(Sumber : Nur Syam Centre)

Belajar Mother Earth Pada Masyarakat Swedia

Horizon

Oleh: Wahyu Ilahi 

Mahasiswa Program Doktor Universitas Tilburg

  

Masalah lingkungan hidup menjadi bagian isu global. Tak mengherankan jika di  hampir semua negara memiliki program terkait tentang pelestarian lingkungan. Swedia  sebuah negara Nordik di Skandinavia, Eropa Utara juga consent mengkampanyekan. Isu global lingkungandi negara tersebut mencuat sejak kemunculannya seorang aktivis lingkungan cilik Greta Thunberg (2017). Saat itu usinya masih 13 tahun, namun telah menjadi aktivis lingkungan yang sangat popular. Dengan lantang dan kritis ia mengampanyekan berbagai isu mengenai pemanasan global dan perubahan iklim  tidak hanya di dalam negeri namun ke luar negrinya. 

  

The Guardian mencatat, pada pertengahan tahun 2018, Thunberg telah menginisiasi gerakan pemogokan sekolah untuk iklim di luar gedung parlemen. Lebih dari sekitar 20.000 siswa sekolah tingkat pertama dan menengah telah melakukan pemogokan sekolah, tersebar di 270 kota. Gadis kecil itu Bersama teman teman seperjuangannya menuntut dan menekan pemerintah Swedia untuk mengurangi emisi karbon. Tidak berhenti disitu saja Thunberg secara aktive juga berpartisipasi dalam mengkapanyekan dan mengalang demonstrasi perubahan iklim di Parlemen Eropa, Brussels. Ia secara kritis dan masif mengkampanyekan tentang pelestarian lingkungan di berbagai forum seperti TEDxStockholm, Konferensi Perubahan Iklim PBB, dan Forum Ekonomi Dunia di Davos dan lainnya.

  

Apa yang telah gadis kecil itu lakukan menjadikan dirinya sebagai tokoh  lingkungan yang popular dikalangan masyarakat Swedia tidak hanya dikalangan usia sebayanya namun juga kepada semua usia di negaranya. Greta menjadi tokoh lingkungan yang berpengaruh di negaranya. Berdasarkan pengalaman saya selama tinggal di negara Nordik tersebut, gaung pengaruhnya sangat saya rasakan. Hal ini terbukti hampir setiap hari ketika morning coffee sang tuan rumah selalu menyebut namanya sebagai rujukan, apa yang telah ia lakukan dan pengaruhnya dalam kehidupannya.

  

Pengalaman ini berawal perjalanan saya menyelusuri negara Nordik, Eropa Utara tersebut. Seperti orang pada umumnya biasanya saya akan berkunjung ke beberapa tempat wisata yang mainstream. Tampa sengaja kebiasaan itu berubah yaitu tinggal dan menetap di sebuah kota kecil yang sebulumnya tidak ada dalam list tujuan. Selama sebulan selain menulis manuskrip saya dengan suasana baru dengan tinggal di penduduk local di Swedia. Gavle adalah disebuah kota kecil yang ditempuh satu jam dari ibu kota Stockholm ibu kota Swedia. Gavle adalah kota yang secara geodrafi sangat lengkap dengan fasilitas umum yang berbasiskan alam seperti pelabuahan, kanal/sungai, taman alam kota yang eksotis dan tua serta hutan kota. Dari kota kecil inilah saya banyak belajar dan sharing dengan penduduk local yang banyak consent pada pelestarian lingkungan terutama dengan tuan rumah.

  

Saya supraise ketika obrolan setiap paginya tidak jauh dari tema tentang lingkungan. Mereka sangat bersemengat ketika berdiskusi tema tersebut.  Isu itu menjadikan isu yang sexy bagi mereka. Dan kalimat yang saya dengar adalah bagaimana cara kita menjaga “mother earth”. Konsep mother earth bagi tuan rumah saya sangat simple yaitu apa yang telah kita kosumsi dan dapat harus bisa dikembalikan atau diolah lagi ke perut bumi tampa harus menyakitinya atau merusaknya. Mother earth digambarkan sebagai sosok ibu yang menyediakan hidup pada anak anaknya berupa  alam semesta dan isinya. Dalam pandangan lebih jauh konsep tersebut sebagai konsep yang dihormati yang dipersonifikasikan sebagai seorang dewa-dewi, Ibu Pertiwi yang memiliki banyak nama dan wajah. Keyakinan yang mendasarinya adalah bahwa bumi adalah entitas keibuan yang memberi kehidupan dan memelihara. Dia melintasi banyak tradisi, tidak terbatas pada tradisi, budaya, kepercayaan, mitos dll. Pengakuan bahwa semua pendukung kehidupan di bumi ini dimulai dengan adanya sang ibu. Banyak sebutan dan mitos yang berkembang di masyarakat untuk mother earth di berbagai wilayah yaitu Ibu Pertiwi, Pachamama, atau Gaia, Dewi Sri, dan lain sebagainya.  Mitologi, cerita rakyat dewi alam dan tokoh lain yang mewakili dewa atau  ibu bumi, dewi alam, dewi matahari   yang terkait dengan kelahiran serta kesuburan. 

  

Jika merujuk ke mitologi Indonesia yaitu tentang konsep kerifan local sebenernya kita juga punya yaitu “Dewi Sri” yang orang Jawa mengangpnya sebagai legenda dewi yang bisa menghadirkan kesuburan dan kehidupan terutama di kalangan masyarakat agraris dan petani padi. Digambarkan bahwa para petani Jawa sangat mencintai Dewi Sri. Kecintaan mereka diwujudkan dalam keprihatinan mereka memelihara padi (Sindunata, Dewi 1993).

  

Kembali ke Gavle, tidak berhenti pada pemikiran masyarakatnya, secara visual jika diperhatikan hampir semua rumah memiliki kecintaan terhadap tanaman. Dibuktikan dengan tren jungle urban home. Rumahnya dikelilingi dengan berbagai macam tanaman kecil dan besar. Diluar apartement mereka juga puanya area untuk bercocok tanam. Selain itu juga lahan umum atau alam public yang mendukung untuk melestarikan lingkungan dan juga disajikan untuk tempat beraktifitas secara natural dan sehat. Seperti hutan, taman kota, sungai, dermaga, dan lain sebagainya. 

  

Hutan di Gavle terbuka untuk umum yang menyajikan jogging track bagi penduduknya mulai 3-10km yang mengelilingi dan masuk hutan. Dan hampir di setiap track pejalan kaki  terdapat tempat peristirahatan yang difasilitasi pemeritahan berupa gazebo dengan pembakaran kayu serta kayunya (gratis disedikan pemerintah) dan tempat BBQ. Biasanya ada perayaan atau sekedar kumpul kumpul kelurga atau kolega. Selama disana saya pernah di undang untu kBBQ di hutan. Selain itu hampir dua hari sekali saya selalu disarankan dan cenderung dipaksa untuk melakukan olah raga, baik di hutan maupun di tempat lainnya. Menurutnya badan kita harus selalu bergerak. Pengalaman ketika pertamakali di hutan saya di suruh memilih track yang mana, saya pilih jalur 3km, diluar dugaan komentar mereka adalah itu khusus jalur anjing atau perjalanan dengan bintang peliharaan. Hmmm namun bagi saya itu suatu yang luar biasa. Mereka biasa menempuh jalur 10km bahkan tetangga saya (Cleo) dengan mengedong anaknya yang berusia 10 tahun setiap minggu.

  

Sungai dan demarga juga menjadi natural area publik, Gavle juga dilalui sungai yang membawa kehidupan di kota ini. Hamper sepanjang kanan dan kiri terdapat lintasan pejalan kaki yang menarik untuk jogging atau sekedar menikmati alam. Bangunan tua, apartement, hunian, café, dan spot untuk memancing disediakan.  Jangan khuatir ada juga perahu kecil sepanjang sungai jika ingin menyusurinya.

  

Natural public lainnya yaitu berupa taman kota. Di Gavle ada ataman kota yang sangat tua dan terkenal  namanya  Boulognerskogen City Park. Sebuah taman kota yang cukup luas dan tua ada sungai yang melintasi, bendungan kecil dengan kincir, konser alam dengan ornament patung peri sebagai background, playground, Outbound area, mini golf, lintasan pejalan kaki, café dan lainnya. Yang menarik bisa kita lalui untuk jogging atau sekedar berjalan menikmati alam. Semua juga gratis. Dan semua tersajikan secara natural.

  

Dari semua pengalaman di Gavle hidup di  alam yang telah sediakan untuk umat manusia bisa menikmatinya secara murah untuk kehidupan secara natural  yang sehat yang bisa di dapat dan dan telah disediakan dari bumi atau sang mother Earth. Tergantung bagaimana kita menjaga dan menyikapinya. Salam hidup sehat secara alami.