(Sumber : www.nursyamcentre.com)

Asosiasi Dosen Pergerakan untuk Indonesia (Bagian Dua)

Opini

Sungguh di luar perkiraan, bahwa banyak dosen PMII yang akhirnya menjadi pimpinan perguruan tinggi, baika negeri maupun swasta, PTN atau PTKIN. Sungguh tidak terbayangkan pada masa Orde Baru, bahwa ada  sangat banyak dosen PMII yang bisa mendapatkan peluang untuk memperoleh gelar doctor dari dalam maupun luar negeri, bahkan bisa menjadi professor. Di masa lalu betapa sulitnya akses tersebut, tetapi begitu peluang terbuka, maka akhirnya bisa dilihat betapa suksesnya sahabat PMII untuk memasuki jenjang Pendidikan dan karir yang lebih tinggi. Ada dinamika vertical bagi para dosen PMII yang dulu dianggap sebelah mata, dan akhirnya bisa memperoleh peluang untuk mengabdi kepada negara lewat pendidikan.

  

Jumlah dosen yang memiliki pengabdian kepada PMII tentu sudah sangat banyak. Diperlukan pendataan yang akurat, tetapi tidak kurang dari 400 orang. Baik yang bergelar professor atau doktor. Di masa Orde Baru tidak bisa dibayangkan bahwa akan terjadi dinamika jumlah dan kualitas aktivis PMII yang menjadi dosen. Banyak pintu yang tertutup untuk mengembangkan potensi terserak dosen PMII. Dinamika itu sebuah keniscayaan, maka hukum keniscayaan itu akhirnya dapat menjebol sekat-sekat kuat di berbagai segmen kehidupan. Hukum mobilitas vertikal juga tidak bisa ditahan, maka akhirnya banyak dosen PMII di berbagai institusi pendidikan yang bisa memasuki jenjang kualitas yang sangat layak untuk menjadi guru besar dan doctor.

  

Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) tentu bisa diharapkan untuk menjadi wadah bagi proses pendewasaan dan pengembangan dosen PMII yang sedang melakukan pengabdian dalam berbagai institusi pendidikan. Oleh karena itu, di dalam forum temu muka melalui zoom meeting, Jum’at, 5/11/21, telah digagas beberapa peran penting dari ADP, khususnya Dewan Pakar ADP. Melalui forum tersebut akhirnya bisa dicatat beberapa hal yang harus menjadi acuan atau  pedoman dalam kerangka menata pemikiran, gagasan dan ide terkait dengan misi Dewan Pakar ADP. 

  

Ada dua rumah besar yang diharapkan menjadi wadah persemaian pemikiran, gagasan dan praksis tentang ADP. Pertama, rumah gagasan konseptual-akademik. Di dalam rumah ini, maka segala hal yang terkait dengan pemikiran konseptual dan akademik akan digodok, misalnya tentang isu-isu kekinian. ADP harus merespon terhadap isu-isu kekinian dalam konteks responsi-kritis atau responsi-konstruktif. ADP harus menyuarakan kepentingannya dalam relasi negara dan civil society dalam konteks pengembangan ekonomi, politik, kebudayaan dan keagamaan, serta hal-hal lainnya. Misalnya di kala NU punya hajad untuk Mu’tamar dalam proses pemilihan pimpinan, maka ADP harus bersuara. Tidak dalam konteks siapa yang dipilihnya tetapi kriteria yang relevan dengan kepemimpinan NU di era VUCA, Revolusi Industri 4.0, generasi milenial dan tantangan umat yang lebih kompleks. ADP harus berpikir etis-konseptual bukan praktis-politis dalam menyikapi isu-isu kekinian. Jika ada pemihakan tentu pemihakan individu dan bukan pemihakan institusional. 

  

Kemudian yang tidak kalah penting adalah pengembangan pembelajaran, riset dan pengabdian masyarakat. ADP juga harus terlibat di dalam pemikiran tentang penguatan program konvergensi tri darma pendidikan tinggi. Bagaimana pemaduan antara pembelajaran, riset dan pengabdian masyarakat harus diupayakan. Hal ini untuk kepentingan MBKM yang memang relevan dengan realitas dewasa ini. Diperlukan support dari para dosen yang tergabung dalam ADP untuk pengembangan institusi, penguatan SDM dan Sarana/prasarana, khususnya dalam kerangka mengembangkan smart campus. Para dosen PMII harus terlibat dalam gagasan, pemikiran dan sumbang ide untuk kepentingan tersebut.

  

Kedua, rumah gagasan praksis-kebijakan. Di dalam konteks tersebut akan diperlukan pemetaan potensi dosen PMII. Dengan jumlah dosen yang relative banyak maka tentunya masing-masing memiliki potensi untuk dikembangkan. ADP bisa menjadi wahana bagi persemaian dan pengembangan para dosen untuk aktualisasi diri. Termasuk yang juga penting adalah terlibat di dalam pengawasan perumusan regulasi baik di tingkat nasional maupun regional. Kebijakan pemerintah tentu perlu mendapat kritikan atau masukan baik dalam penyusunan maupun dalam implementasinya. Maka ADP akan menjadi partner kontributif dalam hal ini. Jumlah dosen yang memadai dengan home base yang tersebar di dunia, misalnya di Australia, Eropa, Amerika, Timur Tengah dan bahkan di Afrika tentu bisa membangun network. Jejaring pada era kolaborasi ini sangat penting. Siapa yang memiliki jejaring hebat, maka juga akan menghasilkan produktivitas yang hebat.  Makanya jejaring dalam kelembagaan pendidikan tinggi harus diaransir dengan kuat dalam kerangka untuk pengembangan yang lebih luas. Pada era revolusi industry 4.0, maka kolaborasi menjadi kata kunci dalam banyak aktivitas kehidupan termasuk kehidupan perguruan tinggi.

  

Dosen PMII yang tersebar di berbagai PT, baik dalam dan luar negeri harus mensupport pimpinan PT terutama yang menjadi bagian dari ADP. Jangan dibiarkan para pimpinan tersebut berada di dalam kesunyian di tengah keramaian. Mereka harus disupport dengan gagasan-gagasan segar untuk pengembangan PT terutama di dalam menghadapi VUCA dan revolusi industry 4.0. mereka membutuhkan asupan segar untuk terus berkembang di tengah tantangan kampus yang semakin komplek.

  

Tidak kalah penting juga kita sedang menghadapi generasi rebahan, generasi IT. Makanya diperlukan sinergi untuk merumuskan bagaimana program pengkaderan bagi mereka ini. Generasi rebahan dengan segala atributnya harus didekati dengan pengkaderan yang berbeda dengan sistem pengkaderan masa lalu yang konvensional. Harus dirumuskan sistem baru pengkaderan berbasis pada system digital. Harus dipersiapkan agar PMII tidak ketinggalan zaman yang perubahannya sedemikian cepat.

  

Berbagai gagasan dari rumah gagasan akademis maupun rumah gagasan praksis ini tentu harus disampaikan kepada yang dianggap relevan, misalnya kepada pemerintah, kepada PBNU beserta lembaga otonominya, kepada PBPMII, kemenag dan kementerian terkait, kepada para pengambil kebijakan dan para pimpinan organisasi sosial, politik dan keagamaan. Hanya dengan cara-cara yang beradab ini, maka ADP akan dikenal tidak hanya sebagai kumpulan yang tanpa makna akan tetapi sungguh merupakan kumpulan orang hebat yang diperhitungkan potensi dan kontribusinya.

  

Wallahu a’lam bi al shawab.