Kesinambungan Kepemimpinan: Dari Pisah Sambut Rektor UIN SGD Bandung
OpiniBagi seorang pemimpin tentu akan merasakan kebahagiaan jika yang menggantikannya adalah orang yang memiliki visi dan misi pengembangan yang telah dipahami bersama. Memang ada kalanya, seorang pemimpin itu berada dalam level meletakkan dasar bagi pengembangan institusinya, dan adakalanya melanjutkan visi dan misi institusi yang sudah disepakati bersama.
Sesungguhnya, setiap pemimpin menginginkan lahirnya legacy yang akan menjadi tonggak pencapaian di dalam kepemimpinannya. Namun jangan sampai legacy yang sudah ada sebelumnya kemudian secara sengaja atau tidak sengaja dirobohkan. Tentu sesuatu yang tidak diharapkan. Semua menginginkan bahwa proses perubahan kepemimpinan merupakan proses yang bersifat kontinyu, dan tiada terputus. Di dalam berbagai level kepemimpinan, yang diharapkan adalah kesinambungan atau continuity. Memang ada perubahan atau change tetapi bukan berarti harus meruntuhkan pilar keberhasilan kepemimpinan yang sudah dihasilkan sebelumnya.
Keberlanjutan inilah yang saya amati di dalam proses perubahan kepemimpinan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung, yaitu perubahan kepemimpinan dari Prof. Dr. KH. Mahmud, MSi, kepada penggantinya Prof. Dr. Rosikhon Anwar, MAg. Acara “Pisah Sambut” tersebut berlangsung dengan sangat meriah, menggembirakan akan tetapi tetap syahdu. Ada banyak sambutan dan testimoni yang dilakukan oleh para dosen UIN SGD dan juga kolega Prof. Mahmud, yaitu para Rector PTKIN. Pada prinsipnya, semua mangayubagya atas kepemimpinan Prof, Mahmud dalam kurun dua periode 2015-2023. Selama delapan tahun Prof.Mahmud bekerja sama dengan para koleganya pada jajaran pimpinan dan para dosen dan tenaga kependidikan. Dan hasilnya sungguh mengagumkan, yaitu posisi UIN SGD yang melejit menjadi nomor satu dalam berbagai penghargaan terutama di Kementerian Agama (Kemenag).
Hadir di dalam acara “Pisah Sambut” ini adalah Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Dr. Mohammad Ali Ramdlani, ST, MT., Staf Khusus Bidang Hubungan Kelembagaan, Dr. Mohammad Nuruzzaman, Sesditjen Pendis, Dr. Rohmat Mulyana, Prof. Dr. Nanat Fatah Nasir, Ketua Senat UIN SGD Bandung serta seluruh anggota Senat, dosen, dan staf tenaga kependidikan. Di luar ruangan, terdapat sejumlah mahasiswa yang membawa karangan bunga yang akan diberikan kepada Prof. Mahmud. Sebuah pemandangan yang menggembirakan, sebab semua guyub dan rukun dalam melepas Prof. Mahmud sebagai rector UIN SGD tahun 2015-2023, dan menyambut Prof. Rosikhon Anwar selaku Rector UIN SGD tahun 2023-2027.
Ada banyak kolega yang memberikan testimoni, di antaranya adalah Prof. Babun Suharto, Prof. Martin Kustati, Prof. Al Makin, Prof. Moh. Ilyasin dan sejumlah kolega lainnya. Selain itu juga ada sejumlah sambutan, di antaranya adalah Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Prof. Muhammad Ali Ramdlani, yang ketepatan adalah dosen pada UIN SGD Bandung, Dr. Mohammad Nuruzzaman, yang coordinator kerja sama kelembagaan untuk Wilayah Jawa Barat dan Banten dan juga saya. Tentu saja saya bersyukur diundang di dalam acara lepas sambut yang diselenggarakan oleh UIN SGD. Prof. Mahmud di dalam sambutannya menyatakan: “Prof. Nur Syam ini orang pertama yang saya undang saat saya menjadi Rector UIN SGD dan juga orang yang saya undang pada saat saya harus melepas jabatan sebagai Rector UIN SGD.”
Saya tentu sangat terkesan dengan sambutan-sambutan yang disampaikan oleh para pejabat baik dari Kemenag maupun para kolega dan rector terpilih. Pak Dirjen menyatakan: “Prof Mahmud itu tidak hanya dikenal karena kemampuannya di dalam memimpin UIN dengan kemampuan rasionalnya tetapi juga dengan kemampuan spiritualnya. Saya mengalami sendiri bagaimana Prof. Mahmud kala bersama-sama beribadah di Tanah Suci, maka amalan-amalan ibadahnya luar biasa.” Hal itu yang dinyatakan oleh Dr. Nuruzzaman, dinyatakannya bahwa yang memperkenalkannya dengan Prof. Mahmud adalah saat pergi haji bersama dan diketahuinya bahwa Prof. Mahmud memang seorang kiai.
Hal yang menarik tentu adalah sambutan Prof. Rosikhon, Rektor baru UIN SGD. Dinyatakannya: “ada sembilan teladan yang diajarkan oleh Prof. Mahmud untuk kita semua. Semuanya positif.” Di antara yang dinyatakan Rektor adalah ungkapan Prof. Mahmud bahwa semua civitas akademika UIN SGD harus bekerja bersama dan sama-sama bekerja. Semua pimpinan, dosen, dan tenaga kependidikan harus memahami visi dan misi UIN SGD, sebab di dalam visi dan misi itulah UIN SGD harus mencapainya. Tetapi ada satu yang rektor baru tidak bisa melakukannya adalah nasehatnya tentang harus berbisnis. “Saya tidak punya talenta untuk melakukannya.” Ungkapnya.
Saya diminta untuk memberikan sambutan. Ada tiga yang saya sampaikan, yaitu: pertama, ucapan selamat atas pengabdian Prof. Mahmud sebagai Rector UIN SGD dan selamat kepada Prof. Rosikhon yang menjabat sebagai Rector UIN SGD sebagai pelanjut kepemimpinannya. Kedua, apresiasi atas kemajuan UIN Bandung. Institusi ini melejit dalam capaian prestasi baik nasional maupun internasional. Termasuk di Kemenag dan Kemendikbudristek. Akhir-akhir ini selalu nangkring di peringkat satu, misalnya Webometrics, Scimago, dan sebagainya. Capaian ini hanya bisa dilakukan jika semua komponen di institusi ini bisa bekerja sama dan solid. Inilah yang membanggakan kita semua.
Ketiga, kerja sama menjadi kata penting di dalam pengembangan institusi pendidikan tinggi. Ada kata bijak yang perlu untuk dipertimbangkan, yaitu coming together, sharing together, working together and succeeding together. Prinsip togetherness ini sangat penting di dalam pengembangan lembaga pendidikan. Tanpa kepemimpinan bercorak mengembangkan lima aspek ini, maka diyakini bahwa PTKA tidak akan mengalami kemajuan. Jika pimpinan PTKAN dapat mengembangkannya, tentu akan menghasilkan kebersamaan, sebagaimana dinyatakan oleh Prof. Mahmud, bahwa semua harus kerja bersama dan sama-sama bekerja.
Selain itu juga penting untuk mengembangkan lima K, yaitu kerja keras, kerja cerdas, kerja bersama, kerja solid dan kerja ikhlas. Tanpa kerja keras tidak mungkin ada kemajuan, tanpa kerja cerdas atau kerja berbasis rational intelligent, emotional intelligent, social intelligent dan spiritual intelligent juga tidak akan terjadi kemajuan, tanpa kerja bersama juga tidak akan mungkin terjadi kemajuan, tanpa kerja solid juga tidak akan mungkin terjadi kemajuan, tetapi di atas semuanya adalah kerja ikhlas, sebagaimana motto Kemenag.
Sekali lagi selamat atas kepemimpinan Prof. Mahmud dan selamat bekerja kepada Prof. Rosikhon yang menggantikannya. Dengan semangat togetherness dan lima K, kita semua yakin UIN SGD akan tetap leading.
Wallahu a’lam bi al shawab.