Guru Mumu: Pejuang yang Menyemai Iman dan Kemerdekaan di Kalimantan Barat
HorizonMarsuni, S.Ag M.Pd
Di sepanjang sejarah Indonesia, para ulama memegang peranan krusial. Tak hanya sebagai pembimbing spiritual, mereka turut menjadi pelopor perjuangan, mengusir penjajah dan menegakkan kemerdekaan. Di Kalimantan Barat, salah satu sosok ulama yang meninggalkan jejak gemilang adalah KH. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Guru Mumu.
Lahir pada tahun 1890 di Desa Sungai Raya, Kubu Raya, Guru Mumu dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat agama. Sejak dini, beliau menunjukkan kecerdasan dan kehausan akan ilmu pengetahuan agama. Orang tua Guru Mumu, yang mengenali potensi tersebut, tak segan mengirim beliau untuk menimba ilmu ke berbagai pesantren ternama di Pulau Jawa.
Menimba Ilmu di Tanah Jawa
Pengembaraan intelektual Guru Mumu membawanya ke Pesantren Tebuireng, salah satu pesantren legendaris yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy\'ari. Di sana, Guru Mumu muda belajar langsung dari para kiai terkemuka, memperdalam ilmu fiqh, tafsir, hadis, dan berbagai disiplin ilmu keislaman lainnya. Tak hanya ilmu agama, Guru Mumu juga menyerap semangat perjuangan yang kuat dari para kiai Tebuireng. Mereka menanamkan pentingnya mempertahankan agama dan tanah air dari cengkeraman penjajah.
Setelah beberapa tahun menimba ilmu di Tebuireng, Guru Mumu melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Sidogiri di Pasuruan. Pesantren ini terkenal dengan pengajaran kitab kuning yang mendalam dan melahirkan banyak ulama berpengaruh. Di Sidogiri, Guru Mumu semakin mengasah keilmuannya, memperkaya khazanah intelektualnya, dan memperkuat jaringan persaudaraan sesama santri.
Kembali ke Kalimantan Barat: Menyemai Iman dan Membangun Bangsa
Selepas menimba ilmu bertahun-tahun, tibalah saatnya Guru Mumu kembali ke kampung halaman. Membawa bekal ilmu yang paripurna, beliau bercita-cita untuk menyebarkan cahaya Islam dan membangun masyarakat yang bermoral di Kalimantan Barat.
Baca Juga : KH. Yahya Syabrowi (1907-1987) Dakwah Melalui Lembaga Pendidikan
Pada tahun 1912, Guru Mumu mendirikan Pesantren Darul Mukhlisin di Sungai Raya. Pesantren ini menjadi pusat pendidikan Islam yang penting di wilayah tersebut. Para santri dari berbagai penjuru Kalimantan Barat berdatangan untuk belajar agama dari Guru Mumu.
Gaya Dakwah yang Menyentuh Hati
Guru Mumu dikenal dengan gaya dakwahnya yang khas. Beliau menyampaikan ajaran Islam dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan dipenuhi dengan kisah-kisah inspiratif. Pendekatan ini membuat dakwah Guru Mumu diterima dengan baik oleh masyarakat.
Selain berdakwah di pesantren, Guru Mumu juga aktif berkeliling ke berbagai pelosok desa. Beliau mengunjungi masyarakat, berbincang-bincang dengan mereka, dan memberikan wejangan serta bimbingan keagamaan. Melalui pendekatan yang merakyat ini, Guru Mumu berhasil membawa pengaruh Islam yang moderat dan toleran di tengah masyarakat Kalimantan Barat yang majemuk.
Menentang Penjajahan: Bergobarnya Semangat Juang
Di samping perannya sebagai ulama, Guru Mumu juga dikenal sebagai sosok pejuang kemerdekaan yang gigih. Indonesia kala itu tengah berada di bawah penjajahan Belanda. Paradigma Guru Mumu jelas: perjuangan melawan penjajah adalah bagian integral dari jihad fi sabilillah (berjuang di jalan Allah).
Guru Mumu secara aktif terlibat dalam Sarekat Islam, organisasi massa Islam terbesar pada masa itu. Sarekat Islam menjadi wadah bagi Guru Mumu untuk menyuarakan semangat anti-kolonialisme dan menggalang persatuan umat Islam dalam melawan penjajahan Belanda.
Ketika Sarekat Islam mengalami perpecahan, Guru Mumu bergabung dengan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII). Organisasi ini bertujuan untuk mempersatukan umat Islam Indonesia dan melawan penjajahan Belanda melalui perjuangan politik dan pendidikan.
Revolusi Kemerdekaan Indonesia
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, semangat juang Guru Mumu semakin berkobar. Beliau menyerukan kepada para santrinya dan masyarakat Kalimantan Barat untuk bahu membahu mempertahankan kemerdekaan yang baru diraih.
Guru Mumu tak segan turun langsung memimpin perlawanan rakyat terhadap Belanda di Kalimantan Barat. Beliau berhasil menjadi pemimpin yang kharismatik dan mampu menyatukan masyarakat dalam perjuangan dengan strategi yang jitu dan keberanian seorang pejuang yang Tangguh.