(Sumber : nursyamcentre.com)

Indonesia Emas, Empat Pilar Ini Penting Dilakukan PMII

Informasi

"PMII harus berada di depan bukan di belakang. Waj'alna lilmuttaqina imama. Yang artinya harus menjadi imam bukan makmum. Hingga melalui muktamar ini dapat melahirkan sosok yang mampu membangun infrastruktur pemikiran untuk mengejar ketertinggalan pemikiran. Pertanyaannya, siapa? Dimana? Bagaimana merumuskannya?"

 

Hal ini sebagaimana dipaparkan oleh Dr. H. Jazilul Wafaid Wakil Ketua MPR RI, tugas PMII adalah membangun infrastruktur pemikiran demi membawa kemajuan bangsa dan agama. Hingga baginya, adanya muktamar sudah berada di jalan yang benar.

 

"Sebab menurut saya di zaman yang seperti sekarang ini harus ada sekelompok orang yang tekun dalam membangun infrastruktur pemikiran. Agar orientasi agama tidak keluar dari jalur. Sehingga yang menjadi pemikiran muktamar yaitu pemikiran positif. Itu yang menjadi penting," paparnya dalam acara Muktamar Pemikiran Dosen PMII di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah, Tulungagung, yang digelar secara live kanal Youtube TV 9 Nusantara, Senin (05/04/2021).

 

Demikian Jazuli memberi pandangannya terkait tema muktamar kali ini yaitu Blueprint Indonesia Emas. Menurutnya, tema tersebut didasari oleh paradigma tertentu. Dimana yang dimaksud Indonesia emas yaitu seratus tahun kelahiran kemerdekaan Indonesia dengan harapan akan muncul sekelompok orang yang akan membawa Indonesia menjadi Indonesia emas.

 

"Innallaha yab'atsu li hadzihil ummati 'ala kulli ra'si mi'ati sanatin man yujaddidu laha dinaha. Yang artinya, sesungguhnya di awal setiap seratus tahun, Allah mengirimkan kepada umat ini orang yang akan memperbaharui agama mereka. Membuat agama ini cemerlang. Mudah-mudahan sekelompok orang ini dari PMII," jelasnya.

 

Empat Pilar Pembangunan

 

Dengan begitu, untuk menyongsong Indonesia emas, PMII tak cukup hanya membahas persoalan keagamaan. Namun, juga perlu membahas dan melaksanakan empat pilar. Seperti yang disampaikan Jazilul Wafaid, PMII harus melaksanakan empat pilar, yaitu pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan (IPTEK), pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan dan pengelolaan kepemimpinan.

 

"PMII harus berada di depan bukan di belakang. Waj'alna lilmuttaqina imama. Yang artinya harus menjadi imam bukan makmum. Hingga melalui muktamar ini dapat melahirkan sosok yang mampu membangun infrastruktur pemikiran untuk mengejar ketertinggalan pemikiran. Pertanyaannya, siapa? Dimana? Bagaimana merumuskannya?" tuturnya.


Baca Juga : KH. Muhammad Rusdi Wahid : Pendiri Pesantren Raudhatul Ulum I Meranti

 

Selain itu, kata Jazilul, PMII juga diharapkan dapat bergerak dan turut berkontribusi dalam melakukan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

 

"Memastikan sudahkah perekonomian nasional mensejahterakan masyarakat?. Pemerataan pembangunan harus terjadi bukan hanya pertumbuhan saja," imbuhnya.

 

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwa PMII juga harus dapat melaksanakan pilar keempat, yaitu pemantapan dan pengelolaan kepemimpinan. Salah satunya dengan cara mengajak orang-orang sekitar untuk mencintai dan menggunakan produk buatan Indonesia. Demikian juga turut mendorong dalam memperkenalkan produk buatan Indonesia.

 

"Kita berbicara Indonesia emas, tapi tanpa kedaulatan pangan?. Produk negara lain yang kita banggakan. Mana ketahanan nasionalnya?" celetuknya.

 

Membawa Pencerahan Bagi Masyarakat

 

Terakhir Jazuli mengatakan bahwa seluruh Dosen berlatar belakang aktivis PMII harus menjadi seseorang yang hadir untuk membawa pencerahan di tengah masyarakat. Bukan hanya sekedar bergerak dalam mentransfer ilmu pengetahuan semata.

 

"Harus menjadi rausan fikr. Intelektual yang tidak hanya mengajar, melainkan juga harus mencerahkan masyarakat. Harus memancarkan cahaya. Hingga masyarakat cerdas dan terjadi loncatan. Sebab, jika tidak sekarang, kapan?. Kalo tidak kita, siapa lagi?. Menyongsong Indonesia emas harus seperti itu," ujarnya.

 

Ia juga memberi dorongan kepada PMII untuk selalu menjadi pemimpin yang berada di garda terdepan dalam segala hal. Bahkan, PMII juga harus bergerak untuk terus berkarya.

 

"Pilpres 2024 harus PMII yang memimpin. Agar ada pembaharu. Kita bukan hanya menjadi penonton. Tapi juga yang mendesain. Dan kita juga yang memimpin," pungkasnya.

 

Muktamar Pemikiran Dosen PMII terselenggara secara online dan offline dengan tetap di bawah penerapan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Dengan jumlah peserta sebanyak 745 yang mengikuti secara live streaming di kanal Youtube TV 9 Nusantara.

 

Selain Wakil Ketua MPR RI, muktamar kali ini turut mengundang pembicara lainnya, seperti Ida Fauziyah Menteri Tenaga Kerja RI, Bambang Brodjonegoro Menristek RI, Abdul Halim Iskandar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Prof. Dr. Abdul Halim Soebahar Direktur Pascasarjana UIN KHAS Jember, Dr Sony HB Harmadi Bapenas. (Nin)