Friendly Leadership: Renungan Kepemimpinan
OpiniKala saya menulis renungan dan pengalaman dalam dunia managemen dengan kepemimpinan sebagai ruhnya, nyaris tidak terbayang bahwa buku ini mendapatkan apresiasi yang sangat memadai dari dunia manajemen dan kepemimpinan. Tentu sebuah kebanggaan sebagai seorang tenaga pendidik. Sebuah kebanggaan, semoga bukan kesombongan, bahwa terdapat apresiasi dari dunia akademis atas buku yang ditulis tersebut. Buku Friendly Leadership telah menjadi perbincangan dalam dunia ilmu pengetahuan dalam cabang ilmu manajemen.
Meskipun saya bukan ahli dalam bidang manajemen sebagai ilmu pengetahuan, tetapi sekurang-kurangnya pernah belajar manajemen praktis dalam Tata Kelola Pendidikan Tinggi di Mc-Gill University, tahun 2006, selama sebulan. Selain itu juga pernah terlibat di dalam pelatihan Total Quality Management (TQM) dan Manajemen Qalbu atau Manajemen Berbasis Hati. Lalu saya juga pernah terlibat di dalam Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (diklatpim) yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) selama 10 pekan pada tahun 2010.
Selain itu, saya juga mendapatkan karunia yang tidak terhingga dengan dipercaya untuk menjadi pimpinan pada institusi pendidikan tinggi, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Rektor IAIN Sunan Ampel, lalu jabatan sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Islam, dan kemudian sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama. Akumulasi pengalaman itulah yang menjadi basis di dalam penulisan buku Friendly Leadership: Kepemimpinan Sebagai Roh Manajemen yang ada di tangan pembaca.
Saya tentu berterima kasih yang sedemikian besar kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo yang memberikan amanah untuk jabatan-jabatan dimaksud. Tentu juga terima kasih tidak terhingga kepada Menteri Agama, DR. Suryadharma Ali, dan Menteri Agama DR. Lukman Hakim Saifuddin, atas kepercayaannya untuk membantunya dalam tugas-tugas utama pada Kementerian Agama. Mereka semua adalah washilah Tuhan atas amanah yang diberikan kepada saya. Buku ini merupakan akumulasi atas pengalaman dan perenungan tentang dunia managemen dan kepemimpinan yang sarat dengan dinamika dan perubahan.
Saya ingin berbagi bagaimana respon institusi pendidikan tinggi dalam dunia media social atas buku Friendly Leadership: Kepemimpinan Sebagai Roh Manajemen. Di antara yang memberikan komen dan respon adalah: https://cart.myinspiring.store/page/friendly-leadership. Saya sungguh mengapresiasi atas informasi yang sedemikian lengkap dari media social ini. Berisi ulasan dan apresiasi atas buku Friendly Leadership yang dinyatakannya sebagai buku best seller. Di antara universitas yang memberikan akses atas buku dimaksud adalah Universitas Muhammadiyah Metro dalam https://libummetro.ac.id, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang dalam https://digilib.unikama.ac.id, Universitas Bengkulu dalam https://lib.unib.ac.id, Universitas Kadiri dalam https://perpus.unik-kediri.ac.id, Perpustakaan Unika Widya Karya Malang dalam https://digilib.ukwk.ac.id, UIN KHAS Jember dalam https://opac.uinkhas.ac.id, Universitas Wahid Hasyim dalam https://lib.unwahas.ac.id, Universitas Muhammadiyah Kudus dalam https://opac.umku.ac.id, Universitas Bina Bangsa dalam https://slim.binabangsa.ac.id, Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung dalam https://umpri.ac.id, Perpustakaan UTP Surakarta dalam https://library.utp.ac.id, IAIN Pekalongan dalam https://103.142.62.240>perpus, Universitas Dehasen Bengkulu dalam https://perpustakaan.unived.ac.id dan UIN Sunan Ampel Surabaya dalam https://catalog.uinsa.ac.id.
Sebagai seorang dosen tentu ada rasa kebahagiaan jika karya akademis, apapun bentuknya, mendapatkan respon dari kaum akademisi maupun praktisi. Buku Friendly Leadership tersebut hadir dari tulisan berserak di blog saya nursyam.uinsby.ac.id. Artikel demi artikel tersebut ditulis sebagai “pertanggungjawaban” atas tugas pokok dan fungsi sebagai pejabat di Kementerian Agama. Jika saya tugas ke daerah atau saya memberikan pengarahan di dalam suatu kegiatan, maka apa yang saya bicarakan tersebut lalu saya tuliskan dan saya up load di blog dimaksud. Salah satu kebiasaan saya kala naik pesawat Garuda, maka saya membaca Majalah Garuda, terutama dalam tema-tema manajemen. Artikel tersebut saya foto dan kemudian saya tulis di kala senggang. Biasanya pagi ba’da shalat shubuh.
Tulisan-tulisan tersebut sesungguhnya merupakan renungan-renungan kemanusiaan atas pekerjaan yang saya kerjakan. Makanya di kala mau diterbitkan, saya berpikir keras, apa yang menarik untuk menjadi judul buku itu. Melalui perenungan juga akhirnya ketemu dengan konsep friendly leadership. Saya tidak tahu bahwa friendly leadership kemudian menjadi satu khasanah konsep di dalam dunia manajemen khususnya kepemimpinan.
Ternyata setahun sebelumnya (2017) sudah hadir buku dengan tema yang sama, yang ditulis oleh Piter Randan Bua dengan judul “Friendly Leadership: Kepemimpinan Yang Menempatkan Kemanusiaan di Atas Segalanya, Lebih Dari Tujuan Apapun”, dan juga hadir buku yang ditulis oleh Sameh Katr dengan judul “Friendly Leadership in Modern Teamwork”, yang terbit pada tahun 2018 dalam Semantic Scholar, https://www.semanticscholar.org.
Saya sungguh bersyukur bahwa buku yang dihasilkan dari renungan tentang kepemimpinan pada institusi pemerintah atau Kementerian Agama ternyata mendapatkan respon positif. Dan yang juga sungguh saya terus bersyukur karena saya masih dikaruniai kemampuan untuk menulis di dua web yang saya bina, yaitu nursyamcentre.com atau NSC dan blog nursyam.uinsby.ac.id. Inspirasi yang terus bergema di dalam diri saya adalah verba volant scripta manent. Aku menulis maka Aku ada.
Wallahu a’lam bi al shawab.