Harlah PMII Ke-61, Gus Miftah ; Kita Adalah Masyarakat Insecure
InformasiDampak 350 tahun penjajahan kolonial menjadikan masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang inferior atau istilah lain yang kerap diucapkan oleh kaum muda millennial yaitu tak hanya masyarakat yang inferior, tapi masyarakat yang insecure. Hal ini sebagaimana disampaikan seorang ulama dan da'i sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, fenomena masyarakat insecure kerap terjadi di tengah masyarakat belakangan ini.
"Contoh kasus, begitu lihat orang China mengatakan, oh itu pasti orang kaya. Padahal kenyataannya tidak demikian. Begitu melihat orang bule, oh itu adalah orang pinter. Dan ketika melihat orang arab yang menggunakan jubah dan surban, kita dengan gampangnya mengatakan, oh itu adalah orang suci. Hal ini yang kemudian membuat kita gampang dijajah oleh paham-paham seperti itu," tuturnya dalam acara Harlah PMII ke- 61 tahun yang digelar secara live di kanal YouTube NU Channel (17/04/2021).
Lebih lanjut, da'i yang kerap disapa Gus Miftah mengatakan bahwa persepsi terkait etnis, kewarganegaraan, dan agama tertentu yang telah melekat sudah semestinya dilakukan penegasan untuk kembali pada tujuan organisasi yang telah dirumuskan oleh para leluhur yaitu menebarkan paham ahlusunnah wal jamaah.
"Maka dengan itu, PMII perlu melakukan reorientasi secara internal dan eksternal. Agar pergerakannya benar-benar dapat dirasakan manfaatnya. Tidak ada alasan yang bergabung di PMII ini insecure atau inferior. Maka, pemahaman keagamaan dan kebangsaan yang menjadi alasan berdirinya NU yaitu orientasi keagamaan dan orientasi kebangsaan. Orientasi keagamaan yaitu dengan mengamalkan ahlusunnah wal jamaah dan menjaga keberlangsungannya. Sedang, orientasi kebangsaan dengan tujuan menjaga negara kesatuan republik Indonesia dan keberlangsungannya," ucapnya.
Empat Tipe Insecure
Dilansir dari laman WebMD.com, insecure merupakan perasaan yang muncul pada seseorang disebabkan karena merasa belum cukup dengan apa yang telah dimiliki. Insecure juga kerap menimbulkan perasaan cemas, kurang keyakinan, tidak aman, gelisah, minder, dan kurang percaya diri baik persoalan pencapaian dalam hidup, hubungan, dan kemampuan dalam menghadapi segenap permasalahan. Adapun beberapa tipe insecure, yaitu relationship insecurity, job insecurity, body image insecurity, social insecurity/Anxiety.
Relationship insecurity merupakan perasaan insecure yang muncul disebabkan karena hubungan yang tengah dijalani tidak aman. Hubungan yang tak aman tersebut bisa meliputi, yaitu hubungan antara orang tua dan anak. Misalnya, kurangnya dukungan dari orang tua pada apa yang diinginkan seorang anak. Hingga hal tersebut mengakibatkan anak merasa insecure, membentuk citra diri yang negatif, serta mengalami tekanan emosi dan kurang dapat beradaptasi di kemudian hari.
Kedua, job insecurity. Job insecurity meliputi perasaan insecure yang muncul disebabkan karena persoalan keberlanjutan pekerjaan. Hal ini akan memicu timbulnya kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan. Misalnya, khawatir terkait performa pekerjaan yang dilakukan dan permasalahan lain di luar batas kemampuan, yaitu persoalan ekonomi, tren industri, konflik kerja, dan kegagalan perusahaan.Demikian tingkat pengangguran dan pekerjaan yang tak tetap dapat meningkatkan ketidakamanan pekerjaan dalam skala nasional yang dapat memicu munculnya masalah kesehatan mental.
Sementara, yang paling sering terjadi yaitu body image insecurity. Banyak orang merasa belum cukup puas dengan bentuk wajah dan tubuh, serta penampilan yang dimiliki. Bahkan, selalu terbesit di dalam pikiran yang mempertanyakan diri sendiri terkait penampilannya yang kurang ideal. Setiap tipe tubuh memiliki pengalaman merasa tidak aman dan cemas yang berbeda-beda.
Terakhir, tipe umum insecure yang kerap terjadi yaitu social insecurity atau anxiety. Perasaan insecure tipe ini kerap muncul saat berinteraksi dan cara bagaimana melihat lingkungan sekitar. Perasaan ketidakamanan ini menjadi permasalahan yang kerap bermunculan di tengah masyarakat. Hal ini demikian yang dapat memicu berkembangnya kecemasan sosial atau istilah lain fobia sosial secara tiba-tiba meledak. (Nin)