(Sumber : suluhpergerakan)

Sang Kyai Madura, Oase Di Tengah Gersangnya Narasi Islam Kaffah

Horizon

Oleh Heny Triyainngsih 

  

Oase atau oasis jika ditilik dari pengertiannya adalah daerah subur terpencil yang terdapat di tengah gurun. Oasis atau oase umumnya berada di dekat mata air dan sumber air lainnya. Dalam ilmu geografi, oasis atau oase merupakan daerah yang subur dan terpencil yang berada di tengah- tengah gurun atau juga bisa menyebutnya mata air di tengah padang pasir. Hal ini karena pada umumnya oase memang mengelilingi sebuah mata air. Oasis merupakan daerah yang subur, dan memiliki beberapa pepohonan yang ada di sekitarnya. Bahkan apabila oasis ini meliputi wilayah yang besar, tidak menutup kemungkinan bahwa oasis ini merupakan habitat bagi berbagai binatang dan tumbuhan serta tempat tinggal bagi manusia. 

  

Oase memiliki manfaat yang sangat banyak. Di antaranya adalah sebagai sumber mata air di daerah kering, seperti gurun. Oase juga merupakan tempat tinggal bagi berbagai makhluk hidup seperti tumbuhan dan juga binatang. Bagi musafir, Oase seperti obat yang bisa menyembuhkan dehidrasi setelah melakukan perjalanan panjang (Asyiknya Mengenal Bumi Kita, Diana Tri Hartati.2023). 

  

Dalam konteks pemikiran, oase serupa dengan pemikiran jernih sebagai penyeimbang kegersangan pemikiran yang meluas di kalangan masyarakat. Secara massif sejak kemenag mencanangkan gerakan moderasi beragama di Indonesia, hampir seluruh substansi dan bahkan cara berpikir dikendalikan oleh opini tersebut. Tentu saja, dalam konteks bernegara bisa dimaklumi bahwa kemenag mempunyai wewenang untuk mengkondusifkan situasi dan suasana beragama di Indonesia. Terlebih lagi, kebijakan tersebut merupakan respon dari terdapatnya beberapa kejadian kelompok ekstrim yang memahami bahwa jalan dakwah dengan jalan jihad walaupun dalam kondisi aman. Pemahaman serupa yaitu bahwa adanya orang kafir yang bermaksiat harus dibunuh. 

  

Namun, pertanyaan kritisnya apakah memang ide moderasi beragama adalah satu satunya jawaban atas kondisi tersebut?. Tentu, dalam hal ini, jawaban bisa berbeda beda tergantung dari cara pandangnya; apakah luas sampai pada tataran sistem secara global atau hanya hanya dalam sekup agama dan menafikan aspek aspek diluar konteks agama. Terlepas dari ide moderasi yang dimunculkan secara massif, menilik kilas balik dari kemunculannya adalah ide Islam kaaffah yang disuarakan secara nyaring di berbagai media. Mengambil istilah yang sangat populer yaitu Islam sebagai rahmatan lil alamin. Entah dari sisi yang mana, atau karena bertepatan dengan momen momen terjadinya tindakan kriminal yang dilakukan oleh sebagian oknum yang beragama Islam, menyebabkan ide Islam Kaffah sebagai salah satu khazanah pemahaman Islam yang berdasar Al-Quran dan Sunnah terlabel menjadi sesuatu yang ternilai negatif. Bahkan, kegiatan yang dianggap menyampaikan Islam Kaaffah dianggap tidak moderat.

  

Kondisi ini terjadi di sekup nasional, tidak terkecuali Madura dan spesifiknya Pamekasan. Dalam arus opini moderasi beragama (Islam moderat) pada kalangan Kyai, santri dan pesantren ternyata ada Kyai dengan latar belakang Pesantren tertua di Pamekasan justru dikenal dengan opini Islam Kaffah dalam perspektif beliau. 

  

Beliau adalah KH.Ali Salim, pengasuh Pondok Pesanten Al Ishlash Beringin Pamekasan. Kharisma dan pengaruhnya sangat luas, selain alim, ri’ayah terhadap masyarakat sangat terasa, tidak membeda-bedakan status dalam masyarakat; pejabat, petani, rakyat biasa sama di mata beliau, sehingga semua tamu dilayani Kyai Salim Syaifuddin adalah murid dari syekh Masduqi Al-lasimy, konon kyai salim termasuk salah satu murid yang menonjol di lasem. 1 KH.Ali Salim merupakan Tokoh Ulama yang berada di barisan terdepan mendukung H.Baddrut Tamam dan Raja’i (Berbaur) Pada kontestasi Pilkada 2018 di Kabupaten Pamekasan. Keberadaan KH. Ali Salim yang diketahui sebagai tokoh Ulama yang tidak pernah terjun dalam dunia Politik, namun justru rela naik turun gunung mendukung Berbaur Pada Pilkada 2018 di Kabupaten Pamekasan, Menjadi tolak ukur masyarakat untuk mendukung Pasangan Berbaur menjadi orang nomor satu di Kabupaten Pamekasan. Hal tersebut menunjukkan keberpengaruhan yang besar dari seorang KH. Ali Salim. Beliau adalah ulama yang mandiri, PP Al-islah beringin Pamekasan tidak menerima dan tidak mau sumbangan apapun dari pemerintah (ini wasiat kyai salim syaifuddin kepada anak cucunya), baik mandiri dalam sikap, pemikiran dan juga ekonomi. Beliau juga memegang teguh perjanjian manakala kerjasama antar ormas, parpol dan siap pasang badan dalam persoalan ke ummatan. 

  

Adapun sikap beliau terkait opini Islam adalah bahwa beliau menerima semua golongan (istilah beliau) yang punya ghiroh terhadap kemajuan Islam, dakwah Islam dan kemuliaan Islam. Beliau juga berpendapat bahwa pada saat ini, dalam melakukan apapun harus mempunyai modal, termasuk yang mau berjuang melalui parlemen karena money politik dalam demokrasi memang fakta. Pada faktanya, yang dibutuhkan saat ini adalah turut andil dalam perjuangan walaupun belum kaffah. Menurut beliau pemimpin yang tidak baik merupakan dhoror jika dibiarkan memimpin umat, maka perlu juga perjuangan dalam system untuk meminimalisir bahkan menekan dharar tersebut. Beliau juga menerima khilafah sebagai sebuah kewajiban, warisan nabi yang harus diperjuangkan. Bahkan beliau mendapat Amanah dari seorang habib untuk mengajarkan kitab al ahkam as-sulthaniyah karya imam al mawardi kepada santrinya. Beliau juga diberi hadiah Kitab Al Ahkam As-Sulthaniyah tersebut oleh kyai Abduh jember dimana beliau adalah paman sepupunya. Sebagaimana peran besar syarikat Islam dalam dakwah di nusantara, dimana Ayah dari KH. Salim Syaifuddin yang sangat getol ingin mendirikan negara Islam di Indonesia dan belum ada ulama Madura yang se berani ayah beliau dalam menyuarakan negara Islam. 

  

Demikianlah sekilas tentang KH Ali Salim dengan pemikiran beliau yang unik dan berani berbeda tentu menjadi sumbangsih dan peran dalam pertukaran ide dan opini ditengah masyarakat. Dalam satu kesempatan keteguhan beliau berjuang adalah dengan memimpin aksi protes menolak pendirian KCM (kota Cinema Mall) di daerah Pamekasan. Beliau turun langsung bersama umat dan santri Dalam hal ini, pemikiran, perbuatan dan keberanian beliau seolah menjadi oase ditengah gersangnya opini Islam Kaaffah terutama dalam konteks Pamekasan. Wallahu a’lam .