Reinkarnasi Bahasa Pegon: Tren Baru di Kalangan Santri Milenial
HorizonDi tengah derasnya arus digitalisasi dan globalisasi, siapa sangka bahasa Pegon bahasa yang dulu dianggap kuno kini kembali menggeliat di kalangan santri milenial. Dengan aksara Arab yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa, Sunda, atau Madura, Pegon kini bukan sekadar warisan sejarah, melainkan jembatan antara tradisi dan inovasi. Fenomena ini bukan hanya menarik, tetapi juga mencerminkan kebangkitan identitas budaya yang mulai diterima kembali oleh generasi muda.
Apa Itu Bahasa Pegon?
Bahasa Pegon, bagi yang belum familiar, adalah sistem penulisan bahasa lokal seperti Jawa atau Sunda, bahkan terkadang menggunakan bahasa indonesia dengan menggunakan huruf - huruf Arab. Dahulu, Pegon banyak digunakan di pesantren-pesantren Nusantara untuk mencatat berbagai pengetahuan agama dan tradisi lokal. Menggunakan aksara ini memungkinkan para ulama untuk menjelaskan ajaran Islam dengan bahasa yang lebih dekat kepada masyarakat, tanpa harus terjebak dalam bahasa Arab yang formal. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan Pegon mengalami penurunan. Kini, di tengah era digital, bahasa ini kembali mendapat tempat di hati para santri muda.
Mengapa Pegon Kembali Populer?
Kembalinya bahasa Pegon ke permukaan bukanlah tanpa alasan. Salah satu pemicunya adalah semangat generasi santri milenial untuk terhubung dengan akar tradisi intelektual pesantren. Mereka tidak hanya ingin menjadi generasi yang melek teknologi, tetapi juga generasi yang memahami warisan budaya leluhur. Pegon menjadi medium yang pas untuk merangkul kedua sisi ini.
Lebih dari itu, kebangkitan Pegon ini juga tak lepas dari dukungan para kiai dan pengasuh pesantren yang melihat pentingnya menjaga identitas keilmuan pesantren. Beberapa pesantren bahkan mengadakan lomba menulis dan membaca teks Pegon yang diikuti dengan antusiasme tinggi. Kegiatan seperti ini bukan hanya menumbuhkan kebanggaan, tetapi juga memperkenalkan kembali bahasa Pegon kepada generasi muda yang mungkin selama ini hanya tahu aksara Arab dalam konteks Al-Qur’an.
Dari Lembaran Kertas ke Layar Digital
Yang membuat kebangkitan Pegon semakin menarik adalah bagaimana bahasa ini bertransformasi ke ranah digital. Santri-santri modern kini tidak hanya belajar Pegon dari kitab-kitab tua, tetapi juga melalui aplikasi daring yang dirancang khusus untuk mempelajari aksara ini. Selain itu, mereka juga membuat konten kreatif di media sosial, mulai dari meme, puisi, hingga cerpen Pegon yang dibagikan di platform seperti Instagram dan TikTok.
Baca Juga : Ibu juga Manusia Biasa
Konten-konten ini tidak kalah menarik dibandingkan konten viral lainnya. Misalnya, ada lirik lagu populer yang diterjemahkan ke dalam bahasa Pegon atau stand-up comedy yang membahas kehidupan pesantren dengan menggunakan bahasa Jawa klasik. Bahkan, beberapa santri kreatif menggunakan Pegon untuk membuat konten tutorial memasak, daily vlogs, hingga ceramah agama dengan gaya bahasa yang segar dan relevan bagi generasi milenial.
Ternyata, Pegon bisa menjadi alat ekspresi yang multifungsi! Bayangkan, dalam satu unggahan Instagram atau TikTok, seseorang bisa menggabungkan elemen sejarah, agama, dan hiburan sekaligus. Ini menunjukkan bahwa Pegon tidak hanya dipertahankan, tetapi juga diperbarui dan diperluas maknanya oleh generasi muda.
Menghidupkan Pegon untuk Mempertahankan Tradisi
Revitalisasi bahasa Pegon bukan sekadar upaya mempertahankan tradisi. Ini adalah cara bagi santri milenial untuk menunjukkan bahwa mereka bisa relevan dengan dunia modern tanpa harus meninggalkan akar budaya mereka. Menguasai Pegon berarti memahami sejarah dan filosofi yang terkandung di dalamnya, sekaligus menambah dimensi baru dalam identitas keislaman dan keindonesiaan mereka.
Tak hanya di dalam negeri, minat terhadap bahasa Pegon juga mulai merambah ke luar negeri. Beberapa universitas di Eropa dan Amerika mulai mempelajari Pegon sebagai bagian dari kajian Islam Nusantara. Ini membuktikan bahwa apa yang kita anggap “tradisional” sebenarnya memiliki daya tarik global yang besar.
Menariknya lagi, beberapa karya literasi klasik Nusantara yang ditulis dalam bahasa Pegon kini mulai diterjemahkan ke berbagai bahasa asing. Ini membuka peluang besar bagi khazanah keilmuan Islam Nusantara untuk dikenal lebih luas di kancah internasional. Bayangkan, tulisan seorang kiai kampung di abad ke-18 yang mencatat pemikiran filsafat dan tasawuf dalam Pegon kini bisa dibaca oleh mahasiswa di Harvard atau Oxford!
Masa Depan Bahasa Pegon
Dengan antusiasme yang begitu tinggi, bahasa Pegon berpotensi menjadi salah satu identitas budaya santri yang unik di masa depan. Kita mungkin akan melihat lebih banyak karya seni, konten digital, dan literatur yang menggunakan Pegon. Bayangkan, novel grafis atau komik digital yang ceritanya ditulis dalam aksara Pegon, atau bahkan game edukatif yang mengajarkan bahasa ini dengan cara yang menyenangkan.
Jika saat ini banyak anak muda yang belajar bahasa asing untuk membuka pintu karier global, santri yang menguasai Pegon bisa membuka pintu ke dunia yang tak kalah luas—dunia tradisi, spiritualitas, dan intelektualitas Nusantara. Menguasai Pegon berarti ikut menjaga salah satu warisan terbesar peradaban Islam Nusantara, dan sekaligus memperkenalkannya kepada dunia.
Mengapa Kita Harus Peduli?
Jika kita ingin melihat keberagaman budaya dan intelektual bangsa ini tetap hidup, kita harus merangkul bahasa-bahasa lokal seperti Pegon. Ini bukan sekadar soal menjaga tradisi, tetapi juga tentang merayakan identitas kita yang kaya dan unik. Dengan memahami dan menguasai Pegon, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih berwarna dan bermakna.
Bayangkan jika suatu hari Pegon tidak lagi sekadar dipelajari di pesantren, tetapi juga menjadi bagian dari kurikulum sekolah, atau bahkan menjadi tema besar dalam festival budaya internasional. Mungkin ini terdengar utopis, tetapi dengan semangat yang terus berkobar, bukan tidak mungkin Pegon akan menjadi bahasa ‘baru’ yang membawa pesan-pesan lama yang tetap relevan.
Jadi, Siapkah Anda Menjadi Bagian dari Kebangkitan Bahasa Pegon?
Ayo, jangan ragu untuk mulai belajar bahasa Pegon! Siapkan dirimu untuk menjelajahi dunia aksara yang unik ini. Siapa tahu, dengan menguasai Pegon, kamu bisa ikut memperkaya khazanah budaya bangsa ini dan, tentu saja, membuat dirimu tampil beda dan lebih keren di mata teman-temanmu! Mari kita bersama-sama merawat dan menghidupkan kembali warisan budaya ini. Karena siapa tahu, di masa depan, aksara Pegon yang terlihat rumit ini justru bisa menjadi bahasa pergaulan baru yang penuh makna dan pesona!