahmatan lil ‘Alamin serta pandangan para kiai/da’i Jawa Timur nilai Rahmatan lil ‘Alamin.
Penelitian disertasi ini menemukan tiga aspek utama: Pertama, ayat al-Qur’an yang membahas Islam Rahmatan lil ‘Alamin terpusat pada ayat 107 surat al-Anbiya’, namun para mufasir menyikapi ayat yang sama dengan tiga (3) penyikapan berbeda; a) memandang Rasulullah Saw dan Islam sebagai rahmat itu sendiri, yang berlaku kepada segenap umat manusia, baik kafir maupun mukmin, b) kehadiran Islam dan Rasulullah Saw baru berfungsi sebagai Rahmatan lil ‘Alamin hanya bagi umat yang secara waktu dan ruang berada di dekat Rasulullah, dan tidak berlaku bila mereka terpisah jauh secara ruang dan waktu, serta c) Islam Rahmatan lil ‘Alamin adalah tauhid itu sendiri. Kedua, pemahaman atas ayat 107 al-Anbiya’ ini berbeda di tangan para kiyai Jawa Timur, sehingga penafsiran mereka jauh lebih progresif dibanding para mufassir klasik. Ada empat (4) ciri yang bisa ditarik dari ayat al-Qur’an tersebut, a) Islam Rahmatan lil ‘Alamin adalah Islam yang mengusung spirit pembangunan, b) Islam Rahmatan lil ‘Alamin adalah Islam yang memiliki bukti kerja nyata dan berkontribusi pada kehidupan sosial, c) Islam yang mengusung nilai-nilai moderat dan pemahaman holistik, dan d) Islam yang memiliki sifat akulturatif. Ketiga, para Kiai Jawa Timur tidak saja menggeser pemikiran tafsir klasik menjadi lebih progresif, tetapi menerapkan konsep Islam Rahmatan lil ‘Alamin yang memiliki ciri: cinta kasih, toleran, pemahaman dakwah yang komprehensif, dialektif, komunikatif, solutif pada problem sosial, taat pada nilai ideologis organisasi serta mengusung persahabatan antar da’i lintas ormas.
Sebagaimana terdapat di dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), maka untuk menjadi doktor harus menulis disertasi dalam level 9 KKNI, yang menggunakan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. Oleh karena itu, setiap karya disertasi harus menggunakan salah satu di antara pendekatan tersebut. Memang ada beberapa pendekatan, selain yang dikemukakan di dalam KKNI, interdisipliner dan multidisipliner, akan tetapi juga terdapat crossdisipliner dan transdisipliner.
Kajian yang dilakukan oleh Dr. Abd. Mujib Adnan, MAg menggunakan pendekatan crossdisipliner atau lintas bidang, sebab mengintegrasikan antara ilmu dakwah dalam rumpun ilmu agama dan teori hermeunetika dalam rumpun ilmu sosial. Kajian yang bercorak crossdisipliner mencoba untuk menggabungkan dua cabang ilmu pengetahuan dalam rumpun yang berbeda. Sedangkan corak kajian interdisipliner menekankan pada penggabungan atau pengintegrasian antara dua cabang ilmu dalam satu rumpun. Di dalam UU No. 12 Tahun 2012, bahwa rumpun ilmu adalah ilmu agama, ilmu sosial, ilmu humaniora, Sains dan teknologi, Ilmu terapan dan ilmu formal.
Melalui kajian yang dilakukan oleh Dr. Abd. Mujib Adnan, kita diingatkan bahwa kajian atas tafsir Alqur’an dapat didekati dengan berbagai cabang ilmu yang relevan. Dan salah satunya adalah hermeunetika Gadamer. Akhirnya didapatkan suatu kajian baru dalam cabang ilmu dakwah, yaitu sosiologi tafsir dakwah.
Wallahu a’lam bi al shawab.